42 : shocked

653 54 0
                                    

20.00 pm

Krrringgg

Bunyi lonceng dari pintu cafe terdengar berdering, itu artinya ada pelanggan yang masuk, padahal ini sudah pukul delapan malam, dan ini waktu cafe sudah tutup. Nana lupa memberi tanda close/open pada pintu depan.

Nana melihat siluet seorang laki-laki didekat pintu cafe dari dapur.

Ia hanya menghela nafas. Apa orang itu tidak bisa membaca di papan reklame  waktu jam buka sampai jam tutup cafe, pikir Nana.

"Maaf, mas. Cafe udah tutup, Mas bisa kesini lagi besok," ujar Nana seraya menghampiri laki-laki tadi dibawah gelapnya cafe.

Laki-laki itu justru hanya diam dan malah menghampiri Nana.
Nana sedikit takut, mengingat semua karyawannya sudah pulang sejak 15 menit yang lalu dan disini hanya ada dirinya dan laki-laki itu.

Nana mundur beberapa langkah saat laki-laki tadi mendekatinya, dan semakin dekat.

Badannya sudah terpepet tembok, tangannya gusar mencari saklar lampu.

Nah.

Cklek.

Lampu menyala dan menampakkan seseorang dihadapannya.

Hatinya bergejolak melihat seseorang dihadapannya.

"Guanlin?"

Guanlin hanya diam tanpa sepatah katapun, lalu ia memeluk Nana.

"Lin, ini beneran kamu?"
Ucap Nana saat Guanlin memeluknya semakin erat.

Nana pikir, Guanlin terlihat semakin tinggi, juga semakin tampan.

"Iya, ini aku, Guanlin." Jawab Guanlin.
"Aku kangen kamu, Na." Ujarnya lagi.

Nana tersenyum tanpa sepengetahuan Guanlin, juga sedikit menitikkan air matanya karena rindu.

"Aku lebih,"

Setelah melepas rindu dengan berpelukan, mereka berdua duduk di salah satu bangku cafe.

Mereka duduk berhadapan, ada rasa canggung karena sudah lama tidak bertemu. Namun rasa bahagia lebih mendominasi.

"Aku kira kamu cuma bercanda, pas waktu kamu bilang mau kesini."
Ujar Nana.

"Aku serius, buktinya sekarang aku disini." Seru Guanlin.
Nana hanya tersenyum lebar, ia terlalu bahagia untuk saat ini.

Mereka berdua saling bertatapan mata, tangan Guanlin terulur untuk menangkup kedua pipi Nana.
Guanlin semakin mendekatkan wajahnya, membuat Nana sedikit salah tingkah.
Wajahnya sudah Semerah tomat matang.

Dalam hati ia berfikir, Guanlin pasti akan menciumnya. Ia tidak ingin orang-orang yang mungkin lewat sekitar sini menjadi salah paham saat melihatnya berciuman, jadi dia berfikir untuk....

"L-lin, pulang aja yuk, disini dingin." Nana memalingkan wajahnya.
Namun Guanlin masih menatapnya.

"Nana?" Ucap Guanlin membuat Nana harus menoleh padanya.

"Hmm?"

"Kamu mau jadi istri aku?"


Apa??

Pertanyaan macam apa ini??

Oh, maksudku..

Tentu saja aku mau, Guanlin!

"G-guanlin? Kamu serius?"

Guanlin melepaskan tangannya dan merogoh kedalam saku jaketnya.

Dia mengeluarkan sebuah kotak beludru berwarna merah.
Guanlin buka, dan terpampang lah sebuah cincin emas dengan berlian merah ditengahnya.

Always Lin [Lai Guanlin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang