Bagian 46 . Anggaplah Gajah Mada Khilaf

3K 288 7
                                    

''Hormat yang mulia, Maharaja Linggabuana!'' Hormat Gajah Mada, saat sudah berdiri di depan Linggabuana.

''Ada perlu apa Mahapatih? Dimana rajamu itu?''

''Hamba ingin memberitahukan bahwa lebih baik anda serahkan putri anda sendiri pada raja Hayam Wuruk. Dia sedang menunggu kedatangan anda di istana.''

''Apa maksudmu Gajah Mada?'' Tanya Linggabuana emosi, bagaimana dia tak marah. Saat perjanjiannya dilanggar oleh seorang raja yang agung.

Dia, bersama putrinya datang membawa kehormatan Padjajaran datang ke Majapahit, menerima lamaran.

Tapi, saat sampai apa yang ia dapat? Hanya penghinaan.

''Putri anda akan menjadi persembahan untuk kekalah Padjajaran atas Majapahit.'' Anggaplah Gajah Mada salah, haus akan kekuasaa, buta akan ambisi. Lupa akan keinginan rajanya, lupa akan amanat yang diembannya.

Anggaplah ia penghianat, anggaplah ia seorang yang gila kekuasaan. Tapi jauh didalam lubuk hatinya, Gajah Mada hanya ingin menyatukan nusantara dibawah panji Majapahit.

Tidak ada manusia yang benar-benar setia di dunia ini. Tidak ada manusia yang bisa benar-benar bisa mengendalikan hawa nafsunya didunia ini.

Setiap manusia pasti mempunyai sisi gelap, sisi iblis, dan piciknya. Begitu pula dengan Gajah Mada, dia tidak bisa mengendalikan sisi piciknya.

''Kau?'' Gigi Linggabuana saling berada, kekesalan dan kemarahan terlihat jelas diwajahnya.

''Ini penghinaan, kau dan rajamu itu akan mendapat balasan yang setimpal.
Dan ingatlah, sampai darah penghabisan pun aku---
Linggabuana Raja Padjajaran dan negeriku tidak akan pernah tunduk pada Majapahit.''

''Kau sendiri yang datang kesini yang mulia, dan kau sendiri yang harus mengantar putrimu sekarang.'' Gajah Mada mengukir senyum miring, saat berhasil menepis pedang yang diarahkan Linggabuana padanya.


***




Kamis, 24 Mei 2018

Hai, wehhh apakabar nih? Up part ke-2 hari ini:)) Anggaplah aku lagi baik😆

Biru))

Ninggalake ing Majapahit (Selesai)Where stories live. Discover now