Bagian 2 . Air

8.4K 894 9
                                    

''Nah ini gubug saya.'' Ujar Latri, ketika mereka telah sampai didepan rumah yang terbuat dari bambu.
Sangat sederhana, seperti rumah-rumah lainnya. Yang membedakan hanya ukurannya yang lebih kecil dari rumah disekitarnya.

''Mari masuk!'' Ajaknya dengan riang, seolah senang mendapatkan tamu. Meski orang itu baru dikenalnya tadi.

Ava berjalan mengikuti Latri. Gadis itu masih bingung dan terlihat linglung. Ini sangat tidak masuk akal, dan yang terpenting adalah Ava mengalaminya sendiri. Kalau teman-temannya tahu, dia bisa dicap gila.

Ava duduk di ranjang telupuh yang terbuat dari  bambu, seperti diperintahkan Latri. Sementara gadis itu sendiri kebelakang, menyimpan sayuran hasil petikannya dihutan.

Biasanya ibu Ava membeli sayuran kepasar, lah Latri mengambil sayuran dihutan? Apa gadis itu tidak takut tersesat, kehutan sendirian?

Dan ketika dia bertanya seperti itu tadi, Latri malah tertawa dan dengan menyebalkan menjawab. ''Saya sudah biasa nyi.''

''Silahkan diminum dulu,''

Ava menatap lama gelas dari bambu itu, apa dia harus minum? Apa tak apa? Maksudnya tak masalah menerima minuman dari orang yang baru dikenal?

Ava menggerakan tangannya pelan, awalnya ragu, tapi dahaganya sudah minta untuk dipuaskan, jadi sekali ini tak apa.

Lagipula, dia juga tak ada pilihan lain, dia tak mengenal siapapun disini kecuali Latri, gadis didepannya. Orang pertama yang ia temui disini, dan semoga saja dia mau dan bisa membantunya untuk kembali ketahun 2018.



***

Sabtu, 28 April 2018

Ninggalake ing Majapahit (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang