19 : berantem??

880 78 2
                                    

Pulang sekolah gue nggak langsung pulang karena hari ini ada ekskul basket jam setengah empat sore, sekolah bubar jam 3, masih ada waktu 30 menit buat istirahat.

Gue pergi ke taman belakang sekolah sendirian. Dan gue duduk di kursi yang ada di taman.

"Shhh.. Sakit banget sih."
Gumam gue pelan.

"Ahk-perut gue kok nyeri banget ya." ucap gue sambil megangin perut gue yang terasa nyeri.

Ini gak pertama kali nya gue ngerasain nyeri di perut gue. Terlebih lagi saat gue lagi haid, nyeri nya menjalar ke seluruh tubuh gue sampai-sampai badan gue keram semua.

Gue cek kalender di phonsel gue.

Udah tanggal 22, tapi gue belum haid-haid juga. Udah telat seminggu ini gue. Bulan lalu gue telat 2 mingguan, kan gue takutnya ada apa-apa. Tapi untungnya pasti haid juga walaupun nggak lancar.

Ih sumpah ini perut gue kenapa tambah nyeri? Astaga badan gue mulai keram, tanpa sadar gue mulai menitikkan air mata gue.

Mau minta tolong, tapi disini jarang ada orang. Salah gue sendiri sih yang malah menyendiri disini.

"Aduuh..nyeri banget perut gue..hiks." kata gue.

"Nana, lo nggakpapa?"
Itu Guanlin yang tiba-tiba nyamperin gue dan duduk di samping gue sambil megang bahu gue.

Gue tepis tangan Guanlin.

"Gue gakpapa." ucap gue cuek.

Gue langsung usap air mata gue dan membenahkan posisi duduk gue yang sedari tadi bersandar di bangku.

"Yakin lo nggakpapa? Gue anterin balik ya?" kata Guanlin lagi.

"Gak, gak usah. Gue ada ekskul basket." jawab gue.

"Ntar gue ijinin sama Kak Chanyeol kalo lo nggak ikut esktra hari ini." ucap Guanlin.

Oh iya, btw yang ngajar ekskul basket di sekolah gue itu dari anak kelas 12, yang ngajar itu Kak Chanyeol, Kak Sehun, sama Kak Kai. Gans semua astaga:')

"Gak usah, gue mau berangkat esktra." Kata gue lagi, nolak bantuan Guanlin.

"Na, tapi lo kayaknya lagi nggak enak badannya." kata Guanlin.

"Dibilangin gue nggak kenapa-kenapa." jawab gue singkat.

"Na, serius. Gue anter pulang ya?" Guanlin nawarin lagi.

"Gak usah maksa." kata gue pelan namun penuh penekanan.

Guanlin cuma terdiam dengan sikap gue yang tiba-tiba kayak gini.

Jujur, gue lagi bt banget sama Guanlin gegara kejadian tadi.
Bisa-bisanya dia ngebela Yolanda yang udah jelas salah dan malah ngebentak gue. Hati gue sakit dibentak kayak tadi.

Sengaja aja gue diemin Guanlin.

"Lo marah sama gue ya?"
Gumam Guanlin pelan, gue cuma mengendikkan bahu.

"Lo marah sama gue gegara kejadian tadi?" tanya Guanlin lagi.

"Pikir aja sendiri." kata gue.

"Na, gue nggak ada hubungan apa-apa sama Yolanda--"

"Emang itu jadi urusan gue ya?" potong gue cepat.

"Na, gak gitu, tadi si Yolanda badannya kebentur tembok, dia jadi sakit kayaknya dan gue--"

"Lo pikir dia doang yang sakit? Gue juga korban. Lo nya aja yg nggak tahu awal kejadiannya kayak gimana." kata gue sinis ke Guanlin.

"Gue nggak mempermasalahkan kalo lo bantuin Yolanda. Gue nggak terima aja Lo main nuduh seenaknya tanpa pikir panjang." lanjut gue.

Always Lin [Lai Guanlin]Where stories live. Discover now