Chapter 22 : Maskerwoman

272 32 28
                                    


       
             Envy dan Kindness menatap satu sama lain. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Kalau mereka memilih untuk melawan, identitas mereka akan ketahuan. Kalau mereka memilih untuk tidak melawan, mereka akan mati. Kedua keputusan tersebut mengarah pada satu akhir. KEMATIAN.

"Envy ? Apa maksudmu ?" tanya Envy, pura-pura tidak tahu apa-apa.

"Jangan mencoba menipuku, Envy. Aku mengenalmu lebih dari siapapun. Kau tahu ? Aku membencimu ! Gara-gara kamu . . . Kalau saja kamu tidak ada . . ."  Mia menatap Envy dengan tatapan penuh amarah. Balas dendam. Cuma itu saja yang ada di pikirannya.

"Bu, waras bu ?" tanya Envy membuat Author-san tertawa terbahak-bahak. Ini anak, udah mau dibunuh masih bisa begitu dia.

"Ini bukan pertanyaan lawak semata !" kata Envy

"Kamu berbicara dengan siapa ?" tanya Mia

"Aku berbicara kepada Author-san tuh ! Gak sopan banget sama yang lebih tua. Udah ah ! Anggap aja dia gak ada. Sambung ke yang tadi, bu. Bagian pas bu Mia mau ngebunuh aku" kata Envy.

"Oke" kata Mia, "Aku akan membunuhmu sekarang ! Wkwkwkwkwkwk !"

Envy menatap Mia seolah-olah Mia adalah orang gila.

"Wkwkwkwk ?" tanya Envy

"Betul kan ? Jadi ceritanya nih aku kan mau ketawa, dan aku diberitahu sama doi saat sedang chattingan dengan dia kalau wkwkwkwk itu artinya kayak sedang ketawa gitu. Doi-ku gak mungkin salah" kata Mia dengan mata berbinar ketika memikirkan tentang doi-nya.

"Tunggu . . . " kata Mia, matanya yang semula berbinar kembali menjadi mata yang dipenuhi dengan kekejaman.

Envy dan Kindness menelan ludah, sepertinya ini saatnya membuat keputusan. Apakah mereka akan menyerang Mia ataukah mereka akan tetap diam saja.

Akhirnya Envy memilih untuk menyerang. Dia baru saja akan mengeluarkan skill-nya ketika tiba-tiba Mia berkata, "Kalian gak bakalan merebut doi-ku dariku, kan ?"

'Yaelah, dikira mau nyerang, taunya . . . Serah lu deh' batin Envy.

"Tunggu . . ."

'Apakah Mia akan menyerang kali ini ?'

"Mau dengar cerita tentang bagaimana aku bisa suka doi-ku gak ?"

'No comment'

"Tunggu . . ."

'Ah, paling cuma obrolan gak jelas lagi'

"Aku kan mau nyerang kalian ! Kok jadi ngobrol sih ? Oho, aku paham. Kamu licik juga, Mas. Tak pernah terlintas dalam benakku bahwa kamu akan mengalihkan perhatianku dengan cara seperti ini." kata Mia.

'Dia sendiri yang ngomong kok. Aku gak ngomong dari tadi' batin Envy yang tidak sadar bahwa dia ngomong sedari tadi. Ngomong dalam hati :v

"Terima ini !" kata Mia, tentakel-tentakelnya melaju ke arah Envy dengan cepat, mengikat kaki dan tangan Envy.

"Wkwkwkwkwkwk ! Akhirnya aku menangkapmu ! Percuma saja memberontak. Semakin kamu memberontak, maka ikatannya akan semakin kuat. Tentakelku mengandung racun. Kamu akan mati perlahan-lahan. Wkwkwkwkwk !"

"Levi !" teriak Kindness, yang berdiri diam di tempatnya, tidak sanggup bergerak. Kindness ingin membantu Envy, tetapi tidak tahu apa yang harus ia perbuat.

Tiba-tiba, sesuatu melayang ke arah Mia, memotong tentakel-tentakel yang mengikat Envy, membuat Envy terjatuh ke tanah.

Dan sesuatu itu adalah timun.

"Kamu gak apa-apa, Levi ?" tanya Kindness

"Aku tidak apa-apa. Sepertinya tentakelnya terpotong sebelum racunnya sempat mengenai tubuhku" kata Envy.

"Syukurlah kalau kamu nggak apa-apa, Mas Levi. Pulanglah. Kasihan mbak Christa nunggu"

Envy, Kindness, dan Mia memalingkan pandangan mereka ke sumber dari suara tersebut, penyelamat Envy dan Kindness.

Dia memiliki rambut panjang yang disanggul ke atas, wajah yang putih karena ditutupi oleh masker wajah, kedua mata yang tertutup oleh timun. Dan memakai masker berwarna putih dengan tulisan #crackship4ever.

"Perkenalkan, nama saya Maskerwoman. Maaf, tadi saya habis dari rumah nonton Attack on Titan, jadi kebawa-bawa. Volentia, tenang aja. Pacarmu gak selingkuh, kok. Levi yang aku maksud tadi adalah Levi Ackerman, bukan Levi-mu"




Secret Between Us Where stories live. Discover now