F-38 Epilog

1.6K 220 14
                                    

Aku gak berniat bikin epilog, tapi selalu ngerasa ga mau ini kelar sampe sini aja. Jadi ini kukasih epilog yang puanjaaaang mumpung lagi WFH.

So, jangan lupa vote dan comment yap! Makasih yg udah baca dari awal sampe sini.
Dan jangan lupa buat #dirumahaja. Stay safe ya semua :)

Love, Syn.

•••

Epilog

•••

“Tujuan orang ngadain reuni kan emang buat mengingat masa lalu.”

Aku mengangguk mengiyakan ucapan lelaki yang manisnya bertambah beberapa kali lipat sejak terakhir kali kami bertemu. Yang mana itu sekitar setahun lalu saat aku wisuda.

Ryan mematikan mesin mobil. Kami tiba di depan café yang nyaris kukunjungi setiap hari waktu kuliah.

Sebagai ketua reuni yang entah bagaimana caranya bisa mengumpulkan orang-orang sibuk ini, Arif terbilang rajin dan paling niat. Tangannya melambai-lambai bahkan sejak aku melihatnya dari luar jendela ruang VIP café ini.

“Mentang-mentang tamu jauh, telat sampe 40 menit.”

Ryan nyengir kuda mendengar sindiran Adi. Kemudian duduk dan tanpa canggung, dia membaur begitu saja dengan yang lain. Seolah mereka ketemu setiap hari dan terakhir berinteraksi kemarin sore.

Aku tersenyum agak canggung. Sedikit aneh rasanya. Selama kuliah, teman sekolah yang kutemui nyaris setiap hari hanya Arif dan Andre.

Dari segi fisik, mereka tidak berubah banyak. Mungkin hanya penampilan saja yang terlihat lebih dewasa. Dan aku merasa takjub, kok bisa Arif mengumpulkan mereka semua? Dipaksa, kah?

Aku merasa sangat senang. Tapi sayangnya, sahabatku justru tidak datang. Gevi sedang lanjut S2 setelah lulus S1 cuma 3 tahun. Tapi dia sudah berjanji akan pulang tahun depan. Dia menolak pulang tahun ini karena tahun kemarin sudah pulang hanya untuk menemui aku dan Arif. Itupun hanya 3 hari.

Juga ketidakhadiran Bu Hana di sini sebenarnya membuatku kurang bersemangat. Setelah kami lulus, Bu Hana resmi keluar dari sekolah. Beliau pindah ke Bandung dan menikah tidak lama setelah tinggal di sana. Aku pernah mengunjunginya yang mulai mengajar di sekolah swasta di Bandung, yang mana suaminya adalah pemilik yayasan yang mendirikan sekolah tersebut. Kini Bu Hana sudah dikaruniai anak laki-laki. Dan mengingat kesibukannya sebagai pengajar sekaligus ibu rumah tangga, beliau tidak bisa pergi ke luar kota semudah itu.

Tapi melihat obrolan yang berisik ini, kurasa alasan mereka datang jauh dari paksaan. Meskipun kecewa tak bisa dipungkiri setiap membahas Bu Hana dan Gevi yang tidak ikut hadir.

Waktu mungkin telah mengubah banyak hal. Sifat-sifat egois nan kekanakan nyaris tidak kurasakan di sini. Karena hanya rasa haru yang kuingat. Perasaan yang nyaris sama seperti di promnight 5 tahun lalu.

“Gue lagi buang hajat. Sampe loncat pas ada yang nelpon katanya gue dapet 10 juta dari tel***sel! Eh taunya si monyet ngerjain. Pake nomer baru segala!” Narendra bercerita.

“Si kampret Arif ini malah tiba-tiba nelpon pas gue lagi meeting. Sialnya, gue lupa silent hp. Abis dah gue dipelototin si bos. Masih anak baru padahal gue tuh,” curhat Alfian yang baru dua bulan ini bekerja di salah satu lawfirm di Jakarta.

“Gue lagi live ig. Bikin tutorial ngalis ala Korea, lah tau-tau si KM kurang kerjaan ini request live bareng. Parah! Sekarang followers gue pada kepo sama lo tau!” ini Mira. Setauku dia cukup populer di Binus. Followersnya sudah ratusan K di instagram. Aku beberapa kali menonton tutorial make upnya tapi berakhir gagal terus saat berusaha meniru.

CLASS FWhere stories live. Discover now