twenty four, you can cry

5.3K 888 84
                                    

hai, ada yang kangen?
udah pada bosen ya nunggunya?

jeongin tengah melipat bajunya di depan tvnya yang menayangkan we bare bears. tangannya dengan telaten merapikan semua baju-baju itu walaupun matanya tak lepas dari tayangan anak-anak usia 10 tahun itu. sesekali ia meraih gelas berisikan susu coklat dingin di atas meja kecil dan meminumnya.

hyunjin menuruni tangga, rapih dengan jaket denimnya juga sebuah buku di tangannya. jeongin mengalihkan pandangannya, menatap hyunjin sembari tersenyum manis.

pria itu berjalan menghampirinya, mengelus rambutnya dan mencium pipi. “kamu gapapa kan, kakak tinggal sebentar?” tanya hyunjin.

laki-laki berbehel itu mengangguk, “gapapa, kok! aku udah telpon hwall sama daehwi juga ajak ke sini buat nemenin hehehe.” balasnya sembari tersenyum lucu.

hyunjin gemas, mengecup bibir mungil itu. “jangan lupa kunci pintu belakang ya, sayang. aku pergi dulu.” ucap hyunjin sembari melangkah keluar dari rumah kecil itu dan menghilang dengan motornya.

jeongin tersenyum, kembali melanjutkan tontonannya dan melipat baju-bajunya. jauh di dalam hatinya, ia bersyukur sekali bisa memiliki hyunjin di sisinya untuk saat ini.

pria mungil itu sibuk dengan dunia, melupakan fakta bahwa seseorang sejak tadi sudah memperhatikannya dari luar. seolah menunggu saat yang tepat untuk muncul. ia menatap laki-laki bermarga yang itu tengah melangkah menuju dapurnya, sembari membawa sebuah gelas kotor ke belakang sana.

kim seungmin membuka pintu utama tersebut, menutupnya dan menimbulkan suara pintu tertutup. membuat jeongin di belakang sana sedikit terkejut, melirik ke arah ruang tv yang kosong di sana dan kembali sibuk pada minuman coklatnya.

kakinya melangkah mendekat, seungmin dengan cepat menutup bibir mungil jeongin dengan tangannya dan menahan rontaan si mungil. “diem.” ucapnya dengan tegas.

jeongin menggeleng, masih terus meronta. “shut up or i'll kill you.” ucapnya.

yang lebih muda menggeleng, menahan tangisannya sembari terus berdoa hyunjin segera datang. ia terus menggerakkan tubuhnya, berusaha melepas pelukan seungmin dan melepaskan tangan pria itu dari mulutnya.

pintu utama terbuka lebar, menimbulkan suara hempasan yang cukup keras. seungmin menyeringai ketika melihat hyunjin di sana dengan minho dan jisung di belakangnya. menatap seungmin dengan tatapan marahnya.

“lepasin dia or i'll shoot you.” ucap hyunjin sembari mengeluarkan sebuah pistol ke arah seungmin.

seungmin tertawa sarkas, merogoh sakunya dan mengambil sebuah pisau kecil. “shoot me and i'll kill him too.” balasnya sembari mengarahkan pisau itu kepada jeongin.

jeongin sudah menangis, menggelengkan kepalanya takut. segala hal sudah ia lakukan agar terlepas. namun nihil, seungmin jauh lebih kuat darinya.

“lepasin dia.” ucap hyunjin tegas sekali lagi.

laki-laki berpipi tembam itu menyeringai lagi, menggoreskan pisau tersebut pada pipi jeongin. membuat sang empunya meringis kesakitan ketika benda tajam itu merobek kulitnya, menghasilkan tetesan darah yang tidak bisa dibilang sedikit. memang, goresannya tidak dalam. tapi itu benar-benar menyakitkan.

minho menahan bahu hyunjin yang hampir saja menembak seungmin saat itu,
what do you want, seungmin?” tanya minho.

jisung di belakang sana hanya menggigit jarinya, menahan tangisannya. ia tak berani melawan, apalagi maju untuk menyelamatkan sahabatnya.

he's broken now. nah, i dont need anything. you can take him again.” ucapnya sembari melepaskan pelukannya pada tubuh jeongin dan mendorong pria mungil itu ke arah hyunjin.

seungmin tersenyum, “but remember, i havent finish yet.” ucapnya sembari meninggalkan rumah jeongin.

jisung langsung berlari menghampiri jeongin, dengan segala kekhawatirannya, ia menyuruh minho untuk mengambil kota P3K di dapur. menangkan jeongin yang tengah menangis menahan perih pada pipinya.

hyunjin marah pada dirinya sendiri, ia menyender pada dinding dan menghela nafas kecewa. menatap kekasih mungilnya yang tengah menangis menahan sakit dan takut.

“gila. seungmin bener-bener udah gila.” gumam minho sembari memberikan kotak P3K pada jisung.

hyunjin menggeleng, “gue bahkan ga tau apa yang dia mau sebenarnya.” balasnya sembari menatap jeongin di sofa.

ㅡㅡㅡ
hehe
vote di chapter
sebelumnya sedikit
sudah pada bosan, ya?

FOOLS.Where stories live. Discover now