23

920 49 0
                                    

Airin POV

Terkadang gue sering berpikir tentang hubungan gue dengan Erlang. Terkadang gue meragukann perasaan Erlang ke gue, bagaimana tidak? Dia tembak gue aja di tempat kayak gitu dengan cara yang sangat jauh dari kata romantis. Bahkan kata-katanya saja seakan-akan dia itu sedang berpidato, masih ingat kan? Dia juga jarang chat gue akhir-akhir ini, malahan semenjak kita pacaran dia chat gue makin jarang. Walaupun gue tahu Erlang itu tergolong manusia langka saat ini yang bisa hidup tanpa smartphone. Tapi, kan dia punya pacar? Dia nggak lupa, kan? Gue juga sering kepikiran mungkin dia macarin gue karena dia hanya pengin coba-coba, kan dia belum pernah pacaran? Ditambah lagi waktu dia lihat gue dirangkul sama Farel dia terlihat biasa-biasa aja, nggak ada cemburu-cemburunya sama sekali! Biasanya, kan orang cemburu kalau lihat pacarnya rangkul-rangkulan dengan cowok lain.

Yang jelas gue masih sering kepikiran. Erlang cinta gue nggak, sih?

Sebaliknya, gue sering berpikir juga mengenai perasaan gue ke Erlang. Apakah benar perasaan gue ke Erlang? Apakah gue benar-benar suka dia? Apakah gue benar-benar cinta? Apakah hanya rasa kagum saja karena dia itu pintar? Ataukah gue hanya ingin sesuatu yang beda, bosan dengan tipe cowok yang itu-itu saja? Erlang itu beda dari mantan-mantan gue sebelumnya. Ataukah hanya karena gue tertantang karena taruhan Zalza dan Cinta itu. Ehh, ternyata gue masih taruhan sama mereka berdua. Lupakan saja, biar mereka saja yang ingat sendiri. Terkadang juga gue patuh-patuh saja dengan yang ia katakan, dan sering juga permintaannya itu bukan diri gue banget.

Gue sekarang sedang berbaring di kamar gue sambil memegang hp gue dan gue lihat Andien baru saja post foto, nggak ada yang special kok di foto itu. Hanya saja caption yang dia tulis itu pasti untuk Erlang.

Fyi, Andien nge-follow instagram gue sekitar seminggu lebih yang lalu, mungkin dia mau lihat aktifitas gue. Nggak mungkin! Nggak mungkin gue bikin story sama Erlang, dan nggak mungkin juga gue upload foto bareng Erlang. Jangankan upload, gue berfoto berdua aja belum pernah. Ehh, iya! Gue belum pernah foto berdua bareng Erlang karena Erlang pada dasarnya memang nggak suka difoto, itu yang menambah keraguan gue tentang perasaan dia ke gue. Dia nggak mau orang-orang tahu hubungan gue dan Erlang, dia pernah chat gue waktu selepas pulang waktu malam dia nembak gue, dia minta gue untuk merahasiakan hubungan ini. Lagi-lagi muncul pertanyaan di kepala gue. Apakah dia malu punya pacar yang kurang pintar seperti gue? Atau, apakah dia ingin merahasiakan hubungannya agar dia bisa bebas jalan dengan semua cewek dan mengatakan hal yang sama seperti yang dia bilang ke gue? Dan asal tahu aja yah, baru gue follow back Andien gue langsung lihat storynya berisi foto Erlang dengan tambahan emoticon love. Walaupun foto itu nggak menampilkan wajahnya Erlang, gue tahu dari hoodie yang dia pakai dan sepertinya mereka berdua sedang jalan bersama.

Gue lagi mikir, apakah gue harus bertahan dengan Erlang? Atau gue minta putus aja?

Terdengar ada yang mengetuk pintu kamar gue, gue pun bangkit dari tempat tidur kemudian berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Airin, ini milik kamu, kan?" tanya wanita itu sambil membawa boks yang berisi barang-barang yang nggak pengen gue lihat lagi.

Gue terkejut melihatnya, gue sudah sembunyi itu barang rapat-rapat dan kenapa dia bawa ke sini? Perlihatin ke gue lagi!

"Kenapa lo bawa ini barang!" tanya gue dengan suara yang keras, gue benci saja lihat itu barang. Gue nggak mau lagi sedih! Gue nggak mau balik ke masa lalu gue!

"Lo tau! Gue udah sembunyi tuh barang rapat-rapat! Dan kenapa bawa ini ke hadapan gue!" kata gue dengan penuh emosi, kini gue semakin mendekat. Emosi gue semakin meningkat, dari dulu emang gue nggak pernah suka nih wanita. Ditambah lagi dia bawa barang-barang ini, nggak sengaja gue mendorong tubuhnya, dan dia terjatuh. Sial! Gue lupa nih orang hamil. Aduh! Gue harus gimana? Apalagi dia kelihatannya kesakitan.

Nggak lama kemudian papa datang. Gue nggak tahu harus ngapain! Seharusnya gue nggak ngedorong dia! Air mata gue menetes, gue ngerasa bersalah. Seharusnya gue nggak begini. Gue langsung masuk ke kamar lalu menguncinya kemudian membuang diri ke tempat tidur.

Gimana kalau dia keguguran? Gimana kalau bayinya cacat? Gue bukan pebunuh! Sambil menangis gue terus terbayang-bayang akan hal itu.

"Gue bukan pembunuh!" sambil meremas kepala gue. Gue tahu, gue bodoh sampai-sampai terlalu emosi hingga gue kelepasan ngedorongnya. Gue hanya nggak suka dia, gue hanya khilaf karena dia bawain gue barang-barang yang nggak pengen gue lihat lagi.

Mengenai barang-barang itu sebenarnya adalah foto-foto lama, piala hasil lomba gue dulu, dan barang-barang pemberian ibu. Gue sembunyiin itu baik-baik karena gue nggak pengen ingat itu semua, gue nggak pengen sedih lagi. Makanya gue sering menutupi kesedihan gue dengan jalan ke sana-sini, pacaran, belanja barang-barang.

**

Erlang POV

Akhirnya tugas bahasa Indonesia ini selesai juga. Aku pun membereskan buku-bukuku kemudian memasukkannya ke dalam tas beserta buku-buku untuk pelajaran besok.

"Sudah lama aku tidak mengirim chat ke Airin." Aku kemudian mengambil ponselku yang aku taruh di atas nakas.

Setelah aktif aku pun, notifikasi pun satu-persatu bermunculan. Tetapi, yang pertama aku buka adalah pesan dari Airin yang ternyata dari kemarin malam.

"Maafkan aku Airin. Aku baru lihat, karena akhir-akhir ini aku sedang sibuk untuk persiapan lomba, ada lomba yang akan aku ikuti hari dalam empat hari ini." itu isi balasan yang aku kirim ke Airin.

Setelah membalas pesan dari Airin, aku pun selanjutnya membalas pesan-pesan lain yang masuk. Ada dari adik kelas yang bertanya, teman kelas, atau orang iseng yang tidak aku kenal.

Setelah selesai semuanya, aku baru mengingat. Kenapa Airin belum membalas pesan, ku? Padahal biasanya dia sangat cepat membalas. Biasanya aku yang terlalu lama, bisa sampai berjam-jam atau berhari-hari mungkin.

"Mungkin dia sedang belajar, atau mungkin dia sudah tidur," pikirku. Setelah itu, aku pun juga bersiap-siap untuk tidur juga.

**

[COMPLETED] My Jenius Boyfriend Where stories live. Discover now