Chapter 46 : Rencana

220 19 33
                                    

        
           Despair, Black Magic, Hanabi, 7 dosa besar, 7 kebajikan besar, Libertas, Shiroyuki, Rion, dan Inu sedang berada di ruang tamu ditemani dengan beberapa piring kue dan beberapa gelas teh buatan Mama.  Mereka berkumpul bersama untuk membahas rencana mengalahkan Aequiaria  atas perintah Pride yang ingin cepat-cepat menikahi Humility.

"Patience" kata Pride sambil menatap Patience yang sedang duduk sambil ngemil.

"Berdasarkan apa yang diberitahukan oleh Kiana, markas Aequaria terdiri atas 3 lantai. Lantai pertama, Land of the Peasants, ditempati oleh Rank D dan Rank E. Kiana hanya bisa memberitahukan tentang situasi di lantai pertama karena dia hanyalah Rank E. Lantai kedua, House of the Knights, ditempati oleh Rank B dan Rank C dan seperti yang kita semua ketahui, Anthro berasal dari Rank B. Lantai ketiga sekaligus lantai yang paling atas, Castle of the Master, adalah tempat dimana pemimpin Aequiaria berada. Konon katanya, lantai ketiga dijaga oleh Rank A yang kekuatannya sangat mengerikan. Untuk saat ini, kita hanya bisa mendapat informasi tentang lantai pertama, lantai yang ditempati Kiana" kata Patience.

"Jadi, apa rencananya ?" tanya Diligence.

Pride tertawa licik sambil menatap Hanabi yang sedang meminum teh manis milik Rion.

"Woi ! Jangan sembarangan minum teh punya orang dong !" teriak Rion sambil menatap Hanabi dengan tatapan kesal.

"Jangan lebay kamu, mas. Yang aku minum tehnya bukan cuma kamu doang. Aku sudah meminum teh milik Chastity, Charity, Humility, Kindness, Patience, Diligence, Sloth, Envy, Temperance, Shiroyuki, dan Inu. Buktinya mereka gak marah" kata Hanabi.

"Untung saja dia orang baik, kalau gak, gue gak bakalan relain teh gue buat diminum" kata Chastity.

"SEMBARANGAN AJA LO MINUM TEH GUE ! WRATH, BAKAR DIA !" teriak Envy.

"Udah, anggap aja amal" kata Charity

Hanabi mengabaikan teriakan para roh karena teh mereka diminum olehnya, lalu bertanya kepada Pride, "Sebenarnya rencana kita apaan sih ?"

"Lo harus ngerayu Anthro supaya dia berpihak sama kita" kata Pride, membuat Hanabi menyemburkan teh manis yang sedang diminumnya ke wajah Patience, membuat Wrath dikuasai oleh api amarah

"WOI ! LO KIRA LO SIAPA ? HAH ?!! MAIN NYEMBUR-NYEMBUR PACAR GUE AJA !!" teriak Wrath sambil mengelap wajah Patience dengan bajunya.

"Wrath, kalau mau ngelap muka orang tuh pake tisu, bukan pake baju. Lalu soal Hanabi, gak apa-apa kok, aku udah maafin dia bahkan sebelum dia menyembur muka aku pake teh." kata Patience dengan sabar.

"Gak bisa gitu dong. Itu kan teh manis, kalau wajah imut kamu digigit semut gimana ? Kan sakit" kata Wrath dengan penuh perhatian, menimbulkan bisikan-bisikan makhluk kasat mata yang ada di sana.

"Abang Wrath ternyata bisa perhatian juga ya"

"Aduh, so sweeet, mas Wrath"

"APA??! Wrath yang garang itu bisa selembut gini ?"

"Romance !"

"DIAM KALIAN SEMUA !!!! KITA DI SINI MAU NGEBAHAS RENCANA !!!!" teriak Wrath sambil menghantamkan kedua tangannya ke meja.

"Oke, kembali ke topik semula. Hanabi, pokoknya lo harus merayu si Anthro. Harus kamu. Humility, Kindness, Patience, Sloth, Greed, Temperance, Lust, dan Curse sudah ada yang punya. Shiroyuki masih belum cukup umur. Jadi kamu saja yang merayu si Anthro" kata Pride.

"Iya, iya." kata Hanabi.

"Bagus. Kita akan menyerang Aequiaria dengan cara seperti saat Libertas bermain catur" kata Pride, membuat Libertas memalingkan tatapannya yang semula tertuju pada gelas teh kepada Pride.

"Apa salahnya dengan gaya bermain catur ku ?" tanya Libertas.

"Gak ada yang salah. Aku tahu pola pikirmu saat bermain catur. Di mata umum, bermain catur adalah soal melindungi raja. Tetapi kamu fokus untuk menyerang." kata Pride.

"Menyerang adalah pertahanan hidup" kata Libertas.

"Aku tahu. Maksud kamu menyerang adalah untuk menyingkirkan penghalang yang melindungi sang raja supaya ketika hanya tersisa sang raja saja, maka kamu akan dengan mudah menghabisi sang raja dengan apapun yang kamu miliki" kata Pride.

"Oho, aku mengerti maksudmu, Pride. Dengan kata lain, ketika semua yang melindungi sang raja sudah tiada sementara kita memiliki banyak pasukan, maka sudah dipastikan kalau kemenangan ada di depan kita" kata Diligence.

"Benar sekali. Tetapi alih-alih menjatuhkan mereka yang melindungi sang raja, kita buat mereka agar berpihak kepada kita" kata Pride.

Semua yang ada di ruangan itu mendengar apa yang dibicarakan Pride dengan seksama, tetapi tidak ada yang mengerti, kecuali Rion, Diligence, Sloth, Gluttony, dan Humility. Bahkan Libertas yang disebut-sebut Pride tadi juga tidak mengerti.

"Umm . . . Aku gak ngerti" kata Kindness.

"Biar aku jelaskan. Kamu tahu permainan Shogi (catur Jepang) ?" tanya Sloth.

"TENTU SAJA TAHU !!!" teriak Envy, Temperance, dan Gluttony yang merupakan tiga orang wibu.

"Gak" kata yang lain yang bukan wibu.

Sloth menghela napasnya, lalu menjelaskan dengan rinci, "Shogi adalah sebuah catur Jepang. Dalam permainan Shogi, bidak musuh yang kamu kalahkan bukannya disingkirkan, melainkan dapat kamu pakai sebagai bidakmu sendiri untuk melawan musuh. Kira-kira maksud Kak Pride gitu. Kita merekrut pihak musuh sebanyak-banyaknya menjadi bagian dari kita untuk mengalahkan musuh utama kita"

"Kita merekrut musuh dengan negosiasi dulu dan kalau tidak berhasil, maka kekerasan dapat dilakukan" kata Diligence.

"Ooo . . . " kata para roh yang tadinya tidak mengerti.

"Jadi, Hanabi. Semangat ya !" kata Pride.

Catatan dari Author-san : saya tahu kalau chapter ini kebanyakan dialog dan penjelasan yang gaje. Tapi karena membahas strategi, jadi tentu saja harus banyak dialog // apa sih

Secret Between Us Where stories live. Discover now