9. BOHONG

4.9K 520 43
                                    

Samudra sedikit mendengus kecewa ketika menyuapi Miki. Miki sudah menggeleng saja dan menjauhkan mulutnya tak mau melanjutkan makan pada suapan ketiga. Padahal bocah itu terlihat sangat lemas dan pucat. Kekurangan makan akan membuat tubuh Miki semakin lemas karena kekurangan kalori.

" Ayo! Sekali lagi. Kalau nggak mau, Kak Sam nggak akan makan sampai malam nanti," kata Samudra mengancam.

Samudra memang tak pernah main-main dengan ucapannya. Miki tahu akan hal itu. Dengan terpaksa Miki mengunyah nasi tim buatan Samudra. Sangat menyiksa karena perutnya terasa mual sekali, tapi kalau tidak makan tubuhnya tidak akan ber energi dan Samudra tidak akan makan sampai malam. Miki tidak bisa membayangkan hal itu. Sakit itu sangat tidak enak sekali. Miki tidak mau Samudra merasakannnya.

Miki menerima suapan Samudra lagi walau sangat terpaksa. Untuk menghindari rasa mual, Miki langsung menelannya tanpa mengunyahnya terlebih dahulu. Miki hanya tidak mau mengecewakan Samudra yang sudah susah-susah memasak untuk mereka.

Bukannya Miki merasa lebih baik dan rasa mualnya menghilang, tapi perutnya terasa seperti diaduk-aduk dengan cepat. Kepala Miki terasa seperti melayang hingga reflek dia memegang tangan Samudra.

" Kenapa, dek?" tanya Samudra panik.

Dia meletakkan piringnya di atas nakas dan memegang tubuh Miki agar tidak oleng. Miki merasa fokus matanya menghilang dengan cepat, lalu normal kembali.

" Kenapa? Ada apa?" tanya Samudra lagi.

" Mau muntah," kata Miki menahan mual. Kedua tangannya berpindah menutup mulut seakan takut makanan yang ditelannya keluar lagi.

Samudra mengambil baskom dan bersiap memijat tengkuk Miki, tapi Miki menolak. Dia mendorong pelan baskom di depannya.

" Kenapa? Biar cepat muntah memang tengkuknya harus dipijat. Nanti kalau makanannya sudah keluar perutnya terasa lega," kata Samudra menasehati.

Miki menggeleng pelan.

" Nggak apa-apa. Mualnya hilang," kata Miki berbohong. Sebenarnya dia masih mencoba menahan hasrat muntahnya. Dia hanya tidak mau mengeluarkan makanan yang sudah dimasak Samudra susah payah dan disuapkan padanya.

Samudra membimbing Miki untuk merebahkan diri di atas kasur. Dia menyingkap kaos putih bergambar Tasmania yang dipakai Miki. Kini bagian dada dan perut Miki terlihat. Samudra segera mengambil minyak kayu putih di atas nakas dan menggosokkannya di perut dan dada Miki dengan telaten.

" Masih mual? " tanya Samudra.

Miki menggeleng pelan.

Samudra masih setia mengelus perut Miki hingga makin lama bocah itu tertidur. Samudra membenahi kaos Miki kembali dan membenahi selimutnya.

Hari ini Mickey Mouse kesayangannya Kak Sam ini memang dilarang keras masuk sekolah. Kalau lagi sakit memang sakitnya yang paling awet. Bahkan Mika dan Miko sudah masuk sekolah dan beraktifitas seperti biasa.

Samudra tampak telaten mengelap sisa makanan di bibir manis adiknya. Lantas, dia mengusap pelan keringat yang muncul di wajah Miki dan beranjak meninggalkannya.

***

Seseorang mengetok jendela kamar Miki saat Samudra sudah mulai pergi ke restoran. Miki merangkak turun dari kasur dan membuka jendela kamarnya. Seorang anak laki-laki kelas 6 SD nyembul dari bawah membuat Miki sedikit kaget. Bocah berkulit coklat itu masih memakai seragam sekolah merah putih, jelas sekali kalau dia sedang membolos sekolah. Bocah itu tertawa pelan karena sudah berhasil membuat Miki kaget.

" Haha. Gitu aja kaget. Gimana kalau denger suara mercon? hahahaha," katanya terkikik geli.

Miki hanya diam saja. Anak itu memang suka sekali mengerjainya. Bukan hanya dia saja, bahkan Mika yang kelewat cool sudah pernah dibuatnya menangis karena keisengannya yang menempelkan ulat bulu di pundak Mika.

ANGEL'S TRIPLET [END]Where stories live. Discover now