20. ALIEN

3.7K 432 27
                                    

Mika merasa pelajaran olahraga hari ini sangat melelahkan. Terlihat dengan jelas peluh menetes di wajah, leher dan dadanya. Merasa tubuhnya gerah, dia segera melepas kaos olah raganya di kelas dan mengusap peluh di dahi dan lehernya dengan kaosnya. Mika duduk di bangku tanpa ditemani Safir. Entah lah, katanya bocah itu pamit ke kantin ingin menyerbu makanan karena kelaparan.

Beberapa siswa perempuan menjerit dalam hati melihat tubuh macho Mika. Mereka tak henti nya menatap dada dan punggung telanjang Mika dengan gemas sendiri. Umur Mika bahkan baru 15 tahun, tapi dadanya sudah membidang dan tubuh nya terlihat padat berisi. Tubuh Mika benar-benar terlihat sangat ideal dan seksi. Wajar karena Mika rajin berolah raga dan mengkonsumsi makanan sehat. Pola hidupnya sangat teratur dan dia sangat menjaga kesehatan nya dengan baik. Dia tidak mau sakit, karena sakit itu tidak enak. Menderita gangguan pernafasan semenjak bayi saja dia sudah sangat kerepotan karena harus membawa inhaler kemana-mana. Apalagi saat mulai terserang asthma, dia merasa seperti sedang berada di dalam ruangan sempit tanpa udara, terasa sangat menyakitkan sekali. Dia tidak ingin menyakiti tubuhnya lagi lebih dari itu.

Mika berdiri dan meregangkan otot tubuhnya sebentar ke kanan dan ke kiri setelah meletakkan kaosnya. Selain tampan, Mika ternyata dianugerahi tubuh yang sangat gagah dan seksi.

" Ups.. Maaf.." kata seorang gadis sambil menutup mulutnya dengan jemari nya yang lentik. Di setiap kuku jemari itu mempunyai warna pink karena dia rajin mengecatnya dengan kutek. Gadis itu tidak sengaja menabrak Mika hingga jus strawberry yang dibawa nya menumpahi tubuh Mika.

Mika malah menatap bingung ulah gadis itu yang tiba-tiba saja langsung mengambil saputangan di kantong bajunya. Dia lantas mengelap tumpahan jus itu di dada bidang Mika dengan cepat tanpa merasa sungkan.

Mika merasa sedikit tidak suka dengan perbuatan lancang gadis itu. Dengan cepat, dia merebut saputangan gadis itu dan mengelap dadanya sendiri.

" Bukan muhrim! Sembarangan aja sentuh-sentuh dada gue."

Mika memandang gadis itu intens. Dia merasa belum pernah melihat makhluk yang sedikit aneh itu sebelumnya. Ya, sedikit aneh menurut kamus Mika.

" Ih! Dada rata aja sombong. Gimana kalau Lo jadi cewek?" Gadis itu berpaling tidak suka.

" Siapa sih lo? Gue kayak nya baru lihat manusia model gini di sekolah." Mika menatap gadis itu dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Gadis itu gadis lokal, tapi kenapa rambutnya berwarna pirang? Nah, itu yang bikin Mika bingung. Padahal wajahnya juga tidak kebarat-baratan. Bola matanya berwarna biru, alias pakai softlens.

" Nama gue Venus. Ingat, ya? VENUS! V-E, ve. N-U-S, nus. VENUS! Pakai V nggak pakai F." Gadis itu terlihat menuliskan namanya di udara dengan telunjuk nya.

Mika meraih jari telunjuk gadis itu dan menggenggamkan sapu tangan tadi ke tangannya.

Gadis itu tanpa protes menerima saputangan nya kembali.

" Lo nggak dari luar angkasa, kan? " tanya Mika datar.

Mika sebenarnya suka narsis di depan wanita, tapi entah mengapa, dia tidak punya niat narsis sama sekali pada gadis itu. Dia malah ingin gadis itu cepat-cepat menyingkir.

" Lo fikir gue alien?" jawab gadis itu sambil menepuk dahinya sendiri. Dia menggeleng sebentar dan memutar bola mata malas. Dia mahal-mahal merawat tubuhnya agar tampil cantik dan menarik, tapi dengan tanpa berfikir Mika seolah mengatainya seperti alien. Yang selalu datang dari luar angkasa itu kan alien.

" Gue nggak ngomong, Lo sendiri yang ngomong," kata Mika malas. Lalu iseng-iseng Mika menatap ke arah dua bola mata gadis itu hingga membuat sang empunya salah tingkah karena malu.

ANGEL'S TRIPLET [END]Where stories live. Discover now