dua puluh

4.5K 416 65
                                    

Gue kebangun gara-gara kecupan berkali-kali di muka gue. Gue buka mata, dan Sehun lagi ngecupin pipi, kening sama sesekali ngecup bibir, "Mas, ngapain sih? Geli!" gue jauhin badan Sehun dan ngucek mata gue. Suara gue serak khas orang bangun tidur.

"Udah mau siang, masa kamu mau tidur terus?"

Gue ngambil ponsel gue, dan emang udah mau jam sebelas. Njir, kebo banget gue. Tidur dari jam delapan sampai jam sebelas. Jarang-jarang bisa tidur senikmat ini. Biasanya kalau kerja, ga akan dapet kenikmatan duniawi yang sederhana kayak gini.

"Iya, iya, aku bangun. Mas minggir, ih!" Sehun menyingkir dari atas gue. Emang, gue sama Sehun udah ga malu buat ngecup. Tapi gue ga pernah mulai duluan buat ngecup dia. Tapi kalau ciuman kayak semalam..walau ena, tapi kalau di ulang lagi, rasa malunya kayak pengen mati aja. Lagian, bibir gue sampai sekarang juga masih senut-senut. Masih sakit dan masih dikit bengkak juga.

"Mas udah mandi?" Sehun cuma ngangguk dan dia buka tabletnya. Biasa, buat ngecek perkembangan perusahaannya. Gue lebih milih ke kamar mandi.

Ga berselang lama, gue keluar dengan rambut basah, "Dek, kayaknya kita harus cepet balik ke Jakarta,"

Gue yang mau sisiran jadi ga jadi, dan beralih buat ngeliat Sehun, "Kenapa?"

"Tiga hari dari sekarang, ada rapat pimpinan sama pengusaha lain. Jadi, mau ga mau, aku harus hadir,"

"Penting banget kah, mas?"

Sehun ngangguk dan kita saling natap walau dia lagi selonjor di ranjang dan gue di meja rias, "Kalau kamu masih mau di Jogja, mas balik ke Jakarta sendiri aja. Nanti mas balik lagi buat jemput kamu,"

Gue gelengin kepala. Gue ga mau lah. Apaan, gue di tinggal sendiri. Itu sama aja kayak liburan ke maldives sendirian, "Aku ikut mas aja,"

"Jadi?"

Gue naikin satu alis gue, ga ngerti sama pertanyaan Sehun, "Jadi?"

"Kita ke rumah ayah sama bunda aja sekarang? Rumah ayah bunda deket sama malioboro. Kita bisa belanja. Kita juga bisa jalan-jalan,"

Gue buang nafas, gue sebenarnya masih pengen ke merapi. Pengen ke wisata kaliurangnya juga. Ga perlu jalan kaki, kita kesana bisa pakai mobil. Tadi, kalau semisal Sehun ga bilang liburan kita di percepat, gue mau ngomong mau ke merapi. Tapi ya udahlah. Toh, kerjaan dia lebih penting. Waktu buat berdua juga masih banyak. Kita juga bakal tinggal satu atap, satu ranjang, dan tiap hari bakal ketemu.

"Ya udah. Lagian, banyak juga yang perlu kita beli di malioboro,"

Gue balik menghadap meja rias. Gue pakai skin care doang. Males pakai make up tebel-tebel. Dari kaca, gue liat Sehun jalan ke arah gue. Dia lingkarin tangannya di leher gue, "Makasih, dek,"

"Buat?"

"Udah ngertiin mas,"

Gue senyum, "Kerjaan mas lebih penting. Mas kan bukan karyawan kayak aku. Mas pemimpin perusahaan, yang mana masa depan perusahaan dan karyawan ada di tangan mas. Mas mikul tanggung jawab besar buat kelangsungan hidup karyawan mas dan keluarganya,"

"Tapi mas ngerasa bersalah sama kamu. Tanggung jawab mas udah nambah satu. Tanggung jawab sebagai suami kamu, dek," Sehun kayak frustasi gitu sampai senderin keningnya di bahu gue.

Gue usap rambut Sehun, "Ga apa, mas. Aku malah ikut bangga kalau usaha yang kamu rintis dari nol bisa menjadi perusahaan besar,"

Gue belum cerita ya. Sehun pemilik perusahaan kain yang sekarang udah lumayan maju. Dia masok kainnya ke beberapa brand pakaian ternama. Dia juga ngomong, kalau mau kontrak sama brand Gucci dan Izro. Gucci brand pakaian yang udah tersohor. Bahkan di pakai Taehyung BTS sama Jennie. Kalau Izro, brand pakaian yang mungkin belum tersohor kayak Gucci. Tapi peminat dari kalangan seleb udah lumayan. Ambil contoh aja, Bora SISTAR, Yoona SNSD sama Sehun EXO. Ya, mungkin dengan rapat besok, dia dapet kontrak eklusif dari brand pakaian ternama lainnya.

eternal love between us ✔Where stories live. Discover now