Bagian 48 . Adilkah Ini Semua?

3.1K 288 22
                                    

Kepercayaan itu ibarat kaca, yang jika telah pecah, bila disatukan tidak akan utuh seperti sedia kala---akan berbekas.

Penghianatan itu akan lebih menusuk, saat pelakunya adalah orang kepercayaanmu, orang yang kau anggap berharga bagimu, orang yang telah kau anggap sebagai keluargamu sendiri.

Gajah Mada, orang yang telah dianggapnya paman itu, tega menusuknya. Berbohong pada Linggabuana, bahkan mengkhianati tanahnya sendiri.

Apa yang dirasakan Hayam Wuruk, lebih dari sekadar murka dan kecewa.

Mukanya memang merah menahan murka pada orang yang berdiri didepannya. Sorot matanya memang tajam, mengobarkan amarah yang menggelora.

Tapi, hatinya menangis. Bagaimanapun dia juga salah, andai dia tak mempercayakannya pada Gajah Mada, mungkin hasilnya tak akan seperti ini.

''Apa yang sebenarnya kau pikirkan saat itu? Hanya karena ambisimu, kau tega mengkhianati Majapahit!''

Gajah Mada tahu dia salah, dia memang pantas menerima murka dari Hayam Wuruk.  Pria paruh baya itu menunduk tak berdaya, seolah keberaniannya yang tadi bagai nyala api saat menghadapi Padjajaran langsung padam---tak berdaya.

''Pergilah! Jangan kau injakan lagi kakimu ke istanaku ini. Jika perlu pergilah dari Majapahit!''

Hayam Wuruk berbalik pergi meninggalkan Gajah Mada yang mematung. Setetes air mata jatuh dipipi Gajah Mada. Kakinya melangkah dengan pasti meninggalkan istana.

Sekarang dia bukan lagi Mahapatih yang agung. Sekarang dia bukan lagi orang yang dibangakan Majapahit. Dia bukan lagi orang kepercayaan Kerajaannya.

Sekarang dia dikenal sebagai pengkhianat.

Kebaikannya, pengabdiannya, dan kesetiannya untuk Majapahit sudah terhapus hanya karena sebuah kesalahan. Adilkah ini semua?


***

Kamis, 24 Mei 2018

Orang-orang selalu seperti itu. Banyak Gajah Mada diluar sana.

Biru:))

Ninggalake ing Majapahit (Selesai)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora