ㆁ 36

10.1K 488 1
                                    


Part 2 .
________

Raezz pov.

Raezz berjalan ke arah pokok di hadapannya dengan membawa sebuah buku novel. Dia melabuhkan punggungnya di bawah pohon yang rendang . Nyaman dan tenang . Itu yang digambarkannya .

Badannya disandarkan pada pokok tersebut . Matanya tertutup . Mengambil ketenangan untuk seketika . Langsung dia tidak mengambil peduli dengan kemesraan rakan-rakannya .

Dia membuka mata semula . Baru teringat akan buku yang dipegang. Muka surat buku itu diselak laju . Sehingga terjumpa sepotong ayat yang memberi makna mendalam . Bibirnya tersenyum puas .

Beauty is about what's inside us, loving who we are and nurturing that. Outward beauty can really blossom from there. - Connie Britton

" Biar jahat macam mana pun dia , kebaikan dalam dirinya tetap ada diselit walaupun hanya sedikit . " ujar Raezz sendirian . Kata-kata itu dimaksudkan untuk dirinya juga.

Hampir 25 minit ,dia berada di situ . Jam di tangan dikerling sebelum berdiri. Berjalan ke arah rakan-rakannya yang sedang bergembira .

+++++

" Woi , mana kau pergi . Puas aku mencari merata tempat . Ingatkan kau dah ken-- "

Terus tangan Raezz menampar tepi kepala Faris . Memang habuan untuk sesiapa mulutnya cabul . Wajah selamba ditayang apabila Faris mengaduh kepedihan .

" Itu makan dia . Padan muka . "

" Korang ni dah kenapa ? Gaduh je tahu . " sampuk Rafiq dari belakang . Tangannya melingkar pada bahu Adreana .

" Ni kawan kau sorang ni mulakan dulu . " Tunding jari Faris kepada Raezz .

" Eh . Kau yang mulakan dulu . "

" Kau . "

" Kau la .. Kau hempuk kepala aku . "

" Okay . Lepas ni , aku belasah kau puas-puas . "

Reezril yang berada di tepi sudah menepuk dahi . Faris dengan Raezz ,kalau bergabung mulut memang dah meletup lama. Di Antara mereka semua , Raezz dan Faris lah yang banyak mulut dan penghibur mereka di kala susah dan senang .

Faqiy mengetap bibir . Ingatkan pergaduhan tersebut sudah terlerai , rupanya belum . Dia berjalan di belakang mereka berdua . Tangannya diangkat sebelum menarik telinga Faris dan Raezz .

" Au Auu . Sakitlah setan . " jerit Raeez dan Faris serentak . Peritnya tidak terkata.

" Ha yelah. Setan ni jugaklah kawan kau orang . " Keluh Faqiy sebelu menjeling . Dia melepaskan tangannya daripada memiat telinga Raezz dan Faris sebelum pergi .

" Aku dengar lagi kau orang gaduh , kita orang tak akan teragak-agak nak campak korang dalam hutan ni . "

Ugutan Reezril membuatkan mereka berdua mencebik . Bagi mereka , Lelaki kalau dicampak dalam hutan pun , masih boleh hidup .

" macam berani .."

" entahnya .."

Reezril mengecilkan mata . Langkah diatur ke arah mereka tetapi baru beberapa tapak , mereka sudah berlari ketakutan .

" Sorry guys. Kami hanya bergurau ! " teriak Raezz dari jauh dan diikuti Faris yang mengangguk laju.

Reezril hanya menjeling sebelum membuat high-five bersama Rafiq di sebelahnya . Mereka ketawa kecil kerana dapat mengenakan Faris dan Raezz .

+++++

Adreana duduk bersila di tepi Rafiq yang termenung jauh. Rafiq pula masih tidak sedar dengan keberadaan Adreana .

" Raf ada masalah ke ? "

Rafiq tersentak . Mendengar pertanyaan tersebut , Rafiq berpaling ke tepi . Senyuman nipis dihadiahkan kepada Adreana.

" Tak ada apalah . Tak penting pun . "

" Sure tak nak share dengan Ad . "

Rafiq menggeleng dan Adreana mengangguk faham . Dia hanya terima balasan tersebut biarpun hatinya mahu mengetahui apa yang difikirkan lelaki di sebelahnya .

Adreana menoleh . Sisi wajah Rafiq ditatap .

" Ad nak tanya , boleh ? "

Rafiq tertawa kecil . Kening diangkat sebelah . " Tanya jelah . Selama ni selamba je tanya . Kenapa hari ni nampak sopan , ayu je . "

Adreana tidak ambil peduli . Hatinya melonjak ingin tahu apa yang bermain di fikirannya . Matanya bersinar .

" Apa jadi pada Daniel ? Lama Ad tak nampak dia . "

" Ouh . Dia mati ditembak ."

Rafiq menghela nafas . Tangannya diregangkan sejenak . Elak daripda kekejangan otot .

" Macam mana dia kena tembak ? "

" Rayyan yang tembak . Tapi kena dekat perut Daniel . Masatu aku dah hilang tenaga . Tiba-tiba ada peluru terkena pada bahu aku . Rupanya , Daniel tembak aku sebab aku halang pandangan dia untuk membalas tembakan dengan Rayyan . Itu yang lama kau tak nampak aku dekat sekolah hari tu . "

Adreana hanya mengangguk faham . Lama mereka menyepi sebelum kedua-duanya menoleh memandang antara satu sama lain . Dan ketawa mereka terhambur .

" Kau ada benda nak kata lagi ? "

" Ada . Terima kasih . "

Rafiq mengerut dahi . Pelik dengan gelagat Adreana. Terima kasih untuk apa ?

" Untuk ? "

" untuk semuanya . Tapi yang utama , sebab Rafiq sanggup tunggu Ad ."

Adreana menguntumkan senyuman indah buat Rafiq . Tiada apa mahu dikatakan kecuali terima kasih . Terima kasih dalam menghadiri dalam hidupnya yang penuh cabaran .

" Patutnya aku yang ucap macam tu . Sebab kau sanggup terima bad boy macam aku ni . "

Adreana mencebik . Matanya menjeling tajam .

" Apa ? Tak betul ke? Badboy sebelah kau ni lah yang cium kau dalam kelas waktu first day kau pindah sekolah aku . "

" Eei . Itu sebab awak tak malu dengan semua orang . "

" Well, bad boy is always being bad boy, sayang . " dengan penuh bangga Rafiq mengujarnya sambil mengangkat kening berkali-kali .

Adreana menggulingkan bebola matanya . Menyampah dengan ujaran bangga diri daripada Rafiq .

" Aku tak sabar nak tunggu hari perkahwinan kita . "

Adreana melirik ke sebelahnya . " Kenapa ? "

" yelah . Aku tak sabar nak bersweet-sweet dengan kau . "

Adreana ternganga mendengar ayat Rafiq yang tidak bertapis. Lengan Rafiq ditampar perlahan . Sebelum mereka ketawa bersama .

Tbc .

Badboys Vs Mafia Girls | completeWhere stories live. Discover now