fifteen, something just like this.

7.7K 1K 183
                                    

jeongin duduk di dalam mobil hyunjin  sambil meminum susu kotaknya. matanya menatap keluar jendela, menunggu pacarnya yang sedang menyelesaikan pembayaran untuk penginapan mereka itu.

hyunjin kembali lalu masuk ke dalam mobilnya sambil tersenyum, “ayo pulaaaang.” katanya sembari melajukan mobilnya untuk kembali ke manchester.

selama dalam perjalanan, jeongin sesekali mengganggu hyunjin. entah itu mengecup pipinya, mengajaknya mengobrol, atau dengan sengaja menggeletiki pria itu.

“heh udah, macet ini bahaya.” larang hyunjin ketika jeongin menusuk-nusuk pipinya dengan sedotan.

akhirnya jeongin diam sambil tertawa kecil dan memainkan handphonenya. ia membuka aplikasi instagramnya dan mengecek satu notifikasi yang baru saja masuk.

kimhyunjin followed you.

jeongin mengerinyitkan keningnya, siapa wanita cantik bernama sama dengan hyunjin yang baru saja mengikuti akun instagramnya?

“kak? who is kim hyunjin? she has same name with you.” kata jeongin sembari menatap hyunjin di sebelahnya.

hyunjin langsung menghadap ke arah jeongin, agak terkejut dengan nama yang baru saja ditanyakan jeongin. “she's my childhood friend.” jawabnya.

“kok namanya bisa sama?”

“mama bilang kalau mama kim sama dia temenan, then mereka jadi janjian anaknya punya nama sama.”

jeongin hanya menganggukkan kepalanya lalu mengecek lagi instagramnya. ia membuka profile perempuan bernama kim hyunjin itu lalu melihat satu persatu fotonya. sampai ia menemukan satu foto yang entah mengapa membuatnya sedikit cemburu.

laki-laki imut itu langsung menutup aplikasi tersebut lalu me-lock handphonenya dan beralih memejamkan mata.








••••••










sesampainya di manchester, jeongin langsung turun sembari menunggu hyunjin menurunkan kopernya dan menutup pintu bagasinya. “kakak mau tidur dimana?” tanya jeongin.

hyunjin menatap mobil kakak iparnya yang terparkir sempurna di garasi rumahnya, “rumahmu aja lah. males.” jawabnya.

jeongin tertawa pelan lalu mengecup bibir tebal hyunjin dan menarik kopernya ke arah rumahnya sendiri diikuti hyunjin di belakangnya. tangannya membuka pintu rumah itu dan mereka berdua masuk ke dalamnya.

hyunjin menghempaskan tubuhnya ke atas sofa, sementara jeongin langsung melipir menuju dapurnya. mengecek kulkas dan laci-laci di kitchen-setnya. jika saja ada bahan makanan yang masih layak digunakan karena beberapa hari ia tinggalkan.

“kaaak, mau makan gak?” tanya jeongin sembari berteriak ke arah hyunjin yang berada di ruang tv.

“mauu.”

jeongin tertawa pelan dan memulai kegiatan masak memasaknya. walaupun ia lelah, tapi rasa lelahnya tentu kalah dengan rasa laparnya.

saat jeongin sedang sibuk memasak, hyunjin menghampirinya dan memeluknya dari belakang. mencium tengkuknya dan beralih ke lehernya.

“kak, awaaas.” kata jeongin sembari mendorong kepala hyunjin menjauh.

hyunjin tertawa pelan lalu menjauh dari jeongin dan duduk di atas meja, menatap laki-lako mungil yang tengah memasak itu. “kamu gak capek, hm?” tanyanya.

jeongin menggeleng, “nggak kok.”

hyunjin lagi-lagi memeluknya dari belakang dan mematikan kompor jeongin, “aku gak mau makan.” bisiknya.

“eh loh terus?”

“mau kamu aja.”

jeongin menggeleng, mendorong hyunjin menjauh, “gak, duduk yang manis, bentar lagi aku selesai masak. gak usah bawel, gak usah rewel.”omelnya.

hyunjin mengerucutkan bibirnya, “yaudah cium dulu biar aku diem.”

“gak.”

“sayaaaaang.”

“diem atau spatulanya aku lempar ke kakak?”

hyunjin otomatis diam.  jeongin tertawa lalu menyalakan lagi kompornya dan lanjut memasak. sementara hyunjin di atas meja duduk sembari memikirkan ide-ide iseng yang muncul di otaknya.

“maaa!” panggil hyunjin dengan nada sok imutnya. membuat jeongin langsung membalikkan badannya.

“mamaaa unjin lapeeer.” ucapnya lagi sembari mengerucutkan bibirnya dan bertingkah layaknya anak-anak.

“ngapain sih kak, ih.”

“mamaaaa~”

pertahanan jeongin runtuh sudah, ia menangkup pipi hyunjin dan mengecup bibir tebal itu sembari tersenyum. “udah ya shh, diem, jangan berisik.” katanya.

hyunjin tersenyum, jeongin melanjutkan masakannya. hyunjin turun dari atas meja dan memeluk jeongin dari belakang sembari berbisik, “thankyou for being here with me.”

jeongin hanya mengangguk dan melanjutkan masakannya yang untung saja tidak gagal dalam keadaan kepala hyunjin bertengger di bahunya, sesekali mengecup lehernya.

jauh di dalam hatinya, jeongin berharap bahwa semua kebahagiaan ini tidak akan hilang dalam waktu dekat.

ㅡㅡ
hMmM
apa ya apa

FOOLS.Where stories live. Discover now