Special Chapter : Si Kaku Mark

15.8K 1.8K 208
                                    

Notes  : Disini Minhyung dan teman temannya udah kelas tiga SMP, mau masuk SMA.

Jeno masih sembilan tahun ya gais :')

Jung Minhyung itu kaku. Dia cukup membosankan dan lumayan irit bicara. Haechan tidak tau mengapa ia bisa menyukai laki laki sejenis Minhyung yang jelas lebih memilih bersama buku pelajaran daripada menghabiskan akhir pekan dengan berkencan. Haechan tidak tau, dan berharap selamanya tidak akan tahu, sebab baginya mencintai Minhyung itu tidak perlu alasan apapun. Haechan jatuh cinta, pada apapun yang dimiliki oleh Jung Minhyung.

Meskipun tidak pintar, Haechan berusaha belajar dengan sangat giat sebab ia ingin berada disekolah yang sama dengan Minhyung. Sekolah yang untuk berada disana kalian harus benar benar mengikuti seleksi ketat. Dan si Jung Minhyung sialan itu malah memilih kelas percepatan yang kemungkinan akan diseleksi lebih ketat lagi dari kelas reguler. Haechan memberengut dalam hati, dia tak ingin jauh dari Minhyung. Selamanya, meski kata selamanya itu tidak ada, tapi Haechan ingin untuk terus bersama Minhyung. Jadi ia belajar dengan sangat sangat rajin, mengurangi waktu tidur, dan mengikuti berbagai bimbingan belajar demi berada dikelas yang sama dengan pujaan hati. Well, Minhyung jelas tidak perlu belajar keras seperti dirinya, sebab Haechan yakin, si jenius idiot itu akan lulus dalam seleksi hanya dengan satu pejaman mata.



"Hei! Marmut! Kenapa kantung matamu punya kantung mata?"

Haechan mendengus, sore ini ia berada dikediaman Jung untuk diajari Matematika oleh Minhyung. Namun selagi pujaan hatinya itu mandi, ia ditemani Jeno yang terus terusan menatapnya sedari tadi hanya untuk melihat kantung matanya.

"Oh, ini pertanda bahwa aku sangat rajin belajar!"

Pembelaan Haechan malah ditanggapi dengan decakan kecil dari Jeno

"Rajin belajar versi kau itu pasti adalah rajin belajar versi orang orang bodoh!"

Jeno dan mulut pedasnya, Haechan berdecak, dirinya dan Jeno memang tidak akan akur dalam banyak hal.

"Lebih tepatnya itu usaha! Kerja keras!"

Jeno berdecih, ingin melempar Haechan dengan bantal sofa yang ia peluk karena si marmut itu mempelototinya kesal. Namun belum sempat bantalnya melayang, sang kakak sudah lebih dulu menahan lengannya.

"Jeno, Jaemin ingin bicara denganmu!"

Jeno yang mendengar nama Jaemin cepat cepat mengambil ponsel milik kakaknya. Bagaimana dengan ponselnya? Oh, benda itu baru saja disita ayahnya karena dia menghabiskan lima ratus ribu Won untuk membeli dan meng-update game. Selagi Jeno berbincang seru dengan Jaemin, Minhyung duduk disamping Haechan dan tersenyum kearah pemuda manis yang menjadi sahabat pertamanya itu.

"Apa Haechannie tidak capek belajar terus? Kantung matamu sampai punya kantung mata"

Haechan tau jika ada sorot cemas dari bola mata Minhyung dan itu membuatnya senang luar biasa. Namun soal kenapa kakak adik ini berucap hal yang sama membuatnya kesal juga.

"Ini hasil kerja keras tau! Salah siapa aku sampai begini!"

Haechan merengut, mempelototi Minhyung yang memasang eskpresi bingung.

"Sa-lahku?"

Si Sulung Jung itu menunjuk pada dirinya sendiri, dan Haechan menggangguk dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

"W..Wwae? kenapa jadi salahku?"

Haechan menghela napas, jadi lupa jika niat awalnya kemari adalah belajar. Tapi ini salah Minhyung yang lebih dulu bertanya!

[END] Our Marriage Life (1st Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang