21

5.7K 327 2
                                    

Hai. Assalamualaikum!
Selamat malam.
Selamat berlibur.
Yang tidak libur, tetap semangat ya!

•••

" Jangan marah, bagimu surga ."
(HR. Thabrani dan dinyatakan shahih dalam kitab shahih At-Targhib no. 2749)

•••

2 hari sejak terjadinya kejadian itu, Syakila tidak membuka matanya sama sekali. Betah sekali dia tidur. Angkasa tak henti-hentinya membacakan ayat-ayat suci alqur'an. Angkasa tak pernah bosan untuk menemani Syakila disini. Kadang dia juga pulang, untuk mengecek keadaan Khanza.

Saat ini, Angkasa sedang membaca alqur'an disamping brankar Syakila. Tidak ada orang lain. Hanya mereka berdua disini. Tadi, Khanza dan kedua orang tua Syakila datang, tetapi saat ini mereka sudah pulang kembali.
Angkasa melantunkan ayat-ayat suci itu dengan suara merdu. Beberapa kali air matanya menetes. Rasa rindu, kecewa dan bersalah menyelimutinya sampai saat ini.

Rindu istrinya yang ceria.
Kecewa dengan dirinya sendiri.
Bersalah karena membuat istrinya sendiri sakit.

Saat sedang melantunkan ayat-ayat suci alqur'an, tangan Syakila bergerak. Angkasa yang melihatpun langsung memanggil dokter. Tak butuh waktu lama, dokter dan suster datang. Kemudian mengecek keadaan Syakila.

"Lang, gimana istri gue?" Ucap Angkasa cemas.

"Keadaannya membaik. Bentar lagi dia bakal buka mata. Gue ikut seneng Sa" ucap Galang sambil menepuk pelan bahu sahabatnya.

"Alhamdulillah. Makasih Lang. Makasih bangettt" ucap Angkasa.

"Santai aja. Ya udah, gue pamit dulu. Jangan lupa makan"

"Lo ngingetin gue nih?" Ucap Angkasa terkekeh.

"Bukanlah. Ngingetin istri lo tau'!" Ucap Galang tertawa.

"Sialan lo. Disini masih ada suaminya"

"Haha. Santai kali. Ya udah, gue cabut ya"

Angkasa hanya mengangguk. Kemudian duduk kembali di kursi sebelah brankar Syakila. Ternyata yang diucapkan Galang benar, tak lama kemudian Syakila mulai membuka mata.

"Sayang. Kamu butuh apa?" Ucap Angkasa dengan lembut.

"A-air mas" ucap Syakila terbata-bata.

Angkasa mengangguk. Kemudian menyerahkan gelas itu ke Syakila. Angkasa membantunya untuk minum.

"Ma-kasih mas"

"Iya sayang"

Syakila selalu merasakan gugup apabila Angkasa melakukan hal-hal manis. Padahal mereka bukan pengantin baru lagi, tetapi tetap saja Syakila merasa gugup.

"Sya?"

"Iya Mas?"

"Mas minta maaf ya. Karena Mas, kamu jadi seperti ini"

Syakila mengangguk, kemudian tersenyum, "tidak apa-apa mas"

"Kamu, serius tidak marah?"

Syakila menggelengkan kepalanya, "tapi ada syaratnya tau"

Angkasa menaikkan sebelah alisnya. Merasa bingung, Syakila terkekeh.

"Ceritain Mas, gimana aku sampai dirawat disini"

Kemudian, mengalirlah cerita dari mulut Angkasa. Syakila memperhatikkan Angkasa dengan khusyu', sambil menopang dagu dengan tangannya.

"Nah jadi gitu"

"Ohh"

"Ohh doang nih?"

"Ya terus gimana?"

"Kamu ga marah?"

Syakila menggeleng,"Masa aku marah sama suami aku sendiri?"

Tanpa aba-aba, Angkasa membawa Syakila ke pelukannya. Kemudian ia mengecup kening Syakila cukup lama.

"Terima kasih sayang"

•••

"Mommy..." Ucap Khanza berteriak, kemudian berlari kearah kedua orang tuanya yang baru saja turun dari mobil putihnya.

"Hallo sayang. Gimana kabar Khanza?" Ucap Syakila memeluk anak perempuannya itu.

"Baik Mommy. Mommy udah sembuh?" Tanya Khanza sambil membalas pelukan Mommy-nya.

"Mommy baik sayang. Apalagi ketemu Khanza"

"Eghem.." Angkasa berdehem kemudian mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Daddy!" Pekik Khanza kemudian melompat ke gendongan Angkasa.

"Hai anak Daddy! Nakal ga nih?"

"Ga dong" ucap Khanza dengan nada lucu.

"Ya udah yuk, masuk" ucap Syakila kemudian Angkasa merangkul bahu Syakila. Dan tangan Syakila membawa koper yang berisikan baju-baju mereka selama dirumah sakit.

Lalu, mereka masuk ke dalam kamar. Syakila dan Angkasa mendengarkan Khanza berceloteh dengan ceria nya. Sesekali mereka bertiga tertawa bersama.

•••

Pengen deh divote, comment yang banyak sama readers:((

Aku tunggu ya..

Kira-kira aku pengen buat cerita anak remaja gitu, menurut kalian, buat atau engga? Ngehehe

SyakilaWhere stories live. Discover now