17 | The Failed Mission

8K 989 44
                                    

Langit dengan warna biru cerah serta gumpalan-gumpalan awan yang menggantung di atas sana memang sangat indah. Namun hari tak selamanya siang. Ada malam yang waktunya bahkan lebih panjang.

Senja menjadi penanda bahwa malam akan datang. Matahari terlihat enggan untuk berpamitan dengan alam, seakan tak rela ditelan malam dan diganti kedudukannya oleh rembulan. Walau tak lagi secerah siang, tetap saja Jungkook suka langitnya.

Selalu dan selamanya begitu.

Jungkook suka sekali dengan warna jingga khas senja, menawan dengan elegannya. Dan tentu saja pemandangan yang disajikan alam di hadapan ini tak Jungkook sia-siakan. Jungkook mengabadikannya dengan sebuah kamera.

Senja terasa lebih nikmat untuk dipandang ketika kita melihatnya dengan orang tersayang. Itulah yang dirasa Jungkook sekarang. Hatinya senang luar biasa dengan Taehyung duduk di sampingnyaㅡmenemaninya memandang senja.

Tujuan akhir perjalanan telah diputuskan. Dan pantailah yang menjadi kesepakatan mereka. Maka di sinilah tujuh pria tampan itu berada, di pantai yang mereka lewati ketika dalam perjalanan pulang.

Di bawah langit jingga, Jungkook dan Taehyung berbagi kisah. Jungkook, sih, lebih tepatnya. Taehyung selalu seperti biasa; menjadi pendengar setia.

"Nah, aku sudah selesai bercerita. Bagaimana dengan Kakak?"

"Apa?" Taehyung menaikkan satu alisnya.

"Giliranmu. Aku pendengar yang baik, kok."

Taehyung tersenyum kecil. "Tapi aku nggak punya cerita menarik untuk dibagi."

"Kak," Jungkook menghela napas. "Nggak harus hal-hal menarik saja yang dibagi, Kakak juga bisa berbagi cerita sedih. Atau, apa saja yang ingin Kakak bagi."

Taehyung tampak berpikir. "Seperti apa?"

"Um, seperti siapa yang kamu suka saat ini. Atau siapa yang kamu pikirkan pertama kali ketika pagi. Atau--"

"Jelas saja Jeon Jungkook," aku Taehyung. "Aku sedang jatuh cinta pada Jeon Jungkook, jadi jika ditanya siapa yang dipikirkan pertama kali ketika pagi, jawabannya sudah pasti Jeon Jungkook."

"Gombal."

"Lho? Nggak gombal, cuman ngomong berdasar fakta."

Siap, Kim, siap. Apa katamu sajalah. Kami selalu maklum dengan orang-orang yang sedang kasmaran.

Jungkook mencibir, lalu mendengus dan memasang ekspresi merengut. Bertahan sebentar saja, karena tak lama ia tersenyum dengan pipi bersemu. Tak kuasa Jungkook menahan malu.

Hening melanda untuk beberapa saat. Mereka biarkan angin dan deburan ombak yang hanya bersuara. Taehyung pun enggan berbicara, sebab sibuk mematai sayangnya yang juga diam dengan wajah yang merah padam.

Duh, lah. Jungkook yang sedang malu itu benar-benar lucu. Taehyung gemas sangat jadinya.

Taehyung terkekeh lalu mengacak-acak rambut Jungkook. "Lucu sekali, sih. Tambah sayang jadinya," katanya lalu mencolek dagu Jungkook.

Aduh, aduh! Jungkook semakin bersemu, bung.

Jungkook berdehamㅡmeredam malu juga menetralkan jantungnya yang dag dig dug. "Kak..."

"Apa, sayang?"

"Kak!" Jungkook meninju lengan Taehyung. "Jangan panggil-panggil sayang!"

"Kenapa memang?"

"Aku malu, sialan."

Taehyung terbahak. "Galak. Oke, oke. Apa, cookies?"

Jungkook memainkan jari-jarinya. Berpikir sebentarㅡmenyusun kata-kata juga pertanyaan yang akan ia lontarkan. Jungkook jadi gugup tiba-tiba, kan.

Dear, Kim | taekookWhere stories live. Discover now