11 | Candy Lips

8.1K 1K 46
                                    

Tanpa menunggu jawaban dari mamanya, Taehyung beranjak dan menarik Jungkook pergi. Mengabaikan panggilan sang adik juga tatapan terkejut dari papahnya yang duduk di sofa ruang tengah. Ia melangkah lebar-lebar hingga benar-benar keluar dari rumahnya.

Marah. Saat ini Taehyung terlihat marah. Walau begitu Taehyung sempatkan untuk tersenyum pada Jungkook seakan berkata bahwa ia baik-baik saja.

Jungkook pun balas tersenyum. Jungkook hanya diam, canggung dengan keadaan dan hanya mengikuti kemana Taehyung membawa. Walau benaknya berkecamuk dengan banyak pertanyaan di sepanjang perjalanan.

Jungkook masih bungkam bahkan ketika Taehyung menariknya memasuki gedung sekolah. Lebih tepatnya ke belakang gedung sekolah yang terdapat hutan di sana. Berjalan jauh hingga ke dalam hutan dengan hati yang sedikit takut sebenarnya.

Bukan maksud Jungkook takut gelap atau hantu atau semacamnya. Jangan lupakan bahwa Jungkook adalah laki-laki dan dia bahkan sangat pemberani. Yang Jungkook takuti adalah Taehyungnya saat ini.

Yah, mana tau Taehyung berencana membunuhnya lalu memotong tubuhnya jadi beberapa bagian. Atau setelah membunuhnya kemudian mengambil hati, ginjal, mata, dan apa saja organ penting yang bisa dijual dan bisa menghasilkan banyak uang. Oke, berlebihan!

Tapi macam-macam yang dipikirkan Jungkook segera hilang ketika ia melihat sebuah cahaya dari dalam hutan.

Ada rumah pohon rupanya di sana.

Taehyung menoleh ke Jungkook yang berada sedikit di belakang. Mengeratkan genggamannya dan melemparkan senyum pada Jungkookㅡseperti biasanya. Jungkook jadi lebih tenang.

"Ayo naik," kata Taehyung sesampainya di depan rumah pohon.

Rumah pohon itu terletak lebih tinggi dari rumah pohon biasanya. Ada pula tangga kayu yang dibuat untuk mempermudah mencapai puncak. Jungkook naik lebih dulu disusul Taehyung.

Dan sampailah mereka di puncak. Jungkook terperangah melihat pemandangan yang bisa ia tangkap dari atas. Gedung sekolah dan seisinya, juga pemandangan kota.

"Wah..." Jungkook tersenyum lalu menoleh pada Taehyung yang telah duduk. "Cantik, Kak!"

Taehyung tersenyum. "Suka?"

"Suka sekali."

"Duduk sini." Taehyung menepuk sisi kirinya.

Mereka duduk bersampingan di tepi rumah. Kaki keduanya menggantungㅡbergelayut ke depan dan ke belakang. Belum ada pembicaraan sebab Jungkook masih menikmati pemandangan, beda halnya dengan Taehyung yang lebih memilih memandangi Jungkook yang menurut Taehyung, Jungkook lebih indah dari pemandangan malam kota.

Halah, terserah Kim Taehyung sajalah.

"Jungkook," panggil Taehyung dan ketika Jungkook menoleh, segera Taehyung daratkan kecupan singkat di dahi yang lebih muda.

"Hm? Apa, nih?" tanya Jungkook atas ciuman Taehyung.

"Permintaan maaf."

"Untuk?" Jungkook memiringkan kepala ke kanan.

"Karena tadi menarikmu tiba-tiba saat makan." Taehyung mengacak rambut Jungkook, gemas sekali dia pada pemuda itu.

Jungkook merengut. "Oh, benar. Aku masih lapar, lho!"

"Maaf, maaf." Taehyung terkekeh ringan. "Mau cari makan?"

"Nggak, nggak... Bercanda, kok. Lagipula sudah terlanjur nyaman, di sini enak."

Taehyung tersenyum. "Senang?"

"Senang sekali."

"Ini tempat aku dan Kak Bogum biasa bertemu."

Dear, Kim | taekookWhere stories live. Discover now