Chapter 1 : Kehidupan SMA Yang "Biasa-Biasa" Saja

657 46 52
                                    


      Saat itu jarum jam menunjukkan pukul 6. Masih terlalu pagi untuk memulai pelajaran. Murid - murid ada yang masih tidur di kelas, ada yang makan, ada yang main, ada yang curhat, dan lain sebagainya. Tetapi seorang anak perempuan berambut silver ( A/N : Soalnya kalau saya ketik rambutnya putih, berasa kayak ubanan) sedang rajin belajar di hari pertama sekolah. Apa yang sedang dia pelajari ?

"Saya sedang belajar perkalian 2, thor" jawab Kindness.

"Oi, rubah putih ! Lagi ngapain loh !" teriak Envy dari arah pintu masuk kelas.

"Eh, Envy, aku lagi belajar perkalian 2. Mau belajar bersama gak ?" tanya Kindness

Muka Envy seketika menjadi merah, "G-gak mau. Gak level belajar sama cewek bego kayak kamu !"

"Oh, gak mau, ya sudah. Aku mau belajar, jangan ganggu ya, Envy~" kata Kindess yang kemudian melanjutkan aktivitas belajarnya.

"Eeeeehhhhh ?!" teriak Envy

"Ada apa, Envy ?" tanya Kindness

Envy berjalan ke arah Kindness dan duduk di kursi kosong di samping Kindness, "Aku bukan mau belajar sama kamu ! Jangan kege-eran !"

Tiba-tiba, Envy merasa ada seseorang yang menepuk pundaknya. Ternyata itu adalah saudaranya, Wrath.

"Ada apa, bro ?" tanya Envy

"Itu kursi gue" jawab Wrath

"Apa ?! Siapa bilang ini kursi loh ! Bukannya kamu membenci kebajikan ? Kenapa kamu malah duduk sama dia ?"

"Bu-"

"Adik sendiri kok tega mengkhianati kakaknya ?! Adik macam apa loh ! Dasar perebut pasangan orang !"

"Ta-"

"Ka-"

Wrath seketika meninju Envy dengan sangat keras sehingga dia terjatuh ke lantai. Kemudian Wrath mengambil kerah Envy dan menampar wajahnya, "Dengarkan kalau orang mau bicara !"

"Tempat duduknya memang sudah disusun, bego ! Lihat tuh papan tulis !" teriak Wrath sambil menunjuk ke arah papan tulis.

Urutan tempat duduk :

Miku -- Megu -- Mayu

Levi ( Envy ) -- Moki -- Romi

Volentia ( Kindness ) -- Irra ( Wrath ) -- Kiana

Choco -- Latos -- Matcha

"Oh" kata Envy sebelum dia berlari keluar dari kelas karena malu.

"Dasar tsundere" kata Wrath yang menatap kepergian Envy begitu saja.

"Oh ya, ngomong-ngomong tadi kok kamu panggilnya 'Envy' sih ? Bukannya namanya Levi ya ?"  tanya Choco yang duduk di belakang Kindness.

"Itu semacam nickname untuk Levi" jawab Wrath yang kemudian melontarkan tatapan membunuh ke arah Kindness yang mengatakan ' kalau kau salah ngomong sedikit saja, aku akan manamparmu sampai mati '

"Soalnya En-maksudku Levi sering iri" kata Kindness sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Oh, gitu" kata Choco sambil mengangguk menandakan bahwa dia telah mengerti.

"By the way, tsundere itu apa sih ?" tanya Kindness.

"Bisa diam gak ?" tanya Wrath

Seketika, keringat dingin mengalir dan Kindness menelan ludah, "maaf"

Di sisi lain . . .

"Oi ! Jangan lari-lari di koridor sekolah !" teriak Diligence

Envy yang saat itu sedang berlari keluar kelas berhenti dan menatap Diligence dengan tatapan aneh.

"Kayaknya itu bukan seragam murid di sini, deh. Nyasar ya ? Udah besar masih nyasar. Maluuu !!!!" ejek Envy saat melihat seragam Diligence.

"Eh ? Ada apa, Pak Gabriel ?" tanya Mia, wali kelas Envy.

"Murid ini ngejekin aku" kata Diligence.

Tiba-tiba, Envy teringat sesuatu . . .

' Itu kan seragam guru . . . Jangan-jangan . . .'

"Ya, " jawab Diligence seolah-olah dia telah membaca pikiran Envy, "Aku adalah guru di sini"

'Mati aku'  pikir Envy.




















Secret Between Us Onde histórias criam vida. Descubra agora