41 : Sena?

605 50 0
                                    

Always, Lin.

























Wajah Nana yang semula suram, kini langsung berubah menjadi berseri-seri.
Bagaimana tidak? Baru saja ia mendapat pesan dari Guanlin yang berisi bahwa dia akan segera menyelesaikan kuliahnya tahun ini dan akan menemui Nana beberapa waktu dekat sebelum Guanlin benar-benar lulus.

Yah, memang waktu terasa berjalan begitu cepat.
Nana hanya menyelesaikan kuliahnya sampai S1, dan sekarang apa yang dia impikan benar-benar terwujud.

Nana membangun sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari perumahannya. Ia mengurus cafe itu dengan telaten. Juga dengan bantuan dari orangtuanya yang selalu setia mendukung apapun keputusan Nana.

Sedangkan Guanlin, dia benar-benar melanjutkan kuliahnya sampai S2, dan akan lulus dalam waktu dekat.
Mereka berdua sungguh bahagia, karena penantian mereka selama beberapa tahun ini akan segera terbayarkan.

Mereka akan segera bersama lagi, juga mungkin akan hidup bersama jika Guanlin akan melamarnya.

Nana berharap begitu, agar mereka dapat merasakan bagaimana rasanya perjuangan hidup berdua dan berjuang bersama dalam biduk rumah tangga.

Guanlin pun berharap dia dapat segera mendapatkan pekerjaan yang mapan dan akan segera menikahi Nana.

Renjun? Dia masih melanjutkan kuliahnya sampai sekarang.
Nana terkadang bingung dengan pikiran Renjun, kenapa dia tidak segera menyelesaikan kuliahnya lalu mencari pekerjaan yang sangat layak untuk anak cerdas seperti dirinya. Padahal mudah saja bagi anak cerdas seperti Renjun untuk cepat lulus dan menjadi sarjana, namun sepertinya dia enggan dan lebih memilih untuk sering bertemu Nana dan mengunjungi cafenya.

"Heh! Kenapa senyum sendiri? Kesambet Lo?" Renjun membuyarkan lamunan Nana.

"Gue lagi seneng banget Njun," ujar Nana dengan semangat.

"Ada apa emang?"

"Guanlin bakal lulus dalam waktu dekat, dan sebelum hari kelulusannya, dia bakal nemuin gue dulu," ujar Nana.

"Wuihh yang bener?" Nana mengangguk senang.

"Dateng nggak nanti pas Guanlin sidang?" Tanya Renjun.

Nana jadi teringat kembali saat Nana tengah sidang skripsi, Guanlin tiba-tiba datang sambil membawa sebuah buket bunga dengan coklat di dalamnya.
Dan itu sungguh membuat Nana bahagia.

"Euhm, kayaknya iya, tapi sama siapa ya? Mama sama papa nggak mungkin bisa, mereka kan sibuk." Gumam Nana.

Lalu tatapannya beralih pada Renjun.
"Lo aja yang ikut, gimana?"

"Hmmm boleh, tapi tunggu gue dapet ijin dulu," ujar Renjun.

"Sipp deh, hehe. Eh Lo nggak masuk kuliah?" Tanya Nana, karena sudah hampir 1 jam Renjun ada di cafetaria milik Nana.

"Ya ampun, hampir lupa, gue pergi dulu ya." Pamit Renjun dan Nana mengiyakan ucapan Renjun.

Lalu Nana kembali berkutat dengan alat masaknya di dapur cafe.

Sungguh kalian tidak percaya bukan? Seorang Nana yang dulu hanya mampu membuat nasi goreng saja, sekarang sudah mahir membuat berbagai macam masakan.
Chinese food buatannya pun terkenal lezat. Dan tak jarang ia mendapat pujian tentang masakannya.

***


Sementara itu, disisi lain, Guanlin tengah disibukkan dengan segala macam hal yang perlu ia siapkan sebelum hari kelulusannya.

Always Lin [Lai Guanlin]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon