IV

26.5K 3.6K 414
                                    



Pagi ini Jaehyun tidak mendapati satu sarapan pun di meja makan. Bahkan ia harus membuat kopi paginya sendiri layaknya masa masa sebelum menikah. Sejak bangun dari tidurnya, ia tidak menemukan Taeyong dimanapun. Sepertinya laki laki itu masih marah soal ciuman mereka semalam, tapi hey! Taeyong bahkan sudah memukulnya dengan keras dan jangan lupakan lengannya yang bahkan masih memiliki bekas gigitan. Jaehyun menghela nafas, sebenarnya pertanyaan yang ia ajukan pada Taeyong kemarin tidak sepenuhnya bercanda. Jaehyun serius, tapi tidak bisa dikatakan serius juga ._.


Intinya, Jaehyun tau ada desir yang selalu aneh ketika bersama Taeyong! Desir yang sudah sangat lama tidak dirasakannya.



Pukul setengah dua, Jaehyun sedikit kecewa karena Taeyong tidak mengirimkannya makanan. Dan dia belum makan apapun sedari tadi pagi, terlalu malas untuk keluar kantor meski hanya untuk sekedar makan siang. Jaehyun menatap ponselnya frustasi, berfikir apakah ia harus menelpon Taeyong atau tidak.

"Boss, aku izin sebentar! My niece harus operasi mendadak!"

Itu Ten, yang memasang ekspresi panik. Jaehyun mengangguk.


"Ten! Kau ke rumah sakit mana?"


"AMC!"

Mendengar ini, Jaehyun seolah mendapat ide luar biasa.


"Aku ikut!"



{}



Taeyong lebih memilih makan di cafetaria rumah sakit daripada restoran karena dia terlalu malas untuk keluar. Setelah makan siang laki laki dua puluh enam tahun itu memilih kembali ke kantornya untuk sekedar tidur siang. Well, sebenarnya pekerjaan Taeyong itu sangat banyak, namun laki laki ini kelewat cerdas hingga selalu bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Dahi Taeyong berkerut ketika mendapati pintu kantornya sedikit terbuka, seingatnya ia selalu menutup pintu jika keluar.


Dan coba tebak apa yang ia temukan?


Boneka beruang besar yang mungkin sebesar dirinya tengah duduk manis di sofa kantornya, bersamaan dengan sebuket bunga mawar putih. Taeyong menghampiri boneka tersebut, tersenyum ketika merasakan bulu bulu halus boneka itu menyentuh permukaan tangannya.



Taeyong...

Maafkan aku, jangan marah lagi



Sticky notes pada mawar itu membuat satu senyuman lagi ikut mengembang dibibirnya, Jaehyun. Siapa lagi yang akan minta maaf padanya dengan cara semanis ini selain suaminya itu?.


"Suka hadiahnya?"


Taeyong menoleh, mendapati tubuh besar Jaehyun yang memasang senyum canggung kearahnya. Taeyong menghela nafas, pada akhirnya berjalan mendekati suaminya untuk memberi laki laki itu satu pelukan.

[END] Our Marriage Life (1st Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang