30. HAPPY IS NOT HAPPY

3.9K 463 38
                                    

Cuaca panas dan berdebu terasa hampir setiap hari. Sudah tidak pernah datang hujan lagi seperti sebelum- sebelumnya. Andai hujan mau turun saat ini, Mika pasti akan sangat bersyukur sekali. Mungkin, adik kembarnya yang menjengkelkan itu akan segera bangun karena mendengar suara hujan. Mika ingat sekali, Miko sangat menyukai hujan. Pasti bocah itu akan langsung bangun dan bermain air hujan lagi seperti biasanya.

Saat ini berbanding berbalik. Sudah tidak ada hujan lagi, sudah tak ada sifat menjengkelkan Miko lagi yang dirindukan Mika. Kini, berganti kesepian dan udara panas yang berdebu. Bahkan, Mika sampai melepas kemejanya dan hanya memakai t-shirt putih saja untuk mengurangi rasa gerahnya.

Mika menatap langit yang terlihat cerah seusai keluar dari gerbang sekolah. Semenjak adik-adiknya sakit, Samudra tak mengijinkannya berkendara sendiri. Mungkin, Samudra hanya terlalu khawatir terhadap Mika. Cukuplah bagi Samudra, Miko dan Miki yang dirawat di rumah sakit dan membuatnya hampir ketakutan setiap waktu. Dia khawatir Mika terjatuh di jalan akibat berkendara motor. Ingatlah bahwa Mika masih di bawah umur, SIM saja Mika belum punya. Akhirnya, dengan terpaksa Mika memakai kendaraan umum untuk kemana saja.

Cukup melelahkan sebenarnya. Di cuaca panas dan berdebu seperti ini, Mika harus selalu menunggu bus. Kalau sudah dapat pun dia juga harus rela berdesakan-desakan dengan penumpang lain. Salahkan saja Mika yang mendiamkan dan menjauhi Safir karena gadis bernama Vania itu. Kini, Safir memilih bermain basket dengan teman-temannya daripada mengantarkannya pulang. Sebenarnya Safir tidak akan pernah keberatan mengantarkan Mika pulang, namun sikap gengsi Mika masih terlalu besar. Dia memilih naik kendaraan umum saja daripada harus berbicara dengan Safir.

Mika mencoba menarik sudut bibirnya untuk tersenyum. Ini sudah takdirnya seperti ini. Berselisih dengan Safir itu sebenarnya bukan keinginannya. Dia masih berharap Safir mengikutinya dan menyesali perbuatannya. Dia ingin hubungan persahabatan mereka membaik lagi. Namun, sepertinya Safir sudah lelah karena selalu diabaikannya setiap hari saat meminta maaf padanya.

Mika benar-benar merasa sendiri di tengah keramaian. Dia ingin tertawa lagi. Dia ingin memarahi Miko lagi karena Miko yang suka iseng padanya. Dia ingin membantu Miki mengancingkan baju. Dia ingin menggeplak kepala Safir seperti biasanya. Namun, Mika bisa berbuat apa? Dia tengah sendirian sekarang.

" Heh!! Monyet!! Ayo buruan masuk. bus-nya udah mau jalan." Sebuah suara tak asing menyadarkan lamunan Mika.

Safir memutar gagang lollipop yang di emutnya di dalam mulut dan berdiri di pintu bus.

Mika tak menyangka sahabat gilanya itu ternyata sedari tadi berdiri tak jauh di depannya. Mungkin, Safir mengurungkan niatnya bermain basket. Terbukti dia sekarang berada di pintu bus dan mungkin akan pulang.

Tepat di tepian pintu bus yang berhenti di depan Mika, Safir tersenyum padanya. Mika reflek tersenyum bersemangat menyambut Safir. Walau sedang marah, tapi tidak dapat dipungkiri dia juga merindukan sikap menyebalkan sahabatnya itu setelah mendiamkannya berhari-hari.

 Walau sedang marah, tapi tidak dapat dipungkiri dia juga merindukan sikap menyebalkan sahabatnya itu setelah mendiamkannya berhari-hari

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
ANGEL'S TRIPLET [END]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon