Delapan Belas

4K 583 311
                                    

Pemuda berkacamata dan poni rata itu menatap Hanna tak berkedip, seperti seorang polisi yang sedang memperingati tersangka agar tak melakukan aksi kriminal yang sama dua kali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pemuda berkacamata dan poni rata itu menatap Hanna tak berkedip, seperti seorang polisi yang sedang memperingati tersangka agar tak melakukan aksi kriminal yang sama dua kali. Jemarinya terpaut erat, menekankan setiap kata yang dia ucap.

"Bukannya aku berprasangka buruk pada orang lain, tapi sejak awal aku sudah memerhatikan gerak-geriknya. Walau pun nanti pada akhirnya aku membuktikan kekhawatiranku benar, tapi itu tak akan menghentikan apapun itu rencana Hwang Jiyeon kembali ke sini."

"Lalu, urusannya dengan Tuan Park apa? Dan Yoongi mengatakan sesuatu tentang penipuan dan pemerasan. Apa itu ada hubungannya juga?"

Kim Taehyung mengembuskan napas berat dan menunduk sesaat. Ujung sepatunya diketuk-ketukkan gelisah, sebelum iris gelap itu menatap Hanna lagi penuh kegugupan yang kentara. "Kau tahu, untuk keluarga terpandang seperti keluarga Park, rumor negatif sekecil apapun bisa merusak pamor mereka. Merendahkan harkat dan martabat nama besar yang mereka junjung tinggi. Belum lagi kemampuan media bermain kata bisa mencoreng nama baik, membuat klien meragukan kinerja perusahaan, bahkan walau faktanya itu tak berkolerasi dengan bisnis sekali pun. Di bawah pimpinan Tuan Park, GoldenCloud mencapai masa kejayaan dan namanya disandingkan dengan perusahaan-perusahaan besar yang menyokong perekonomian negara. Tentu, dengan pencapaian ini, orang dunia bisnis mengharapkan prestasi yang stabil bahkan lebih. Tidak hanya kecantikan yang punya standar. Dunia bisnis juga."

Taehyung menegakkan punggung lalu mendorong bingkai kacamata dengan jari manis. "Orang-orang ini tahu Tuan Park sudah cukup berumur dan punya kesehatan jantung yang rentan. Namun mereka juga tahu, Tuan Park itu seorang raja yang punya tiga pangeran. Namjoon dan Hoseok mungkin cukup kuat untuk berdiri dengan kaki mereka sendiri, punya kemauan kuat untuk menentang, juga kemampuan yang sanggup mereka buktikan. Pondasi mereka sudah terlalu kuat untuk digoyahkan oleh bujuk rayu Tuan Park, dibuktikan dengan Namjoon yang sukses sebagai arsitek, dan Hoseok yang lulus sekolah mode di Paris. Tapi Jimin ini anak bungsu berhati lembut yang sayang pada orangtuanya."

"Dan dia mengambil sekolah bisnis demi Tuan Park?"

"Yep." Taehyung terdiam memandang ke luar. "Sayang sekali, padahal Jimin berbakat dalam seni. Dia mahir main musik dan dulu juga hobi fotografi. Tapi menurutnya, keinginan orangtua jauh lebih penting. Lalu seperti hujan di musim panas, dia bertemu Jiyeon yang di mata Jimin membasahi lagi tanah yang sudah gersang. Dia jatuh cinta, menukik tajam tanpa arah, mencurahkan semua isi hatinya, bahkan tak peduli betapa bodoh dia terlihat. Bayangkan betapa hancur hatinya ketika dia tahu, pertemuan dengan Jiyeon itu bukannya tidak sengaja."

"Maksudnya?"

"Kadang, untuk mencapai titik puncak, ada yang harus kita korbankan. Apalagi di dunia bisnis, uang dan keuntungan itu segalanya, Han. Aku tidak bisa menilai terlalu jauh tentang ini, karena aku tidak paham, tapi kalau dilihat dari luar, rasanya apa yang sudah Tuan Park lakukan memang membawa banyak hal baik untuk GoldenCloud dan ratusan pekerjanya. Seperti pohon apel berbuah lebat di setiap inci dahan, tumbuh subur di tengah padang rumput, orang yang melihat pasti akan tergiur dan berebut mengambil keuntungan dari pohon itu; buahnya yang manis dan segar. Bahkan walau harus menginjak rerumputan sampai mati."

Edenic {✓} SUDAH TERBITWhere stories live. Discover now