Bagian 60 . Sadar

3.5K 279 13
                                    

Ava menglekuh pelan, matanya terbuka. Dinding putih, dan obat-obatan. Lalu disampingnya ada gadis yang menggunakan seragam sama sepertinya.

Jeni?

Tunggu, apa yang dialaminya? Pergi ke Majapahit, bertemu Hayam Wuruk, Gajah Mada, perang bubat, mimpi?

''Astaga, lo sudah sadar? Syukurlah.'' Jeni berteriak dengan girang.

''Memangnya gue kenapa?'' Ava bertanya dengan bingung, apa benar ia sudah kembali? Bagaimana bisa?

''Lo itu pingsan!'' Katanya dengan mendramatisir keadaan. ''Pingsan tiga jam,''

Pingsan tiga jam? Oh yang benar saja!

Jeni membantu Ava bersandar pada kepala bangkar itu. Kemudian memberi dan membantu Ava minum.

''Kok lo pake cincin, sih? Bukanya lo gak pernah pake, ya?''

Cincin? Tunggu---

Ava melihat tangan kirinya yang ditunjuk Jeni. Benar, disana ada cincin dengan permata biru yang indah. Cincin yang pernah dipakai Hayam Wuruk.

Ava yakin, ia tidak mungkin hanya bermimpi. Karena jika bermimpi, mana mungkin cincin Hayam Wuruk ada di tanganya.

Jadi, sekarang dia sudah benar-benar kembali? Kembali ke dunianya, dan meninggalkan Hayam Wuruk disana. Latri, ibunya, dan Majapahit. Dia telah benar-benar meninggalkan mereka semua.

Apa mereka menangisi kepergiannya? Apa mereka mengkhawatirkan keadaannya? Apa mereka baik-baik saja? Apa mereka akan melupakannya?

''Ava!'' Panggil Jeni pelan, saat melihat tatapan mata Ava yang kosong dengan air mata yang mengalir dikedua pipinya.

Ava hanya diam dengan air matanya, menangis tanpa suara. Mengabaikan pertanyaan Jeni tentang apa ada yang sakit hingga ia menangis. Ava balik memeluk Jeni dengan erat, saat gadis itu memeluknya.

Ava tak tahu, haruskah ia bahagia atau bersedih. Yang ia rasakan saat ini campur aduk.

''Hush..jangan nangis, lo bisa cerita sama gue, jangan lo tanggung sendiri. Lo sahabat gue dari massa putih biru, hingga kini. Gue ada disini.''


***

Aku pernah memilikinya, sahabat yang selalu mendengar keluh kesahku, sahabat yang selalu ada untuk mendengar semua kegilaanku akan bola. Sahabat yang berharga. Fitri dan Jeni, sahabat terbaik yang pernah ku miliki.

Biru)

Ninggalake ing Majapahit (Selesai)Where stories live. Discover now