XXIX

14.4K 1.9K 88
                                    

"TIDAK! AKU TIDAK MAU ADIK!"

Jaehyun dan Taeyong menoleh kearah Jeno yang berteriak, sementara di lain sisi Mark tampak sependapat dengan sang adik. Taeyong jelas terkejut dengan pernyataan si bungsu, namun keterdiaman Mark lebih menyiksanya. Si sulung itu mengerjapkan matanya berkali kali, mengusap air matanya agar tidak jatuh, lalu memilih untuk keluar dari ruangan Taeyong sembari membanting pintu. Jaehyun yang hendak mengejar Mark, mengurungkan niatnya saat Taeyong menahan tangannya.

"Aku tidak mau adik, Mom!"

Ucap jeno lagi dengan tatapan memelas. Ah, baik Jaehyun dan Taeyong jadi merasa bersalah kalau begini.

Dokter Zhang memasuki ruangan Taeyong, memasang senyum cerah dan mengelus rambut Jeno yang tertidur pada lengan Jaehyun. Dokter yang dulu menangani program male pregnancy itu meminta agar Jaehyun tak perlu repot repot bangkit dari duduknya, sebab kemungkinan bisa membangunkan Jeno.

"Dari wajah frustasi kalian, kuduga si bungsu tidak mau adik ya?"

"Minhyung juga begitu"

Tambah Taeyong, dia jadi memikirkan anak sulungnya yang tadi dijemput oleh ayah Jaehyun untuk menginap dikediaman Jung. Kemungkinan mertuanya itu ingin menghibur anaknya yang murung luar biasa.

"Haaah, aku juga tidak tau jika kau akan hamil lagi Taeyong. Namun dibeberapa kasus male pregnancy, memang ada kejadian hamil kedua"
Dokter Zhang menjelaskan, menatap Taeyong dan Jaehyun bergantian.

"Kita lihat kedepannya bagaimana Taeyong. Karena kehamilan pertamamu juga tidak terlalu lancar, kehamilan kedua ini bisa lebih berisiko nantinya"

Taeyong mengangguk paham, membalas kecil senyum yang diberikan dokter Zhang padanya.




Malam harinya, Taeyong kembali kerumah. Ia lebih dulu mencari putra sulungnya yang dari hasil telepon ibu mertuanya, minta diantar pulang. Meminta Jaehyun untuk mengajak Jeno tidur dikamar mereka, ibu cantik itu berjalan kearah kamar putranya. Dan benar, ia menemukan si sulung yang menggulung dirinya didalam selimut.

"Hey! Buddy!"

Mark tidak menjawab, namun Taeyong tau jika anaknya itu masih belum tidur.

"Aku minta maaf, oke? Aku juga tidak tau akan seperti ini"

"Mom tidak salah"

Taeyong menghela napas, ikut membaringkan dirinya disamping Mark. Si sulung yang memang lemah pada ibunya ini, memutar posisi, lantas menyamankan dirinya pada pelukan Taeyong.

"Maafkan adik bayi, ya?"

Mark menatap Taeyong, meletakkan tangannya diperut rata sang ibu dengan tatapan cemas.

"Aku hanya tidak ingin mom sakit seperti dulu. Aku tidak ingin lagi melihat mom seperti malam itu, tidak untuk yang kedua kalinya mom"

Minhyung berucap pelan, memorinya berbalik pada kejadian dimana saat Taeyong tengah hamil sang adik, Jung Jeno. malam dimana Taeyong mengalami pendarahan hebat dan koma beberapa hari. Mark trauma dengan itu semua.

"Aku janji, kali ini semuanya akan baik baik saja. Kau tak perlu khawatir, minhyungieee"

Taeyong berucap lembut, mengecup dahi putra sulungnya sayang.

"I love you mom"

"I love you more, darling"

Malam ini ditutup denganpenuh keresahan. Taeyong juga Jaehyun yang resah pada anak anak mereka, Markyang resah pada kehadiran adik baru yang bisa membahayakan ibunya, dan Jenoyang resah pada teralihkannya kasih sayang sang orangtua darinya.

[END] Our Marriage Life (1st Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang