3

9.9K 457 18
                                    

Setelah jenazah almarhum kakek dimakamkan, kami sekeluarga pulang. Aku pulang kerumah Kak Angkasa. Yah! Aku sudah menjadi seorang istri sekarang. Aku ragu sekali. Kami sudah sampai dikamar Kak Angkasa. Dia sudah membawa semua barang barang ku dikamar. Benar benar semuanya! Sampai, keset kamar mandi dikamar juga dibawa. Katanya biar ga bolak balik nantinya.

Aku berjalan kearah ranjang yang king size itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku berjalan kearah ranjang yang king size itu. Membaringkan tubuh lelahku diatasnya. Sambil menatap langit langit kamar,Aku berfikir.
Rasanya mustahil kakek sudah tiada, dan aku sudah sah menjadi istri. Tapi, biar fikiranku itu tidak mungkin, tapi itu kenyataannya.

Aku sudah menjadi seorang istri disaat umurku 17. Apakah suamiku ini bisa sabar menghadapi sifat labilku? Aku hanya ingin satu kali menikah. Tapi aku tak tau apakah suamiku ini memikirkan hal yang sama denganku? Ish. Pusing sekali.

Terdengar suara decitan pintu. Artinya ada seseorang yang masuk. Aku langsung terduduk. Dan menunduk. Aku takut. Takut suamiku ini orang jahat. Aku benar benar belum mengenalnya.

Bertemu dengannya kala itu aku tidak berfikir bahwa dia suamiku saat ini.

"Dek?"

"Hah?"

Dia tersenyum. Lalu mendekat kearahku. Dia duduk disampingku. Aku bergeser sedikit. Dia tertawa kecil.

"Gausah gitu. Kita sudah sah. Aku pengen ngomong sesuatu sama kamu"

"I-iya Kak" jawabku lagi. Lagilagi menunduk menunjukkan wajah takut.

"Tidak usah takut. Aku tak akan menyakitimu"

Aku mengangguk dan tersenyum tulus kearahnya.

"Kakak mau bicara apa?"

Dia mengambil nafas panjang

"Sebenarnya,aku ingin membuat perjanjian denganmu"

"A-apa? Kakak ingin membuat perjanjian?"

Dia mengangguk dan tersenyum tulus.

"Kakak ingin kita nikah kontrak ya? Karena aku bukan tipemu? Karena aku gadis labil? Karena aku masih muda dan sekolah? Jadi kakak ingin menceraikanku saat usia pernikahan kita satu tahun? Iya?" Ucapku spontan dan polos. Sepolos kertas HVS warna putih.

Dia tertawa terbahak bahak mendengar kalimatku tadi. Apa yang lucu?
Aku memanyunkan bibirku kesal. Huh! Menyebalkan sekali. Aku berbicara serius dia malah tertawa.

"Bicara mu ngawur sekali gadis muda istri Angkasa" ucapnya sambil mencapit hidungku.

Blush.

"Ap-apan sih!" Ucapku pura pura ngambek

"Jangan ngambek lahh" ucapnya dengan nada yang menggemaskan.

Aku tertawa terbahak bahak melihat dokter yang kukira jahat tersebut melakukan aksi untuk membuatku tidak ngambek lagi.

"Nah udah ketawa berarti ga marah dong"

"Yah kakak sih"

"Hehehe. Dek"

"Hm?"

"Omong omong. Kalimatmu tadi ngawur sekali. Aku tidak berfikiran kesana. Aku malah ingin kita mengenal satu sama lain. Kita buat perjanjian. Apapun yang terjadi, Kita tidak boleh pisah. Karena aku tak mau 2 kali menikah. Aku ingin sekali saja menikah. Aku akan coba memahamimu. Akan coba mengerti semua tentangmu. Kamu mau?"

Aku mengangguk antusias.

"Mau sekali! Terimakasihh kakakk" ucapku sambil tersenyum gembira.

