After Story [2/4]

7K 879 26
                                    

Taehyung dan Jungkook benar-benar terjaga hingga pagi menjelang. Menonton banyak film bersama. Dengan terus saling menyalurkan afeksi lewat dekapan juga usapan.

Hampir semua film yang ada di hard disk Taehyung telah ditonton. Kini mereka merasa bosan dan lelah. Sebab sudah menonton berjam-jam lamanya.

"Sekarang apa?" tanya Jungkook, kepalanya mendongak untuk menatap Taehyung yang mendekapnya di belakang.

Taehyung berpikir sejenak, lalu menatap Jungkook juga. "Bermain game? Gimana?"

"Game?" Jungkook membeo dan Taehyung mengangguk.

"Tiga macam permainan, satu permainan kita buat jadi tiga babak. Gimana?"

Jungkook mengangguk. "Boleh-boleh."

"Eits, tunggu dulu! Belum selesai," ujar Taehyung.

Jungkook mengernyit. "Apa lagi?"

"Yang kalah, harus mau melakukan apa pun yang diminta sang pemenang. Gimana? Apa anda sepakat?" saran Taehyung sembari tersenyum miring dan memainkan kedua alis.

Jungkook tersenyum simpul. "Siapa takut. Oke, sepakat!"

Oh, dear. Selamat! Kamu baru saja membuat kesepakatan dengan setan. Berdo'a saja bahwa dirimu akan menang, ya, sayang.

.

.

.

Small but Definite Happiness [2/4] : Begin.

.

.

.

Permainan pertama adalah Crazy Arcade. Permainan yang dirilis pada tahun 2001. Jungkook yang memilih permainan itu.

Permainan telah dimulai sejak tadi. Jungkook dan Taehyung telah berhadapan dengan laptop masing-masing. Mereka sama-sama diam, hanya tangannya yang bergerak, dan mata mereka terlalu fokus pada layar dengan alisnya yang menukik tajam.

Cukup lama hingga pekikan Jungkook terdengar, menandakan bahwa ia kalah di babak pertama. Tenang, masih babak pertama. Ini hanya awal, Jungkook masih pemanasan.

Babak kedua kembali dimenangkan oleh yang lebih tua. Taehyung tersenyum penuh kemenangan. Sedangkan Jungkook mulai mengerang kesal.

"Ah, Kak Taehyung! Pakai cheat, ya?!" hardik Jungkook.

"Ngawur," sembur Taehyung. "Lagi pula aku nggak ngerti pakai cara licik."

"Halah. Sombong sekali, sih!" Jungkook mendengus.

Mereka pun lanjut ke babak terakhir pada game ini. Jungkook yang memenangkan permainan pada babak terakhir. Taehyung biasa saja, sih, sebab ia masih unggulㅡpikirnya begitu.

Lanjut ke permainan kedua; Bubble Fighter.

Tiga babak lagi, tentu saja. Babak pertama dimenangkan oleh Jeon Jungkook, begitu pula dengan babak kedua. Namun, di babak ketiga, Taehyung berhasil meraih kemenangan.

Lanjut lagi ke permainan terakhir; Kartrider.

Kartrider adalah game racing yang terinspirasi oleh Mario Kart. Permainan yang dirilis pada tahun 2004. Kali ini Jungkook lagi yang memilih permainannya, dan dia sangat percaya diri dengan memenangkan permainan ini.

Setelah sarapan dengan memakan roti panggang saja, permainan pun dimulai kembali. Mereka lebih hening dari yang tadiㅡserius sekali. Jungkook sampai menganga lebar, Taehyung pun samaㅡtak peduli lagi, yang penting harus menang dalam permainan terakhir ini.

Babak pertama dimenangkan oleh Taehyung. Jantung Jungkook sudah dag dig dug tak menentu. Kalau sampai dia kalah, mana tau dia akan disuruh macam-macam oleh Taehyung.

Di babak kedua, Jungkook yang menang. Pemuda bergigi kelinci itu memekik girang. Sedangkan Taehyung hanya tertawa melihat tingkah lucu sang pacarㅡaih, Taehyung gemas total!

Di babak terakhir cukup lama dari babak-babak sebelumnya. Rupanya, dua manusia itu tak ada yang mau kalah. Sebab keduanya sudah memikirkan permintaan mereka jika saja menang.

Hingga...

"Bangsat!"






















































"Aku menang."
























































Taehyung berbisik tepat di telinga yang lebih muda. Kemudian meniup jail telinga Jungkook, membuat empunya bergidik geli. Taehyung tersenyum penuh kemenangan, sedangkan Jungkookㅡah, bernafas saja rasanya susah.

"Sekali lagi, ya, Kak?" pinta Jungkook. Mata besarnya membulat lucu, usaha merayu Taehyung. "Pweassseee?"

Taehyung terkekeh gemas lalu menggelengkan kepala sembari jari telunjuknya digoyangkan ke kiri dan ke kanan. "Nggak bisa, dikesepakatan awal nggak ada babak tambahan."

Jungkook menghela napas pasrah dan mendengus kesal. "Oke, oke! Kakak mau apa? Keluaran Gucci terbaru pun akan ku belikan jika kamu minta. Cepat katakan!"

Taehyung tertawa. "Nggak muluk-muluk, kok, Jungkook."

Jungkook menatap Taehyung penuh curiga. Menyipit, menajamkan penglihatan. Yang didapat Jungkook, hanya Taehyung yang terkekeh gemas.

Jungkook berdecak dan membaringkan tubuhnya di kasur. "Ck, perasaanku nggak enak, tapi cepat katakan!"

Taehyung pun bangkit dan menindih Jungkook. Ia berbisik seduktif, kembali membuat yang lebih muda bergidik geli. Kali ini disertai dengan mata Jungkook yang mendelik.

Dan belum sempat Jungkook berucap, Taehyung lebih dulu melahap bibirnya. Rakus dan melumatnya tak pelan-pelan. Jika bibir Jungkook diibaratkan makanan, maka Taehyung seperti orang kelaparan yang akhirnya bertemu makanan lezat, ia raup tak sabaran dan tanpa sisa.

Tak lama Jungkook mengeluarkan erangan-erangan kecil. Dan selanjutnya silakan kalian imajinasikan sendiri. Ini bukan fanfiction dengan rating mature, sih.

...

Bisikan seorang Kim taehyung,

"Bercinta pagi-pagi, sepertinya asik."

Small but Definite Happiness [2/4] : End.

▪▪▪

Astagfirullahaladzim, kalian ini berdosa sekali...

Dear, Kim | taekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang