Chapter 21 : Konfrontasi

319 31 36
                                    

       

               Envy, Kindness, dan Patience sekarang sedang duduk bersama di kantin sekolah. Mereka sedang membahas tentang apa yang bisa mereka lakukan untuk mengalahkan Aequiaria.

"Kayaknya kita gak bakalan bisa lakuin apa-apa, deh" kata Patience.

"Jangan begitu ! Kita harus terus berpikir positif !" kata Kindness.

"Betul kata Kindness" kata Envy.

Saat Envy, Kindness, dan Patience sedang asyik berbicara, seorang wanita muda dengan rambut coklat yang disanggul berjalan ke arah mereka.

"Permisi, mau pesan apa ?" tanya wanita muda tersebut.

"Kamu siapa ? Apa yang kamu lakukan ke ibu kantin kami yang tercinta ini ? Hah ?" tanya Envy.

"Woi ! Gue ada di sini !" teriak ibu kantin dari kejauhan.

"Itu anak perempuan gue ! Cantik kan !" teriak ibu kantin.

"Gak" kata Envy.

'Cantik apanya ? Jijay banget ! Rambutnya yang disanggul itu udah kayak benjolannya si Jarjit Singh, cantikan Kindy malah. Kalau dibandingkan dengan Kindness, dia mah gak ada apa-apanya' batin Envy.

( Author-san : Memangnya selain Kindness, ada yang cantik ?

Envy : Tentu saja tidak ada ! Cuma Kindness aja yang cantik di dunia ini . . . J-jangan salah paham, ya ! J-j-justru kecantikannya yang bikin aku iri !

Author-san : Terserah lu, deh )

Anak perempuan ibu kantin tersenyum, kemudian mengulurkan tangan kanannya, "Perkenalkan, nama saya Hanabi, anak perempuan ibu kantin. Salam kenal !"

Kindness menjabat tangan yang diulurukan Hanabi, "Nama saya Volentia, salam kenal !"

"Saya Levi" kata Envy

"Nama saya Payshie, salam kenal !" kata Patience

Hanabi terkejut melihat Patience, "Kamu . . ."

"Ada apa ?" tanya Patience.

"Imut banget !!!! Kok bisa sih ada bocah seimut kamu ? SD kelas berapa ?" tanya Hanabi.

"Aku bukan bocah !!!!!" teriak Patience dengan muka memerah, "Aku murid SMP !"

Orang-orang yang sedang minum di kantin langsung menyemburkan minuman mereka, bagi yang tidak menyemburkan minuman mereka, jangan khawatir. Mereka tidak seberuntung yang kalian kira. Bagi yang tidak menyemburkan minuman mereka, mereka malah tersedak.

"Ohokohokohokohok !" batuk seorang murid yang tersedak sebelum punggungnya dipukul oleh cewek disampingnya.

"Makasih" kata murid yang tersedak itu sebelum memalingkan pandangannya ke arah Patience.

"Kamu murid SMP ?" tanya murid tersebut tidak percaya.

"Gak mungkin !" kata murid lain yang menyemburkan minumannya tadi.

"Aku memang murid SMP ! Aku kan sudah pakai seragam SMP !" kata Patience.

"Ah, cuma kosplay itu" kata murid tersedak yang merupakan seorang wibu sejati.

Envy melihat pemandangan di depannya, kemudian menarik Kindness menjauhi kerumunan tersebut.

"Gak apa-apa nih kita meninggalkan Patience ?" tanya Kindness ketika mereka sampai di lorong sekolah.

"Gak apa-apa. Aku yakin Patience menikmati waktunya menjadi populer" kata Envy.

' Maaf, Patience. Akan kutebus kesalahanku nanti' batin Envy.

Tiba-tiba, terdengar suara tepukan yang berasal dari belakang mereka, membuat Envy dan Kindness berpaling untuk melihat sumber dari tepukan tersebut.

"Bu Mia ?!" teriak Envy dan Kindness secara bersamaan.

Mia tersenyum, tentakel-tentakel berwarna merah jambu menjalar keluar dari punggungnya, "Envy, akhirnya aku menemukanmu \(≧▽≦)/ seneng deh !  Eh, ada Kindness juga, ya ! >v< ! Dapet dua ! Aku tak sabar ingin membunuh kalian, mendengar jeritan kesakitan kalian saat aku mencabik-cabik organ kalian dari tubuh kalian. Merasakan darah segar kalian mengalir di antara tentakelku. Sungguh luar biasa ! Aku jadi semakin tak sabar untuk membunuhmu"

Secret Between Us Where stories live. Discover now