XXIII

19.5K 2.3K 601
                                    

FIRST OF ALL!!! MOHON MAAF LAHIR BATHIN READERS-NIM :) 



Jaehyun dan Taeyong sepakat untuk tetap mengurus anak anak tanpa bantuan baby sitter manapun. Jadilah keduanya bergantian membawa Mark atau Jeno ketempat kerja masing masing. Soal Mark, si sulung itu lebih senang untuk dijemput dirumah haechan sebab katanya terlalu membosankan untuk ikut ayah atau ibunya ke tempat kerja. Jadilah tiap pulang bekerja, Jaehyun menjemput Taeyong setelahnya menjemput si sulung dirumah sahabat marmutnya itu. Sementara jeno, bocah manja itu lebih senang menempeli ibunya kemana mana. Dia tidak suka bersama Jaehyun, karena diwaktu senggang ayahnya akan mengerjainya dan tanpa Taeyong dia jelas akan kalah telak. Oleh sebab itu, Jung Jeno lebih gemar berkeliling rumah sakit dengan kaki mungilnya untuk mendapatkan permen dari suster ataupun sekedar bermain ayunan di taman. Tenang saja, Jeno tidak akan hilang sebab Taeyong selalu meminta bodyguard untuk menjaga anak manis itu dari jarak aman.


Hari ini adalah jadwal rutin Jung Jeno bertemu dokter gigi. Dan seperti yang sudah sudah, Jeno memilih untuk menangis dan rewel pada ibunya. Membuat Taeyong tidak bisa melakukan apa apa karena Jeno akan menempelinya seperti perangko. Jika dilepas, siap siap saja bocah itu akan menangis keras hingga suaranya habis. Taeyong mana tega. Hanya saja hari ini Taeyong harus melakukan rapat penting dengan para dokter, sangat tidak mungkin baginya untuk mangkir ataupun membawa jeno kedalam ruangan rapat. Menghela napas pelan, Taeyong mengusap air mata si bungsu dan mengecup wajah manis Jeno dengan sayang.


"Kenapa kau mirip sekali dengan ayahmu hm?"

Taeyong mencubit gemas pucuk hidung Jeno, membiarkan si bungsu memanyunkan bibirnya lucu.

"Jenooo lebih mirip sama mom! Tidak mau mirip daddy!!!"

Ah, Taeyong sampai lupa jika anak dan ayah ini adalah musuh abadi. Tapi, sekali sekali mengerjai Jeno tidak apa juga kan?

"Ah, siapa yang bilang begitu? yang mirip mom itu Markeu hyung! Dia anak baik, tidak seperti jeno, nakal... persis daddy!"

"Mommy...."

Taeyong pikir Jeno akan membalasnya, namun anak itu malah memilih untuk menangis. Ah, taeyong jadi menyesal.

"Taeyongie..."

Si pemilik nama menoleh, memasang senyum lebar kearah Johnny yang datang bersama seseorang dipelukannya.

"Hei! Jagoan, kenapa menangis?"

Jeno ikut menoleh, mendapati uncle Johnny menatap kearahnya dengan senyum yang khas.

"uncle, itu siapa?"

Namun fokusnya lebih tertuju pada anak manis yang ada digendongan Uncle Johnny yang kini menyembunyikan wajahnya dibahu sang ayah malu malu.

"Ini, Seo Jaemin. Anaknya uncle, Jaeminnie, ini Jeno... anaknya Uncle Taeyong"

Jeno dan Jaemin bertatapan sebentar, keturunan Jung itu lantas menghapus air matanya lalu mengajak Jaemin untuk berjabat tangan.

"Hai! Aku Jung Jeno. senang berkenalan denganmu, cantik"

Taeyong menatap anaknya horror, sementara Johnny? Dia jelas sudah mengenal perangai anak dari cinta pertamanya ini dengan sangat. Hanya saja, Jaemin bereaksi berbeda. Pipinya memerah dan dia malu sekali, alih alih menatap kearah Jeno, ia malah kembali menyembunyikan wajahnya dibahu sang ayah.


Johnny tau jika anak tunggalnya sangat menyukai teman baru. Apalagi ini akan menjadi teman sebaya pertamanya semenjak ia kembali ke korea. Ya, dua tahun ini Na Jaemin yang telah menjadi Seo Jaemin itu menghabiskan waktunya di Amerika untuk berobat hingga dia akhirnya benar benar pulih. Biasanya Jaemin akan diurus oleh seorang baby sitter jika Ten dan Johnny bekerja, namun karena pengasuhnya itu harus mengurus anaknya yang sakit, kemudian Ten yang mendadak berangkat ke Shanghai, menyebabkan Johnny tidak ada pilihan lain selain membawa Jaemin ikut dengannya.

[END] Our Marriage Life (1st Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang