Bagian 45 . Jemput

3.1K 302 14
                                    

Hayam Wuruk diam memandang kearah bintang yang bersinar terang, dihiasi jutaan bintang.

Bintang yang disukainya, bintang yang menjadi saksi keraguannya, bintang yang diharapnya akan membawanya pergi kemassa itu.

Pemuda itu masih berdiri dikamarnya menghadap jendela kayu yang terbuka.

Ragu, itu yang dia rasakan saat mendapat kabar jika Raja Linggabuana telah sampai dan berkemah di Lapang Bubat.

Haruskah waktu belalu secepat itu? Baru saja kemarin ia tersenyum karena tingkah konyol gadis itu. Tapi sekarang, dia yakin gadis itu kesal karenanya.

Jika saja bisa ia akan membatalkan lamaran itu. Jika saja ia tak peduli pada kerajaannya dia akan melanggar aturan, dan menjadikan gadis itu permaisurinya.

''Jagalah dia selama aku tak ada.'' Gumamnya sembari menatap bintang itu dengan sendu.

🍋🍋🍋

Beberapa kali Hayam Wuruk menarik nafas gusar. Harusnya ini berjalan dengan mudah. Harusnya dia tak perlu ragu seperti ini. Harusnya sekarang dia bahagia, karena sebentar lagi ia akan menjemput permaisurinya.

''Yang mulia!'' Panggil Gajah Mada sembari memberi hormat.

''Ada apa Paman?''

Tanpa keraguan, Gajah Mada menjawab. ''Biarkan hamba yang menjemput rombongan Padjajaran, yang mulia.'' Pintanya dengan bersungguh-sungguh.

Sejenak, Hayam Wuruk merasa ragu. Dia merasa ada yang tak beres disini.

''Suatu kehormatan untuk menjemput seseorang yang akan menjadi Ratu Majapahit dikemudian hari.''

Hayam Wuruk berpikir sejenak, tak ada salahnya dia membiarkan Gajah Mada yang melakukannya. Toh, selama ini Gajah Mada sudah banyak berkontribusi untuk Majapahit.

''Bawalah dia keMajapahit.''

***

Kamis, 24 Mei 2018

Hallo, idah lamanya ya gak up😆 UKK menyita perhatian dan konsentrasi, sumpah.

Biru:))

Ninggalake ing Majapahit (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang