F-11

2.6K 337 23
                                    

Recall the old name

•••


Tidak masuk sekolah di bulan-bulan awal memasuki musim rawan hujan adalah sebuah usaha membunuh diri sendiri dengan kebosanan akut. Terlebih diiringi gerimis mengundang. Tidur di kelas atau membolos di gudang, pasti lebih baik daripada tiduran di kamar.

Katanya, hujan itu mengantar banyak makna dan kenangan. Sayangnya, aku bukan orang kurang kerjaan yang akan duduk di balkon, bersama coklat hangat di meja, dan buku di pangkuan. Lalu membiarkan suara hujan mengiringi suasana hati yang mendadak sendu dilanda rindu. Duh, aku enggak sepuitis itu.

Menikmati hujan bukan solusiku menangani bosan. Kalau tahu hari ini awan sudah terlalu terbebani dengan partikel air dan berpotensi bocor, lebih baik nekat masuk sekolah saja. Daripada terkurung di kamar dan pura-pura amnesia kalau ada seorang wanita lain di rumah ini. Lagipula, mana bisa pura-pura kalau wanita itu akan mengetuk pintu setiap satu jam sekali. Motifnya sangat pasaran. Sekadar menawari bantuan apa aku kesulitan mandi dengan kaki cedera (dia mau memandikan aku, gitu?), membawakan bubur ayam tanpa kerupuk udang, memberi vitamin, membawakan jus, mengambil baju yang perlu dicuci, dll, dst, dsb.

Tipikal pencitraan yang mainstream.

Aku kapok izin sakit. Sehari lagi di rumah, mungkin akan kutumbalkan Andre sekalian untuk menemani. Tidak apa kalau dia cuma tiduran. Asal aku tidak sendirian. Tapi pilihan ini terlalu beresiko. Andre tidak akan keluar rumah dengan utuh tanpa pelajaran manis dari papa. Kasihan Bunda, kalau harus kehilangan putra tunggalnya.

Ting!

Ting!

Oh. Ternyata ada juga yang sadar aku tidak masuk. Hanya dua notifikasi pesan sudah membuatku senang secara berlebihan. Ini yang aku tidak suka, memiliki teman membuatku jadi kecanduan untuk diperhatikan.

Ryan

Sebenernya lo sama Alana tuh kenapa sih, Sha?

Kalian punya masalah apa?

Oke. Siapa yang bajak hp Ryan? Hanya perasaanku saja atau pesannya terdengar tidak seperti Ryan yang biasanya?

Ada apa?

Lo gak apa-apain dia kan?

Ryan is typing...

Lalu berhenti.

Ryan is typing...

Aku menunggu pesan orang yang mengetik saja sampai ragu-ragu. Cukup lama sampai gregetan sendiri. Sepanjang apa sih balasannya. Ada apa sama Alana. Kalau ini ada hubungannya dengan insiden praktek olahraga kemarin, kuharap semua selesai tanpa ada masalah yang dibesar-besarkan. Jujur, apapun yang dilakukan gadis itu aku tidak mau peduli. Tidak ada gunanya membalas orang yang sibuk memendam amarah padamu.

Ryan

Lo nggak apa-apa?

Hampir lima menit kupandangi tulisan ‘Ryan is typing’ cuma untuk mendapat pertanyaan itu? Buang-buang waktu.

Besok udah bisa masuk, kok.

Status pesan ceklis dua biru. Ponselku kembali senyap. Kutunggu belasan sampai puluhan menit kemudian. Masih sama. Tidak ada balasan.

CLASS FWhere stories live. Discover now