Bagian 21 . Rumput

3.9K 389 24
                                    

Ava memandang kembali punggu itu sebentar, kemudian berjalan mengikutinya dengan pelan, dengan langkah ragu-ragu.

Ava masih ingat, beberapa detik yang lalu, pemilik punggung itu berdiri tepat di depannya, berbicara dengan suara yang tegas, namun menenangkan. Belum lagi aroma tubuhnya yang menenangkan, yang membuat Ava ingin kembali menghirupnya.

Aroma rempah itu bagai candunya, Ava tak akan bosan bila harus menghirup aroma itu kembali. Tanpa sadar bibirnya menyunggingkan senyum simpul saat membayang kan sosok Hayam Wuruk.

Siapa pun tahu, jika gadis itu telah jatuh pada pesona yang pemilik negeri ini, dengan sejuta ambisi, rahasia yang selalu mengikuti setiap langkah kakinya.

''Bukan kah negeri ini sangat indah?'' Buka Hayam Wuruk saat Ava sudah berdiri didepannya dengan kepala yang menunduk.

Terlihat sekali jika gadis itu gelisah, dengan apa yang di inginkan raja didepannya.
''Anda benar yang mulia.''

''Kamu pasti belum pernah mengunjungi negeri yang seperti ini kan?'' Tanyanya lagi yang di iyakan oleh Ava.

''Kamu tahu? Negeri ini sangat subur, negeri yang makmur. Dengan warna hijau yang memanjakan mata menemani kemana pun kaki mu melangkah.'' Ava hanya diam mendengarkan, dia bingung harus menyahut seperti apa.

Mata Ava memandang rumput tempatnya berpijak, dia sebelumnya tidak pernah mengamati rumput itu dengan seksama seperti saat ini.

''Apa yang sedang kamu pikirkan?'' Hayam Wuruk bertanya dengan nada tegas.

''Tidak ada yang mulia.'' Jawabnya sedikit gelagapan. Bodohnya dia malah memikirkan rumput yang tumbuh subur saat seorang penguasa berdiri didepannya.

''Aku penasaran, kau sebenarnya siapa?''



***


Kamis, 10 Mei 2018

Ninggalake ing Majapahit (Selesai)Onde histórias criam vida. Descubra agora