Chapter 30 : It's The End

338 27 53
                                    


         Para dosa, kebajikan, Mama, Rion, Shiroyuki, Inu, Bapak pengemis, Bapak pengamen, dan Hanabi sekarang sedang berpesta di rumah para dosa. Berbagai makanan yang telah dimasak oleh Humility berjejer dengan rapi di atas meja dan semua orang dan roh tampaknya sedang asyik berbincang-bincang.

"Patience" panggil Wrath ketika melihat Patience sedang asyik berbicara dengan Lust.

"Ya ?" tanya Patience.

Seketika Wrath langsung menarik Patience keluar dari rumah para dosa. Di hadapan rumah para dosa, terdapat sebuah pohon mangga besar yang konon katanya angker. Wrath duduk di dekat pohon tersebut, kemudian mengisyaratkan Patience untuk duduk di sampingnya.

Patience duduk di samping Wrath, kemudian bertanya, "Ada apa, Wrath ?"

"Aku sudah membaca surat yang kamu berikan, jadi, maukah kamu menjadi pacarku ?" tanya Wrath secara blak-blakkan.

"EH ?" muka Patience memerah, kemudian Patience menjawab pertanyaan Wrath dengan tergagap-gagap, "I-iya"

Wrath tersenyum kemudian berbisik di telinga Patience, "Berarti boleh peluk dong ?"

"EH !!!!!????"

Sementara itu, Lust dan Sloth melihat momen Paywra layaknya dua orang jomblo sejati.

"Mereka serasi banget, kan ?" tanya Lust.

"Hmmm" Sloth mengiyakan perkataan Lust.

Tiba-tiba, sebuah gelas berisi susu rasa anggur diletakkan di hadapan Sloth, "Minum ini. Supaya tumbuhmu ke atas, bukan ke bawah" kata Diligence.

Sloth meminum susu tersebut, kemudian berkata, "Aku gak pendek"

"Terserah" kata Diligence sambil berjalan ke arah lain.

"Ciee ! Yang diperhatiin !" kata Lust.

Tetapi Sloth tidak merespons perkataan Lust karena Sloth tertidur lima detik setelah  meminum susu yang diberikan oleh Diligence.

"Kak Dili ternyata gitu orangnya" kata Lust

"APA ?" tanya Diligence yang tidak tahu apa-apa.

"Kak Dili racunin minuman milik kak Sloth dan berniat melakukan yang enggak-enggak kan ?" kata Lust dengan nada menuduh.

Tetapi tak lama kemudian, Lust pingsan karena dilempar kaos kaki anjing peliharaan tetangga yang belum dicuci selama  4 jam. Dan yang melempar kaos kaki tersebut adalah Chastity.

"Memangnya kak Diligence itu kamu ?" kata Chastity sambil menyemprotkan parfum Baigone ke tangannya karena telah dicemari oleh bau kaos kaki yang dipegangnya tadi.

Gluttony yang melihat ketiga kapal tersebut -- Paywra, Dilisloth, dan Chastlust -- tidak ingin kapal tersebut berlayar mendahului kapal miliknya dan Temperance, oleh karena itu, Gluttony tiba-tiba memasukkan sebuah onigiri secara paksa ke dalam mulut Temperance.

"Ohokohokohok . . . Apaan sih ?" tanya Temperance yang sempat tersedak walaupun tersedaknya tidak lama.

"Kapal kita ketinggalan jauh di belakang. Ayo kejar kapal mereka !" kata Gluttony.

"HAH??!"

"Envy, aaa~" kata Kindness sembari menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulut Envy.

Envy membuka mulutnya untuk disuapi Kindness sementara wajahnya menghadap ke samping karena malu.

"Anak pinter ~" kata Kindness.

"OI ! KAMU KIRA AKU ITU BOCAH APA ?" teriak Envy.

'Kindness tidak melihatku sebagai pria, hiks (╥﹏╥)' batin Envy

'Sepertinya Envy ingin disuapi, kenapa malah marah-marah ? Fix, aku gagal paham' batin Kindness.

"Mereka semua serasi banget, ya !" kata Charity

"Iya" jawab Greed yang hatinya bertanya-tanya : Kapan dia dan Charity pacaran ?

"Aku harap aku bisa menemukan jodohku supaya bisa seperti mereka" kata Charity

"Jodohmu sudah ada di sini, kok" kata Greed.

Charity mengedarkan pandangan ke sekitar ruangan, berusaha untuk mencari jodohnya, yang kemudian dibalas oleh Greed yang merajuk, "Chaaar~"

"Maaf, maaf, aku bercanda" kata Charity sambil tertawa terbahak-bahak.

"Perhatian, semuanya !" kata Pride yang membuat perhatian semua orang tertuju padanya dan Humility yang berdiri di sampingnya.

"Kali ini aku akan membuat sebuah pengakuan" kata Pride yang kemudian megeluarkan sebuah kalung dari sakunya.

Kemudian, Pride berlutut di hadapan Humility, "Hum, mulai sekarang aku ingin melindungimu sebisaku. Tidak ada yang tahu kalau sesuatu akan terjadi padaku lagi. Oleh karena itu, aku bertanya kepadamu : Maukah kamu dilindungi olehku terus sepajang masa ?"

"Terima ! Terima ! Terima !" teriak Hanabi, Libertas, dan Inu.

"Iya" jawab Humility.

Dan jawaban Humility membuat semua yang ada di dalam ruangan tersebut bersorak dengan gembira. Jawaban itu juga yang mengakhiri chapter ini dan juga season ini. Kalau para readers merasa tidak puas dengan season satu ini, Author-san meminta maaf sebesar-besarnya. Semoga di season kedua, Author-san dapat membuat fanfic SBU ini menjadi lebih baik. Ngomong-ngomong kalau para readers ingin Author-san mengadakan Q&A, silahkan kirimkan pertanyaannya di kolom komentar. Kalau ada yang mengirimkan pertanyaan, Author-san akan jawab di chapter khusus Q&A.

Jaa, mata ne ! Sampai jumpa di Season 2 !

N.B. : Sebelum masuk ke season 2 akan ada beberapa spesial chapter

Secret Between Us Where stories live. Discover now