4

1.3K 65 0
                                    


Author Pov

"Erlang, minggu depan ada perlombaan lagi. Siap siap, ya!" kata pak Danar sambil menunjukkan selebaran brosur. Sekarang ini adalah waktu istirahat dan saat ini Erlang berada di ruang guru.

"Karena lomba ini terdiri dari dua orang, kamu sama Andien, ya!" sambungnya.

"Iya, pak. Siap!" kata Erlang menyanggupi, karena diberitahu kapanpun Erlang bisa, bahkan pada saat h-1 pun bisa.

"Bapak sudah beritahu Andien sebelumnya. Jadi, persiapkan bersama, ya! Yang kompak! Biar bisa juara lagi seperti tahun lalu, walau tidak satu tim dengan Reza lagi." kata pak Danar.

Ini merupakan kali pertama bagi Erlang untuk satu tim bersama Andien, yang disebut-sebut sebagai saingan Erlang di klub fisika angkatannya, walaupun Erlang selalu menang telak kalau dibandingkan dengan Andien. Sebelumnya dia selalu satu tim dengan kak Reza yang telah lulus tahun ini, dan kak Rama yang lulus tahun lalu. Iya, Erlang selalu berpasangan dengan anak kelas dua belas karena kata pak Danar Erlang bisa menyamai kemampuan mereka. Untuk pertama kalinya juga Erlang satu tim dengan perempuan dalam perlombaan. Sebenarnya ada gosip yang mengatakan Andien suka dengan Erlang, tapi sampai detik ini belum respon dari Erlang. Jangan harap! Pesan dari Erlang saja untung kalau dibalas cepat, apalagi perasaan?

"Iya pak, siap!" kata Erlang.

"Kalau begitu Erlang keluar dulu, ya!" Sambungnya dan disertai anggukan oleh pak Danar. Erlang pun berbalik lalu berjalan ke luar dari ruang guru dan berniat menuju kelasnya. Di saat dia sedang berjalan menuju pintu, tiba-tiba Airin muncul dan berjalan masuk ke ruang guru. Seketika mereka berdua berpapasan dan tak sengaja mata mereka bertemu dan bertatapan selama beberapa saat, Erlang terus berjalan tanpa menghiraukan kejadian beberapa saat tadi dan kemudian menghilang setelah berbelok di koridor.

Airin Pov

Kenapa gue bisa deg-degan gini, ya? Hanya karena tatapan tadi. Gue nggak pernah rasain ginian selama gue sama Jayden ataupun mantan-mantan gue sebelumnya, sumpah! Matanya indah, aku bisa melihatnya walaupun dari balik kacamatanya. Ehh kok pake kata aku, sih. Makin hari rasanya gue makin ngawur aja, mungkin efek baru putus kemarin yah sama Jayden. Tapi, apakah benar gue suka sama tuh cowok?

"Airin! Ngapain kamu berdiri terus disitu?" panggil ibu Sri yang membuyarkan lamunan gue yang dari tadi menghadap ke pintu.

"Ehh, iya bu." kata gue yang langsung berjalan ke meja ibu Sri.

"Ada apa, bu?"

"Tugas ekonomi kamu?" tagih ibu Sri.

"Ulangan kamu?" sambungnya lagi.

"Dan kamu juga belum remedi ulangan pertama, ya!" sambungnya lagi-lagi.

"Ditambah juga banyak keluhan dari guru mata pelajaran lain tentang tugas-tugasmu yang belum tuntas." Aduh, rasanya gue seperti di serang bertubi-tubi.

"Iya, bu. Tugasnya besok, ya. Bu."

"Sudah berapa kali kamu bilang besok?" kata ibu Sri.

"Yang ini beneran bu. Airin janji, besok. Sumpah" Kata gue dengan tangan membentuk huruf V.

"Terserah kamu, yang penting besok tugas kamu selesai." kata ibu Sri dengan nada malas.

"Yeeey, makasih Bu. Ibu makin cantik aja." kata gue yang langsung menyalami ibu Sri.

"Iya." kata ibu Sri malas.

"Ehh, kamu beritahu Zalza dan Cinta. Dia juga belum remidi ulangan pertama!" perintah ibu Sri

"Oke, ibu." kata gue dengan semangat sambil belajan keluar dan menuju ke kelas.

**

[COMPLETED] My Jenius Boyfriend Where stories live. Discover now