Empat

4.4K 620 106
                                    

[edited]

Hanna menunggu sekitar setengah jam. Dia duduk di ruang tunggu dan menjadi penghuni satu-satunya untuk sementara di lantai yang sunyi itu sebelum Jung Minhee datang. Seulas senyum manis adalah sapaan pertama yang dia berikan. Hanna cepat-cepat berdiri dan menunduk memberi salam.

"Selamat pagi!" Hanna menyapa.

"Selamat pagi, Hanna. Sudah lama menunggu?"

"Belum terlalu lama, kok." Hanna menjawab.

Untuk beberapa saat, Hanna terpesona oleh penampilan Minhee yang elegan. Berkelas. Sama seperti dirinya sendiri, Minhee mengikat rambut cokelatnya tinggi di belakang kepala, panjangnya menjuntai hingga punggung dan sedikit bergelombang. Dia mengenakan kemeja satin kerah rendah berwarna cokelat pastel dan rok hitam membentuk lekuk tubuhnya yang menarik. Hanna bisa menghirup aroma ceri dari tubuh Minhee.

Jimin memang tidak pernah mengatakan apapun tentang cara berpakaian, tapi rasanya hal tersebut sudah menjadi aturan tak tertulis bahwa semua karyawan harus berpenampilan sebaik-baiknya.

Untuk hari ini Hanna sudah merasa cukup nyaman dan percaya diri. Rambutnya juga diikat rapi dengan pita hitam dari satin. Kening Hanna bersih dari poni karena menurutnya susah diatur dan mengganggu penglihatan. Meski begitu, rambut-rambut halus agak mencuat di kening. Kemeja hitamnya baru diambil dari laundri tadi malam dan rok putihnya juga masih mengkilap, baru, bersih dari noda.

"Oke, Hanna." Minhee berujar. "Aku langsung saja, ya."

Minhee berjalan ke meja panjang yang kemarin dia tempati. Sekarang hanya ada perangkat komputer dan pot kosong di sana.

"Seminggu belakangan aku menempati meja ini sebagai pengganti sementara. Sebenarnya aku bekerja di bagian perencanaan di lantai tujuh. Mulai sekarang, ini akan menjadi meja kerjamu." Minhee menepuk pelan permukaan meja sembari tersenyum. "Aku tebak tentu ini bukan pertama kali kau bekerja, kan?"

"Tidak. Sebelum ini aku bekerja di Taeyang Company sebagai asisten kepala departemen HUMAS. Sudah dua tahun yang lalu, sih."

Minhee terlihat takjub. "Wah, itu berarti kau sudah punya cukup banyak pengalaman. Semoga tidak sulit untuk membiasakan dirimu di sini, ya."

Minhee lalu membungkuk sedikit dan membuka laci. Dari sana dia menarik keluar beberapa berkas. "Ini panduan tentang GoldenCloud yang mungkin ingin kaubaca di waktu senggang. Isinya diperbaharui dua kali setahun dan ini edisi paling baru. Yang ini, baru aku cek ulang dua hari lalu, isinya pertemuan penting yang harus Tuan Park hadiri untuk dua minggu ke depan. Semacam peraturan tak tertulis kalau klien harus membuat janji setikdanya dua minggu sebelum hari H. Dia tidak suka terburu-buru." Minhee berhenti sebentar untuk mengambil napas. "Dan, yah. Seperti yang kau pasti sudah tahu, Tuan Park punya anak kecil yang baru masuk sekolah dan belakangan dia harus hadir di acara rekreasi atau pentas seni anaknya. Kegiatan seperti itu sudah pasti terjadwal, jadi jangan heran kalau ini juga akan jadi salah satu pertimbangan sebelum menyetujui sebuah pertemuan."

Hanna berusaha mengikuti semua yang Minhee sampaikan dan kalimat terakhir membuatnya kehilangan kata-kata.

"Wow. Itu ... keren."

"Aku tahu. Luar biasa bukan?" Minhee bersidekap dan melanjutkan, "But, well ... Presdir kita bukan presiden Korea Selatan dan bukan satu-satunya orang penting, jadi terkadang dia yang harus mengikuti jadwal orang lain. Mungkin di sini kau harus berpandai-pandai menggantikan tempatnya untuk urusan kantor atau urusan pribadi mendadak. Tidak akan jauh-jauh dari Park Abel--Oh, jangan panik dulu," sergah Minhee cepat-cepat begitu melihat perubahan ekspresi Hanna ketika dia menyebut menggantikan Jimin untuk urusan kantor. "Kau tidak akan dibiarkan bekerja sendiri, kok. Itu gunanya ada aku dan kepala departemen lain. Tapi tetap saja, jangan kaget kalau sewaktu-waktu kau harus menggantikan Tuan Park adalam meeting kalau beliau ada urusan mendadak."

Edenic {✓} SUDAH TERBITOnde histórias criam vida. Descubra agora