23. KAK MIKA

3.9K 515 23
                                    

Pandangan Mika langsung menatap ke arah ranjang UKS saat membuka pintu. Bahkan dia mengabaikan keberadaan Jupri yang sedari tadi berusaha membangunkan Miko dengan membaukan alkohol di sekitar hidung nya.

Mika seakan merasa tak sampai hati untuk mendekat ke arah saudara kembarnya itu. Miko yang biasanya menjengkelkan dan usil terbaring lemah tak berdaya dengan mata menutup. Mika selalu menyesal jika Miko dalam keadaan seperti ini. Dia menyesal karena tidak pernah mau mengalah jika bertengkar dengan Miko dan malah cenderung selalu ingin melukainya.

" Eh, Mika... Silakan masuk!" kata Jupri menyadari kehadiran Mika.

Mika melangkah dengan pelan, lalu duduk di tepian kasur sambil membenahi selimut Miko.

" Syukurlah kalau kamu tahu dan segera kesini. Sepertinya Miko sedang tidak enak badan. Tiba-tiba saja dia pingsan saat Bapak memintanya membagikan hasil ulangan." Jupri menjelaskan kronologi pingsannya Miko.

" Sudah berapa lama, Pak?" tanya Mika sedih.

" Sudah lumayan lama. Tadi pas upacara juga sempat pingsan, tapi bapak suruh tiduran di UKS tidak mau. Dia bilang tidak apa-apa. Apa sebaiknya dibawa ke rumah sakit saja, Mika? Saya takut adik kamu kenapa-napa," usul Jupri.

Mika tidak tahu kalau ternyata Miko sempat jatuh pingsan saat upacara. Mika bertugas menjadi pemimpin upacara saat insiden terjadi, jadi dia tidak begitu memperhatikannya.

Mika menarik napas panjang dan menghembuskannya pelan. Dia tidak mau penyakitnya kambuh bersamaan dengan Miko. Bakalan repot Samudra nanti jika semua-muanya sakit. Mika mencoba rileks dan menepis pikiran buruk yang melintas di pikirannya.

" Biar saya bilang Kakak saya dulu saja, Pak. Saya tidak bisa memutuskannya sendiri. Bapak tinggal mengajar dulu nggak apa-apa, biar Miko saya yang jaga," kata Mika memutuskan.

Sebenarnya Mika jauh lebih khawatir daripada Jupri. Dia juga ingin membawa Miko ke rumah sakit. Namun, dia harus memberi tahukan pada Samudra terlebih dulu. Perawatan di rumah sakit itu tidak hanya sekedar dirawat saja terus semua beres.

Sebenarnya bukan masalah biaya. Samudra sudah mendaftar kan asuransi kesehatan untuk ketiga adiknya. Jadi, mereka tidak pusing memikirkannya. Hanya saja, Miko juga butuh seseorang untuk menjaganya. Samudra juga harus bekerja. Mika dan Miki juga harus sekolah. Maminya sudah tidak peduli pada mereka lagi.

" Kak..." suara lirih Miko menyadarkan lamunan Mika.

Mika langsung tersenyum bahagia melihat Miko sudah membuka matanya. Dia lantas menyibak poni Miko dengan pelan penuh kasih sayang. Mika memang tidak pernah malu menunjukkan kasih sayangnya terhadap adik-adiknya di depan umum. Apalagi di depan Jupri.

" Alhamdulillah.." kata Jupri mengucap syukur atas siumannya Miko. Jupri langsung mengambil teh manis dan berniat meminumkannya pada Miko.

" Biar saya saja, Pak." Mika mengambil alih gelas itu. Dia membantu Miko duduk dan perlahan meminumkannya dengan telaten.

" Gimana, Miko? Udah enakan?" tanya Jupri masih sedikit khawatir.

Miko mengangguk sambil tersenyum.

" Terimakasih Pak," kata Miko masih sedikit lemas.

" Sama-sama," jawab Jupri.

" Oh, iya. Mika... Miko... Bapak tinggal dulu, ya? Kalau ada apa-apa hubungin bapak lagi aja," tambahnya lagi.

" Iya, Pak. Terimakasih," jawab Mika.

Jupri meninggalkan ruangan. Kini, tinggallah mereka berdua. Mereka duduk bersebelahan di atas kasur dengan saling diam. Mika melirik ke arah Miko yang sepertinya sedang gelisah dan sedari tadi menunduk dengan kedua tangan saling bertautan.

ANGEL'S TRIPLET [END]Where stories live. Discover now