Bagian 42 . Nasihat

3.2K 320 29
                                    

Hayam Wuruk mengembuskan napas gusar, ''Maksud mbiung?'' Jujur Hayam Wuruk masih bingung dengan maksud perkataan ibunya.

Tangan Tribuana masih membelai lembut rambut putranya, yang kini tidur dipangkuannya.

''Kamu tahu, mbiung gak mungkin melarang kamu untuk jatuh hati pada gadis itu. Mbiung tak memiliki kekuasaan untuk itu.''

Mata Hayam Wuruk memandang jauh kedepan, menerawang. Yang dipikirkannya kini, bagaimana cara Ava tersenyum, terkejut, dan wajah tersipu gadis itu.

''Tapi kamu juga harus ingat kamu sudah memiliki calon permaisuri. Bayangkan bagaimana perasaannya, mengetahui rajanya jatuh cinta pada orang lain.''

Perkataan ibunya menohok hati Hayam Wuruk, apa dia sudah melupakan putri jelita itu?

Hayam Wuruk, masih ragu dengan perkataan ibunya, bukankah wanita itu tadi menghina Ava? Lalu sekarang? Tak bisa diduga.

''Itu diluar perkiraan ku, harusnya aku mengikuti saran Gajah Mada.''

''Mbiung tahu itu, coba kamu pejamkan mata lihat kemudian bayang kan kedua gadis itu. Lalu siapa yang sangat kamu sayang!''

Hening beberapa saat, Hayam Wuruk memejamkan matanya, mengikuti indruksi ibunya.

''Apa mbiung tak menyukai Ava? Karena di bukan dari kalangan kita?'' Tanya Hayam Wuruk sesaat setelah membuka mata.

Gadis itu, gadis dengan kuciran kudanya dan sebagian rambutnya yang terikat dengan benar, melambai tertiup angin. Gadis itu yang dia sayangi, gadis pertama yang membuat jantungnya menggila.

''Bukan itu, mbiung tadi hanya menguji perasaanmu. Kamu tahu, Kedudukan dan drajat seseorang tidak menentukan hatinya. Mbiung setuju jika itu membuatmu bahagia. Mungkin bisa kamu menjadikan gadis itu sebagai selir nanti.''


***

Minggu, 20 Mei 2018

Ninggalake ing Majapahit (Selesai)Where stories live. Discover now