"Peluk dong"

"Heheh" dia merengkuh tubuh mungilku. Membawa kedekapannya. Dia mencium keningku. Jantungku dan dia berdetak kencang.

"Eghem. Lain kali pintunya ditutup dong" ucap mamah dibalik pintu

Kami refleks melepaskan pelukan kami. Dan kami menyengir lebar

"Mamah ganggu aja. Anaknya masih kasmaran juga" ucap Kak Angkasa dengan polos

Aku menyubit perutnya gemas. Dasar gila

"Yaudah mamah pergi, pintunya ditutup. Biar ga bikin iri" ucap mamah sambil tersenyum kecil

Kak Angkasa langsung bangkit dan menutup pintu.

"Sudah. Tidak ada yang mengganggu. Sekarang kita lanjutkan yang tadi"

Alisku terangkat sebelah

"Ga ada. Aku mau tidur. Capek"

Kak Angkasa melongo. Aku tutup mulutnya itu. Kemudian ku kecup pipinya dan aku langsung lari ke kamar mandi.

"Syaaaa! Kamu curang!" Teriak Kak Angkasa

Aku tertawa terbahak bahak dikamar Mandi. Rasanya menyenangkan sekali jatuh cinta itu eh, apakah aku jatuh cinta?

•••

"Enghh .."

Aku terbangun saat ini. Mencoba untuk bangun,tapi ada yang menahanku. Rupanya tangan kekar Kak Angkasa. Aku mencoba melepaskannya. Tapi apa daya, tanganku hanya separuh tangannya.

"Kak. Aku mau bangun"

"Bentar sayang. Hari ini kamu masih libur. Tiduran aja dulu" ucapnya dengan nada serak, khas orang bangun tidur.

"Nghh,pengen pipis Kak. Ayo bangun ah"

Mendengar kalimatku,Kak Angkasa langsung melepaskan pelukanku

"Hish dasar. Udah sana ke kamar mandi. Nantinya malah ngompol disini"

"Tapi bo'ong wleee" ucapku berlari sambil menjulurkan lidah.

"Syaaaa!" Ucap Kak Angkasa sambil berlari menyusulku.
Dia tiba dikamar Mandi bersamaku. Jantungku berdetak lebih cepat.

"Kakak apaan si. Sana ah aku mau mandi" ucapku sambil mendorong tubuhnya.

"Bareng" ucapnya menjulurkan lidah

"Gak mau! Keluar ishh"

"Tapi aku mau" ucapnya dengan nada menggoda

"Kak apaansih. Keluar ga! Galo ga keluar.."

Dia mengangkat sebelah alisnya
Aku mengambil nafas pelan, lalu

"Hm gapapa"

"Berarti boleh bareng dong" ucapnya

"Gak lah! Apaan. Keluarrrr"

"Iyaiya"

Huh!
Akhirnya aku bernafas lega.
Kemudian aku melakukan rutinitasku, yaitu mandi ganti baju. Sambil menunggu adzan subuh,aku sempatkan membaca al-quran terlebih dahulu.

Sekarang jadi beda, yang tadinya mengaji sendiri,sekarang ada yang menemani. Yang tadinya sholat sendiri,sekarang udah ada imamnya.
Yang baca,kapan nih nyusul aku heheh?

Adzan subuh berkumandang.
Aku menyimpan al-quran milikku dan Kak Angkasa. Kemudian kami menggelar sajadah menghadap kiblat.

"Dek? Ini pertama kalinya kakak menjadi imam untuk makmum kakak. Doakan lancar. Dan semoga kakak menjadi imam pertama dan terakhir bagimu" ucapnya tersenyum tulus

Darahku berdesir. Aku terharu akan ucapannya.

"Iya Kak. Insyaallah aku akan mengabulkan itu" ucapku dengan senyum terindah yang belum aku tunjukkan kepada siapapun

"Yaudah. Kita mulai ya sholatnya?"

Aku mengangguk.
Kemudian kami melakukan sholat berjamaah untuk pertama kalinya.

•••

SyakilaWhere stories live. Discover now