epilog

1.1K 66 6
                                    

Sesekali aku melihat diriku yang lain, yang ada di cermin. Aku masih mencoba mengingatkan diriku sendiri, apakah ini mimpi atau bukan. Meskipun beberapa waktu lalu aku pernah memimpikan tentang hal ini. Rasanya masih mustahil.

Secarik kertas yang sudah selesai kutulis segera kumasukkan kedalam amplop berwarna krem, tanpa perangko.
Gemuruh dihatiku seakan beriringan dengan keramaian yang ada dibawah.

Saat ini, aku gugup, bahagia, sedih, entahlah semuanya bercampur aduk. Apakah semua orang juga merasakan hal ini saat mereka akan memulai kehidupan tahap ke tiga?

Kehidupan yang pertama adalah saat aku hidup dalam kandungan ibuku.

Kehidupan yang kedua adalah saat aku terlahir kedunia ini.

Dan, kehidupan tahap ketiga, saat aku akan hidup bersama orang lain, mengabdikan diri sepenuh hati, dengan cerita baru. Yaitu, menikah.


Aku bergegas memasukkan surat tadi kedalam laci meja saat kudengar langkah kaki seseorang mendekati kamar. Sudah ketiga kali ini mungkin.

"Na? Udah belum? Udah ditungguin, keluarga Guanlin udah Dateng loh."
Kakak ipar ku, menyembulkan kepalanya di pintu kamar.

Aku menoleh dan tersenyum, "iya, aku turun." Lalu kakak ipar ku menggandengku keluar kamar.



Astaga, yang benar saja?? Aku benar-benar masih tak percaya aku akan menikah dengan Guanlin, teman sekaligus tetangga yang sangat menyebalkan, tapi aku jatuh cinta padanya.

Apakah kehidupan kami setelah menikah akan sama atau berbeda seperti saat kami masih berpacaran? Entahlah, aku berharap kehidupan kami setelah menikah akan bahagia, dan masalah yang datang membuat kami berfikir lebih dewasa.



Saat aku menuruni anak tangga terakhir, aku melihat Guanlin. Dia tersenyum, kali ini terlihat lain. Sungguh!

Teman-teman ku pun hadir disana. Seperti Renjun, Baejin, Jihoon, Ahra dan yang lainnya. Mereka terlihat bahagia menatapku. Aku pun tak kalah bahagia karena mereka hadir disini, mereka lah yang turut hadir dalam cerita hidupku hingga aku dewasa seperti ini.

Ah, Guanlin masih saja melihat ke arahku dan tersenyum.

Senyumnya terlihat sangat tulus, menawan, dan...sangat tampan. Ah, ya dia memang tampan. Tak apa kan, memuji suami sendiri? Maaf, maksudku calon suami.

Aku duduk di sampingnya dengan perasaan gugup. Sementara dia masih tersenyum dengan percaya diri.




Air mata ini meleleh saat para saksi mengucapkan kata 'sah', setelah bapak penghulu menikahkan aku dengan Guanlin.

Aku segera mencium tangannya, suamiku, Guanlin. Dan dia menciumku.
Perutku terasa mencelos, inilah rasanya bahagia dicintai oleh orang yang benar-benar tulus mencintai dan menerimaku apa adanya setelah melihat kekuranganku?

Sejenak aku dan Guanlin saling melempar tatap, matanya berbinar, wajahnya sangat cerah dibawah sinar matahari pagi ini.

"Na, thank you for wanting to be mine forever." Ucapnya.

"You're welcome Lin, maaf dan terimakasih buat semuanya, kamu boleh bergantung padaku karena aku sekarang sudah menjadi milikmu." Jawabku.









Yah, begitulah lika-liku kehidupan, tak selamanya yang terlihat sempurna itu bahagia, seperti aku, ataupun Guanlin.

Mungkin orang memandangku hidup dengan sempurna, tapi mereka tidak menyadari jika yang sempurna itu hanya milik Tuhan, dan diriku sebagai manusia sangatlah memiliki banyak kekurangan bukan?

Terkadang, kita membutuhkan waktu untuk merenung tentang kehidupan kita. Apakah kita sudah bersyukur atau belum. Tidak ada manusia yang sengsara di dunia ini kecuali kau mau bersyukur, dan berusaha.

Jangan sombong untuk meminta doa dan pertolongan kepada Tuhan. Itu akan memudahkan segala urusanmu di dunia.

See you.
Nana & Guanlin.





-end-









Hai, teman-teman!sekali lagi Terimakasih sudah mau membaca cerita ini😭❤️
Aku gak nyangka yang baca bakal sebanyak ini, padahal dulu nulis ini iseng banget karena lagi bucin Guanlin.
Sekali lagi aku ucapkan terimakasih untuk teman-teman yang sudah mendukung cerita ini dengan membacanya, juga memberi vote 💛 maaf juga aku baru update (kalo ada yg nunggu sih hehe) maaf juga ya kalo epilognya kurang bagus:)

See you💛

See you💛

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Always Lin [Lai Guanlin]Where stories live. Discover now