Chapter 18 : Sebelum Perjalanan ke Jepang . . .

329 29 8
                                    

       

                 Wrath, Sloth, dan Gluttony sedang berada di kamar mereka masing-masing untuk mengepak barang yang akan mereka bawa ke Jepang.

Di kamar Wrath . . .

Wrath telah selesai mengepak barang yang akan dibawanya ke Jepang. Sekarang, dia sedang tiduran di kasur sambil menatap atap untuk merenungkan nasibnya. Dia mencintai Patience, tetapi Patience gak pernah peka. Ingin rasanya dia memukul orang tak bersalah karena ketidakpekaan Patience itu.

Wrath mendengar suara ketukan pelan di pintu kamarnya.

"Masuk" kata Wrath, masih memikirkan Patience.

Pintu kamar Wrath terbuka, dan betapa terkejutnya dia ketika melihat siapa yang ada di depan pintu.

Itu adalah Patience yang sedang mengenakan piyama super imut. Muka Wrath memerah seketika.

' I-imutnya . . ." batin Wrath

Tetapi karena Wrath masih kesal dengan ketidakpekaan Patience, dia memalingkan pandangannya kembali ke atap.

"Untuk apa kamu di sini ?!" tanya Wrath dengan agak kasar.

"A-anu . . ." Patience menutup kedua matanya sambil menyodorkan sepucuk surat untuk Wrath, "Terimalah surat ini ! Tolong dibaca saat kamu sudah sampai ke Jepang !"

Wrath mengambil surat itu dari Patience dan bertanya, "Surat apa ini ?"

"Rahasia" kata Patience sebelum meninggalkan Wrath sendirian di kamarnya.

Di kamar Sloth . . .

Sloth sama sekali tidak mengepak barangnya. Alih-alih mengepak barang, dia lebih memilih untuk tidur.

Pintu kamar Sloth terbuka, tetapi Sloth yang sedang tidur tidak menyadarinya.

Ternyata yang membuka pintu kamar Sloth adalah Diligence.

Diligence masuk ke dalam kamar Sloth dan menutup pintu di belakangnya. Kemudian Diligence menatap wajah Sloth yang sedang tertidur.

' Imut banget. Wajah imut Sloth ini harus diabadikan'  batin Diligence.

Diligence segera mengeluarkan ponselnya dari sakunya kemudian dia mulai memotret Sloth dari segala arah layaknya seorang paparazzi.

"Khe . . . Khe . . . Khe . . ."

Diligence mendengar suara tawa pelan di belakangnya. Dia segera melihat siapa yang ada di belakangnya.

Itu adalah Verhurn, boneka milik Sloth.

"S-sloth, apa yang kamu lakukan di tubuh Verhurn ? Mengapa kamu merasukinya ? Kayak hantu aja" kata Diligence.

"Seharusnya aku yang bertanya. Apa yang kamu lakukan di sini ?" tanya Sloth di dalam tubuh Verhurn.

"Aku . . . A-aku mau membantumu untuk . . . Mengepak barang ! Ya ! Aku mau membantumu untuk mengepak barang !" kata Diligence.

"Ya sudah kalau begitu" kata Sloth sebelum melanjutkan tidurnya.

"Selamat tidur, Sloth" kata Diligence sebelum melanjutkan sesi foto-foto yang dilakukannya tadi.

Di kamar Gluttony . . .

Gluttony sedang mengepak barang. Kopernya sudah penuh, tetapi masih banyak barang lagi yang ingin dibawanya.

"Mau bawa makanan apa lagi, sih ? Kamu berlebihan banget, bawa makanan sampai satu koper. Terus kamu gak bawa sabun, handuk, dan semacamnya gitu ?"  kata Temperance yang sedang duduk di samping Gluttony.

Temperance berkata bahwa sebagai sesama wibu, sudah sepantasnya Temperance membantu Gluttony mengepak barang, apalagi Gluttony akan pergi Jepang, surga bagi para wibu. Tentu saja Temperance harus membantunya.

Tetapi itu semua hanyalah alasan semata. Tujuan sebenarnya Temperance membantu Gluttony mengepak barangnya adalah untuk PDKT.

"Kamu kan mau ke Jepang, nih. Jangan lupa beliin oleh-oleh, ya !" kata Temperance.

"Tentu saja ! Aku akan membelikanmu oleh-oleh yang paling spesial ! Ditunggu aja, ya !" kata Gluttony.

Tiba-tiba . . .

Cup !

Temperance mencium pipi Gluttony, membuat wajah mereka berdua memerah.

Temperance yang seketika sadar akan perbuatannya segera menampar Gluttony, "K-kamu jangan b-berpikiran macam-macam ! I-itu cuma sebagai ucapan selamat tinggal, kok !"

Gluttony memegang pipinya yang merah akibat tamparan Temperance, lalu tersenyum,"Ooo . . . cuma ucapan selamat tinggal toh"

"Dasar nyebelin !" kata Temperance sebelum berlari keluar kamar.

Secret Between Us Where stories live. Discover now