twenty seven, you are the reason.

7.6K 726 176
                                    

entah terkena hujan dan angin apa pula, seungmin benar-benar menjauh dan menjaga jarak dengan jeongin setelah kejadian hampir sebulan yang lalu. tepatnya, ketika ia gagal menghancurkan hubungan hyunjin dan jeongin bersama nancy.

jeongin lebih tenang untuk berada di rumahnya sendirian, dan juga hyunjin merasa lebih lega untuk meninggalkannya sendirian di rumah selama ia mengurus tugas akhir semesternya.

"sayang," panggil hyunjin ketika ia baru saja membuka pintu rumahnya.

kakinya melangkah ke dalam rumah pacarnya itu. melihat jeongin tengah tertidur di sofa sembari memeluk sebuah boneka. hyunjin tersenyum kecil, menghampiri laki-laki mungil nan tengah tertidur itu lalu mengelus rambutnya pelan.

"hei bangun." bisiknya sembari terus-terusan mengganggu yang lebih muda.

jeongin mengerang pelan, lalu membuka matanya pelan dengan bibir mengerucut. "ih kakak, aku ngantuk." balasnya.

hyunjin tertawa pelan, membawa tubuh mungil itu ke dalam pelukannya dan mencium seluruh inci dari wajah lucu yang masih merajuk itu. "udah sore. bangun, kakak ada kabar baik." kata hyunjin sembari mengecup kedua mata tersebut.

yang lebih muda membuka matanya, lalu mengecup bibir tebal itu dan tersenyum. "ini udah bangun, ih." balasnya.

pria bermarga hwang itu mencium bibirnya, melumatnya pelan sembari menahan pinggul sempit laki-laki nan tengah duduk di pangkuannya itu. jeongin tentu saja menerima ciuman tersebut dengan senang hati.

lengannya naik untuk memainkan rambut yang lebih tua, merematnya pelan dan membalas lumatan demi lumatan yang diberikan sang kakak tingkat. hyunjin melepas ciumannya, mengecup bibirnya lagi lalu mencium pelan lehernya.

"katanya ada kabar baik?" ucap jeongin sembari mengelus rambut hitam milik sang kekasih.

hyunjin melepas ciumannya, "hehe, lupa."

"skripsi kakak diterima," sambungnya sembari menangkup wajah imut itu.

"SERIUS?!" jeongin memekik senang dengan wajah yang terlihat benar-benar menggemaskan.

"iya sayang, ngapain kakak bohong." balas hyunjin sembari mencium kening yang lebih muda lalu memeluknya erat.

"aaaaa selamat!!!" ucap jeongin sembari memeluk balik hyunjin dengan sangat erat.

hyunjin mengangguk, mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil itu sembari terus mencium kepalanya. ia terdiam sebentar, berusaha memikirkan apakah ini saat yang tepat.

ia melepas pelukan tersebut, lagi-lagi mengecup bibirnya. “baby,” panggilnya.

“hm?”

“berarti sekarang kakak udah bisa milikin kamu seutuhnya kan?” ucap hyunjin tiba-tiba.

dahi jeongin berkerut, bingung dengan kalimat hyunjin. “hah maksudnya kak?”

will you marry me?”






•••••






tepat pukul enam sore, mobil mewah hyunjin terparkir sempurna di rumahnya. tidak, kali ini bukan rumah kecil berisi satu kamar dan dapur sempit yang biasa mereka tempati. rumah yang ia tinggali adalah sebuah rumah luas dengan tiga kamar, dapur luas, dan kolam berenang di halaman belakang.

DADDY!” panggil seorang laki-laki kecil yang berlari dari dalam rumah bersama kakaknya.

“rui, jangan lari-lari!”

FOOLS.Onde histórias criam vida. Descubra agora