6

1.3K 60 0
                                    

Erlang POV

"Lang, gue nggak dapat nomor 6, nih. Kamu yang kerja, yah!" kata Andien yang tiba tiba mengalihkan fokusku yang sedang mengerjakan soal. Iya, saat ini aku dan Andien sedang berada dalam perlombaan dan sudah beberapa kali juga Andien berkata yang sama dari tadi.

"Iya, taruh saja disitu. Kerja saya nomor yang lain." kataku tanpa menoleh ke Andien karena aku fokus menyelesaikan soal ini.

Saat aku sudah menyelesaikan soal dan beralih mengerjakan nomor yang lain. Aku merasa Andien terus-terusan menatapku dari tadi, aku pun menoleh dan memberikan tatapan heran.

"Ada apa, ada yang salah?" tanyaku dengan suara yang dikecilkan, takut mengganggu peserta yang lain. Andien kenapa,yah? Kenapa dia sering begitu. Apa ada yang salah dari diriku ini?

"Ehhh, nggak ada apa-apa kok!" kata Andien dengan nada sedikit terkejut, lalu tiba-tiba menutup mulutnya karena suara yang dia keluarkan tadi lumayan keras. Sontak, peserta di dalam ruangan ini menoleh ke arahku dan Andien.

"Kerja saja yang kamu bisa." kataku dengan suara yang dipelankan.

"Iya." kata Andien yang kemudian kembali mengerjakan soal.

Setelah menyelesaikan soal tadi, aku pun mengerjakan soal yang Andien berikan tadi sekaligus mengecek jawaban milik dia. Ternyata ada beberapa nomor yang salah, aku pun mengerjakan ulang soal yang Andien jawab tadi.

"Eh, jawabanku salah, yah?" tanya Andien yang menyadari aku mengganti jawaban isian miliknya.

Aku lalu menoleh sebentar ke Andien lalu menjawab "iya" kemudian kembali mengerjakan soal.

"Maaf, yah." kata Andien dengan merasa bersalah, aku hanya menoleh sebentar lalu mengangguk kemudian kembali fokus dengan soal.

"Tidak apa-apa kok. Untung sempat dikoreksi." kataku tanpa menoleh ke dia, aku masih berfokus dengan soal ini.

Lima belas menit kemudian, waktu pengerjaan soal pun selesai, Aku dan Andien pun mengumpulkan lembaran jawaban lalu keluar dari ruangan.

**

Setelah beberapa babak berlalu, kini telah sampai ke babak final. Aku dan Andien lolos hingga ke babak final, dan di babak final ini soalnya berupa rebutan.

"Lang, aku deg-degan. Gimana nanti kalau gue nggak bisa jawab apa-apa" kata Andien.

"Tidak apa apa, tenang saja!" kataku berusaha menenangkan Andien.

Andien lalu menggenggam tanganku, dingin. Ternyata Andien benar benar deg-degan. Mungkin, ini pengalaman pertama bagi Andien menghadap lomba cepat tepat.

Karena merasa terganggu dengan Andien yang menggenggam tanganku, aku pun melepaskan genggamannya lalu berkata "nggak apa-apa, kalau kamu tahu jawabannya langsung tekan tombol saja. Kalau salah, yah nggak apa apa kok, itu biasa"

Andien tidak menjawab apa apa, iya hanya menganggukkan kepala.

"hey, semangat yah!" kata Bayu yang tiba-tiba menghampiriku dari belakang, aku pun berbalik, dan ternyata Dika dan Satria juga datang ke sini.

"Semangat, men" kata Dika.

"semangat! Gue yakin seratus persen lo pasti bisa jadi juara satu" sambung Satria.

Aku hanya tersenyum mendengarkan kata-kata dari sahabat-sahabatku itu.

"ehh, sudah mau dimulai, tuh" kata Bayu yang menunjuk ke arah panggung. Terlihat MC dan juri telah naik ke atas panggung.

"Kita sambut, peserta kita yang pertama! Syaifansyah Aditya Airlangga dan Agatha Andini Saraswati dari SMA Sebelas!" kata MC dengan semangat lalu disertai tepuk tangan dari para penonton, dan diantara semua penonton, Satria, Bayu dan Dika yang paling heboh.

[COMPLETED] My Jenius Boyfriend Where stories live. Discover now