8

7.5K 334 6
                                    


21:07

Aku mengacak rambut frustasi. Sudah malam dan Sya tak kunjung pulang.

Arggh! Ini semua salahku. Apa yang ada difikiranku? Mengapa aku menyakiti istriku sendiri?

Yaallahhh lindungi dia.

Aku harus mencari. Apapun yang terjadi.
Akupun bergegas keluar rumah dan mencari keberadaan istriku.

Hujan lebat benar benar menyulitkanku untuk melihat jalan. Tapi apa boleh buat? Aku harus menemuinya.

Yaallahhh Sya. Maafin kakak.

•••

Syakila POV

Aku benar benar kedinginan. Kenapa Tata tidak datang datang?
Ini sudah malam. Aku benar benar takut.

Drrttt..drrttt..

Tata is calling

"Hallo Sya. Maafin Tata. Gabisa jemput kamu. Saudara Anin ada yang meninggal. Jadi gaada kendaraan buat jemput kamu. Maaf ya?"

"Iya,gapapa kok. Ini suami Sya bakalan jemput Sya"

"Okay,take care Sya"

Klik.

Aku menggosokkan kedua telapak tanganku. Berharap membuatku hangat.

"Bunda, Ayah, Kak Andre, Kak Nafi, Syakila takut"

"Arggh!" Ucapku menahan nyeri pada perutku.
Aku baru ingat bahwa aku belum makan dari tadi pagi. Aku memiliki maag yang cukup parah.
Kenapa dengan hari ini?

"Argh sakittt" ucapku meremas perutku. Benar benar sakit. Perih sekali. Yaallahhh aku mohon datangkan seseorang yang menolongku.

Sebuah cahaya menyorotku dari kejauhan. Aku melihat mobil Kak Angkasa yang kemudian bergerak kearahku.

Kemudian Kak Angkasa menghampiriku.

"Kamu kenapa Sya?" Ucapnya panik.

"Shh, sa-sakit"

"Apanya yang sakit?" Ucapnya

"Arrgh. Perutku Kak. Sakittt sekali" ucapku menahan tangisku.

Kemudian Kak Angkasa menggendongku kedalam Mobil. Menurunkanku dikursi penumpang dengan hati hati. Kemudian dia menjalankan mobil dengan kecepatan penuh menuju rumah sakit tempat dia bekerja.

Didalam mobil kami hanya diam. Aku meringis kesakitan. Sedangkan Kak Angkasa hanya diam menatap jalanan. Sepertinya dia sedang emosi. Aku jadi takut.

"Kak?" Cicitku dengan suara lemah.

"Apa?" Ucapnya dingin.

What? Dia marah? Bukannya seharusnya aku yang marah ya? Seenak jidat aja dia bawa perempuan. Cantik lagi.
Ingin rasanya aku lompat dari sini saja.

M-e-n-y-e-b-a-l-k-a-n

Tiba tiba Kak Angkasa mengerem mendadak. Kepalaku sampai pusing. Kemudian Kak Angkasa keluar mobil.

Apa yang dia fikirkan?

Aku ikut turun untuk memastikan apa yang terjadi.
Saat aku turun, betapa terkejutnya aku, melihat pemandangan ini.

Apa apaan ini?

Kak Angkasa sedang menenangkan seorang wanita? Kurasa dia wanita yang tadi pagi ku temui.

Brengsek!

Aku segera mundur perlahan. Kurasa Kak Angkasa tidak menyadari kehadiranku dibelakangnya. Akhirnya aku mundur dengan teratur kemudian aku lari meninggalkannya.

Yaallahhh aku harus kemana?

Aku berlari dan terus berlari. Sampai akhirnya aku berada didepan rumah sakit yang sederhana. Aku masuk kemudian mendaftar diri menjadi pasien. Aku akan memeriksakan perutku. Aku harus memikirkan kesehatanku daripada melihat Kak Angkasa bertemu seorang wanita.
Aku tidak peduli dengan orang yang tidak peduli padaku.
Itu prinsipku.

Aku tertatih tatih berjalan ke ruangan. Dibantu suster,aku segera naik ke atas brankas tersebut.
Tak lama kemudian, seorang dokter cantik memeriksaku.

Dokter tersebut mengecek detak jantungku, mata, telinga, dan perutku.

"Kamu punya maag?"

Aku hanya mengangguk lemah sambil tersenyum.
Dokter tersebut tersenyum kembali kepadaku.

"Lain kali, harus makan tepat waktu. Tidak boleh stress, tidak boleh kecapekan ya?" Ucapnya mengelus kepalaku sayang.

"Iya dokter. Em. Aku boleh minta bantuanmu?"

Dokter tersebut mengangguk, "iya tentu"

"Aku ingin identitasku ini dirahasiakan. Jangan sampai orang tau kalau aku dirawat disini. Apakah dokter bisa?"

Dokter tersebut sempat berfikir kemudian menganggukkan kepalanya dan tersenyum, "akan ku anggap kau seperti adikku"

Aku mengangguk senang, kemudian kami berpelukan.

-

Angkasa POV

Melihat Syakila terkapar lemah didepan ruko, hatiku bagai disayat sayat pisau.
Aku merasa sangat bersalah.

Aku menyakitinya.
Aku membiarkannya kehujanan.
Aku membiarkannya kedinginan.
Aku membiarkannya kesakitan.
Aku gagal menjaganya.
Aku gagal menjadi imam untuknya.

Saat aku fokus kejalanan, tampak seorang wanita duduk dipinggir jalan.
Aku memincingkan mataku untuk tau siapa wanita itu.

Ciiitt...

Aku mengerem mendadak hingga suara kepala Sya terbentur.
Aku keluar dari mobil dengan tergesa gesa. Kemudian menghampiri wanita tersebut.

"Jessica?"

"A-ang-ka-saa. Uhukk uhukk"

"Kamu kenapa? Kenapa bisa seperti ini?" Ucapku panik.

"Bawa aku kerumah mu Sa"

Aku terkejut atas ucapannya. Bagaimana bisa? Aku harus membawa Sya kerumah sakit.

Aku harus menyelamatkan Jessica.

Kemudian aku membawa Jessica kedalam mobil.
Membuka pintu belakang dan menaruhnya hatihati.

Aku mengitari mobil dan duduk dibangku sopir.

"Sya,kita pul-" ucapku menghadap kursi penumpang sebelahku.

Aku terkejut saat tidak melihat Sya dimanapun. Dimana dia? Argh!
Dia pergi lagi? Dia tau?
Sialan.

Aku benar benar pusing. Syakila menghilang dan dia sedang kesakitan, kemudian sekarang Jessica membutuhkanku.
Apa yang harus aku lakukan?

Okey. Aku akan membawa Jessica pulang, dan kemudian mencari istriku.

Kemudian dengan kecepatan sedang aku melaju ke rumah Jessica.

•••

Next / udahan aja nih? 😅

SyakilaWhere stories live. Discover now