ANGEL'S TRIPLET [END]

12. MOM is not MAMI

Samudra melajukan motornya pelan dengan pikiran yang berkelana. Dia hanya berpikir mengapa cobaan tidak pernah berhenti padanya.

Alya, yang harusnya menjadi tempat berkeluh kesah malah memberikan pernyataan pahit yang harusnya tidak dia dengar. Alya, tidak menginginkan dia dan adik-adiknya. Ibu yang katanya banyak orang mempunyai surga di bawah telapak kakinya itu telah menggoreskan luka yang begitu dalam di hatinya. Samudra seperti ingin menabrakkan motornya beserta dirinya  pada dinding yang kokoh agar semuanya berakhir. Tapi Tuhan menyayangi Samudra, sekelebat bayang-bayang wajah adik-adiknya melintas di fikirannya. Kalau dia mati, lantas siapa yang akan menjaga ketiga adiknya nanti.

Samudra menghentikan motornya di depan halaman rumah peninggalan Papinya dulu. Rumah sederhana dimana tiga adiknya berada di dalam dan mungkin tengah terlelap tidur.

Samudra masih berada di atas motornya. Dia tidak segera beranjak masuk ketika mesin motornya berhenti. Samudra segera melepas helm beserta hoodie dan jaket tebalnya. Lantas dia menatap hamparan langit luas yang tampak gelap dan berhias bintang-bintang yang terlihat semakin jauh di angkasa.

Dia masih teringat sewaktu dia kecil, Alya dan Reyhan selalu memanjakannya. Kasih sayang benar-benar berlimpah padanya sampai dia merasa malu pada teman-temannya karena dicap anak manja.

Samudra hanya ingin adik-adiknya merasakan apa yang pernah dia rasakan juga. Bukan hanya melihat saja dari jauh, namun tak bisa menggapainya.

Alya memang tak ubahnya menjadi bintang. Dia begitu indah dan sempurna. Dia begitu anggun dan mempesona. Anak-anaknya selalu mengaguminya, namun untuk menjangkaunya, mereka tidak akan pernah bisa.

Alya yang dulu berhati lembut dan ke ibuan, sekarang telah menjelma menjadi wanita berparas cantik hingga kaum pria bertekuk lutut padanya. Maka bukanlah suatu hal yang mustahil jika Antony memilih Ibu temannya sendiri untuk dijadikan pacar atau malah mungkin pasangan hidupnya nanti.

" Papi... Tolong Sam... Sam udah nggak kuat lagi.. hiks.." kata Samudra putus asa. 

Dia tidak mampu membayangkan Alya menikah lagi dengan temannya sendiri. Dia tidak mampu membayangkan adik-adiknya merasa kesakitan saat penyakitnya kambuh. Dia tidak bisa membayangkan wajah rapuh Miki yang selalu mengatakan kalau dia merindukan Maminya.

Mami mereka sudah bukan Mami mereka lagi. Mami mereka sudah tidak menginginkan mereka lagi.

Samudra menunduk sedih, airmatanya sampai berjatuhan di atas tanah tidak terkendali.

Dia mengambil foto Alya yang selalu disimpannya di bawah tumpukan baju dari dalam dompetnya. Semenjak pernah diambil Miki, Samudra menyimpannya di dompet. Samudra hanya tidak ingin Miki selalu mengingat Alya dan membuat fikirannya terbebani. Itu tidak bagus untuk kesehatan Miki.