12

8.3K 382 10
                                    


Assalamualaikum..

Temen temen para pembaca,sebenernya aku mau minta maaf. Barangkali ada yang nunggu cerita dariku, maaf banget telat update. Karena autor masih melaksanakan ujian praktek nih:(

Minta doa dan dukungan ya. Semoga ujian prakteknya lancar hehe.

Makasiii....

---------------

Angkasa POV

Aku berlarian di lorong rumah sakit sambil menggendong istriku. Panik, khawatir, takut menjadi satu. Bagaimana tidak panik, kalau istriku tak sadarkan diri seperti ini.
Saat melihatnya lemas dan bermuka pucat, bagaikan hatiku disayat sayat pisau tajam.

Sakit.

Itulah yang ku rasakan.

Cklek..

Pintu ruangan terbuka. Nampak dokter berambut pendek keluar dari ruangan tersebut. Dia adalah Lina. Dokter disini juga. Dia lumayan akrab denganku. Dia juga seorang teman yang baik.

Aku langsung berdiri dan menghampirinya.

"Lina, bagaimana dengan istriku?" Ucapku dengan nada yang begitu khawatir.

Tentu saja aku khawatir, siapa sih yang ga khawatir, liat istri pingsan seperti itu. Semua suami juga merasakan khawatir jika berada diposisiku.
Mungkin hehe.

"Alhamdulillah, istri dokter tidak apa apa. Hanya saja.."

"Ada apa Lina! Katakan sekarang!"

"Selamat. Dokter akan menjadi seorang ayah" ucapnya tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"Ma-maksudmu? A-aku? A-ayah? Apaansi?"

"Ya! Istrimu tengah mengandung buah hati kalian. Usianya sudah 3 minggu. Tolong dijaga betul betul ya Sa. Karena usia istrimu masih muda, kandungannya juga muda, tapi calon ayahnya tua!" Ucap Lina tertawa

"Sialan. Terus sekarang? Boleh masuk ga?"

"Siapa?"

"Aku lah"

"Yang tanya wlee" ucapnya dengan menjulurkan lidahnya mengejekku.

Tanpa basa-basi, aku langsung masuk kedalam ruangannya. Kuliahat dia sudah sadar dan tersenyum kearahku. Aku berlari kearahnya.
Kupeluk dia penuh kasih sayang. Ku hujami ciuman dipucuk kepalanya.

"Ada yang masih sakit?"

Dia menggelengkan kepalanya. Kemudian kembali masuk ke dekapanku.

"Apa yang sebenarnya terjadi Kak?"

Aku menangkup kedua pipinya. Kedua pipinya nampak merah.

"Kita akan jadi orang tua sayang"

Dia membulatkan matanya. Aku terkekeh pelan. Pasti dia tidak mempercayaiku.

"Iya. Kita akan jadi orang tua. Kamu Hamil sayang. Usianya sudah 3 minggu. Kita harus jaga kandungannya baik-baik. Karena ini kandungan pertamamu, dan juga masih muda. Kita jaga bersama-sama ya? Kamu mau kan?"

Dia hanya diam. Dia seperti tidak percaya dengan kata kataku. Yah! Aku salah. Dulu aku pernah mengatakan hal yang seperti ini, memintanya untuk bisa menjaga pernikahan ini, tapi kenyataannya aku yang membuat semuanya rusak.

Aku menghela nafas pelan.

"Kakak ga akan lakuin kesalahan itu lagi. Kakak minta maaf Sya" ucapku menunduk dan mencium punggung tangan istriku. Mengecup berkali-kali, dengan penuh rasa sayang.

Dia menitihkan air mata.

Kuhapus air mata yang mengalir di pipinya. Ku usap perlahan dengan ibu jariku.

"Jangan menangis. Kata Bondan Prakoso everything is gonna be okay"

Dia terkekeh. Kemudian memelukku dengan erat.

"Aku mau"

•••

Hari ini adalah hari minggu. Syakila dengan egoisnya melarang suami tercinta untuk pergi bekerja. Tidak ada kata pasien lagi.
Hari ini Syakila ingin menghabiskan waktu bersama suaminya. Ingin bermanja manja ria.

Sekarang mereka duduk di sofa ruang keluarga. Sambil menyalakan televisi.

"Kak? Ada yang nyatain cintanya ke aku" ucap Syakila dengan gugup.

Badan Angkasa langsung tegap. Kemudian matanya menyorot ke arah istrinya. Syakila hanya menundukkan kepala.

Angkasa meraih dagu Syakila, "siapa?" Ucapnya selembut mungkin.

Syakila mendongak. Menatap mata suaminya, "Em, itu namanya Hilman"

Alis Angkasa terangkat sebelah.
Memang siapa dia?

"Dia siapa?" Ucap Angkasa

"Maaf" ucap Syakila menitihkan air mata

"Sayang. Jangan menangis. Kamu tidak bersalah. Coba lihat ponselmu. Mas yang akan membalas pesannya" ucap Angkasa. Kemudian Syakila memberikan ponselnya.

Angkasa dengan serius membalas pesan dari Hilman Hilman itu.

"Ini. Sudah" ucap Angkasa tersenyum dan memberikan ponselnya pada Syakila.

"Kakak apain dia?"

"Cuma menolak dengan halus" ucap Angkasa disertai tawa bahagianya

"Ish. Bahagia banget" cibir Syakila. Kemudian membuka ponselnya. Dan melihat balasan apa yang dikirim ke Hilman.

Syakila membulatkan matanya. Apa apaan ini?

Kalian tau? Angkasa membalas pesannya seperti ini :

Hilman
Assalamualaikum Sya. Aku sayang dan suka padamu. Apa kamu mau jadi teman hidupku?
Hilman-

Syakila
Maaf, aku terlalu subhanallah untuk kamu yang astaghfirullah.

"Kakakkkkkk!"

•••

SyakilaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora