side story- the bad night

747 39 3
                                    

⚠️⚠️part ini mungkin agak🔞
Jadi kepada pembaca mohon bijak menanggapi nya ya 😁







Haknyeon mengajak Sena pergi ke apartemennya. Haknyeon bilang, orangtuanya sudah menunggu mereka berdua didalam apartemennya.

Sena menurut dengan perkataan Haknyeon, mungkin akan menyenangkan jika bertemu dengan orangtua Haknyeon.

Saat masuk kedalam apartemen Haknyeon, terlihat sepi. Membuat Sena bingung.

"Nyeon? Kok sepi? Mana orangtua kamu?" Tanya Sena. Haknyeon ternyata sudah tidak ada di samping Sena.

Remang-remang terlihat cahaya temaram lilin dari arah dapur, Sena mendekat ke arah sana.

Ternyata Haknyeon sudah duduk disana dengan senyum mengembang di bibirnya.
Sena duduk di hadapan Haknyeon.

"ternyata orangtuaku belum pulang, kita rayain makan malem berdua aja, ya?" Ujar Haknyeon.

Sena mengangguk dan tersenyum, "makasih, aku nggak nyangka kalo kamu ternyata bisa bikin kejutan kecil ginian buat aku."

"Apapun biar kamu bahagia sama aku."
Ujar Haknyeon.

Lalu keduanya memakan makanan yang sudah di pesan oleh Haknyeon.
Mereka berdua makan dengan tenang.

Selesai makan malam, Haknyeon mengajak Sena menonton tv di kamarnya.

Sena duduk didekat Haknyeon.





"Aku sayang banget sama kamu, aku harap, kamu nggak akan ninggalin aku, Sen."
Ujar Haknyeon seraya membelai rambut Sena.

Sena tersenyum kecil, dalam hati ia memohon maaf kepada Haknyeon jika dirinya tidak benar-benar mencintainya.

"Aku udah percayain hati aku buat kamu. Jangan pernah buat aku kecewa." Ucap Haknyeon lagi, kali ini dengan ciuman di bahu Sena.

Badan Sena terasa sedikit panas, ada rasa panas yang aneh yang menjalar di seluruh tubuhnya. Ditambah ciuman Haknyeon baru saja, membuat semakin bergejolak rasa aneh itu.

Haknyeon mengubah posisi Sena menjadi menghadapnya, semakin mengikis jarak diantara kedua wajah mereka.

Deru nafas Haknyeon terasa panas di wajah Sena. Dengan perlahan, Haknyeon mulai mencium Sena.

Sena berusaha menolak, namun, rasa gairah yang muncul dari dalam tubuhnya lebih kuat dibandingkan penolakannya pada lelaki itu.

Sena masih enggan untuk membalas ciuman Haknyeon. Haknyeon sedikit tidak sabar. Lalu dia menggigit bibir Sena dan membuat gadis itu refleks membuka mulutnya.
Lalu Haknyeon mendapatkan akses dengan mudah.

Tangan Haknyeon dengan bebas mengusap punggung Sena yang halus dari balik kaos yang Sena pakai.
Entah bagaimana Sena tidak menolak sedikitpun dari tindakan Haknyeon padanya. Tangannya justru melingkar di leher Haknyeon.

Haknyeon semakin mencium Sena dengan panas, terlebih saat tangannya berhasil melepaskan kaitan bra milik Sena.

Namun tiba-tiba Haknyeon melepas ciumannya membuat Sena menatapnya dengan penuh pertanyaan.

"Sena, aku—"

"Don't stop it, baby." Haknyeon terkejut mendengar balasan Sena, namun sedetik kemudian dia menyunggingkan senyumnya.

Apa obat itu benar-benar bereaksi pada tubuh Sena? Batin Haknyeon.

Kemudian Haknyeon menggendong Sena untuk masuk ke dalam kamarnya.
Dan itu adalah malam yang— entahlah, bisa disebut juga penyesalan bagi Sena, tetapi, dia menikmatinya.





Always Lin [Lai Guanlin]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu