14

7.8K 290 3
                                    

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(Q.S Al- Insyirah : 6)

•••

Suasana ruangan putih ini menjadi ruangan tangis bahagia. Seorang bayi perempuan lahir dengan normal dan sehat. Ibu yang melahirkan masih terbaring lemah dengan wajah pucat. Sang ayah yang baru mengumandangkan adzan tidak henti hentinya mengucapkan syukur, karena telah diberi kepercayaan oleh Allah untuk menjaga sang buah hati tersebut.

Kedua keluarga saling menatap bayi mungil tersebut dengan terharu. Wajah mereka sangat antusias menyambut anggota keluarga yang baru tersebut.

"Sayang, mas minta maaf atas kejadian kemarin. Mas juga mau berterimakasih, karena kamu telah menghadirkan buah hati kita dengan selamat" ucap Angkasa sambil membelai pucuk kepala sang istri. Diakhiri dengan kecupan manis dipucuknya

Syakila tersenyum tulus, "Iya mas, tidak apa apa. Emm kapan kita boleh pulang?"

"Sebentar lagi. Aku siapin dulu. Nanti kamu keluar pakai kursi roda yah?"

Syakila mengangguk. Kemudian membiarkan Angkasa menyiapkan kepulangan mereka.
Syakila menangis terharu. Melihat keluarganya dan keluarga mertuanya, mereka menerima kehadiran anggota baru mereka dengan baik.

"Nak. Bunda sama Ayah pulang dulu. Mamah sama Papah juga. Kamu ga papa kan?" Ucap bunda membelai wajahku lembut

"Iya Bunda. Itu Mas Angkasa juga nanti kesini"

"Ya sudah. Sampai jumpa sayang. Sampai jumpa juga cucu Oma"

Setelah kepergian Orang tua dan mertuanya, seorang laki laki berpakaian serba hitam menatapnya tajam. Ditangannya terdapat boneka coklat yang lusuh disertai pisau yang menancap di bagian perutnya.

Deg..

Apa maksud semua ini ya Allah?

"Sayang, yuk pulang"

Aku mengangguk ragu. Kemudian, aku dibantu untuk duduk di kursi roda. Lalu suamiku mendorong kursi roda itu ke tempat parkir.

Aku tidak boleh egois. Aku tidak akan memikirkan kejadian tadi

•••

Sesampainya kami dirumah, kami disambut asisten rumah tangga kami dengan baik. Kemudian membantu meletakkan barang barang yang kami bawa tadi. Ku langkahkan kakiku ke kamar tidurku dan membaringkan bayiku disana.

"Sayang, kamu istirahat yah. Biar aku yang jagain bayi kita"

Aku mengangguk kemudian aku ingat sesuatu.

"Emm, nama bayi kita siapa ya mas?"

"Bagaimana jika kita memanggilnya Khanza?"

"Boleh. Nama lengkapnya?"

"Kamu mau recomendasi ga?"

"Namira Khanza Rizqiananta"

"Nama yang bagus"

Welcome to the world Namira Khanza Rizqiananta❤❤

•••

"Iiihhh. Lucu banget siii baby nyaaa" ucap Tata antusias melihat Khanza

"Namanya siapa Sya? Duh cantik banget. Boleh lah ntar dijodohin sama gue" ucap Arsen sambil membetulkan jambulnya yang rusak dengan jarinya

"Kamu pedofil Sen?" Tanya Angkasa

"Ya ga lah Kak"

"Ya lo tu pedofil lah. Bayi gitu masa pengen lo jadiin jodoh lo. Ga masuk Sen" ucap Anin geleng geleng kepala

"Iya juga ya?"

"YA IYALAH" jawab mereka serempak

Syakila tak melihat sosok Fajar. Padahal, setiap ada Arsen pasti ada Fajar. Mereka seperti kembar. Tapi beda ibu beda Bapak.
Iya memang bukan kembar.
(Apansi-_-)

"Fajar kok ga ikut?" Ucap Syakila

"Emm-- anu eh itu fajar -- em" gagap Nita

"Anu anu apaan si. Jangan ambigu deh"

"Fajar lagi ada tugas banyak. Jadi sorry ya kalo dia ga kesini" ucap Anin

"Oh gituu" Syakila mendesah kecewa

"Ya udah kalo gitu kita pamit Sya, kapan kapan kita main lagi"

Sya mengangguk dan tersenyum

"Daaahh Khanzaaa"

•••

Tq

SyakilaWhere stories live. Discover now