13. Permen Terakhir

1.3K 173 22
                                    

Jong in masuk ke dalam mobil, di mana naeun sudah berada di sana, "apa dalam mobil itu remnya benar-benar rusak??"tanya naeun. jong in hanya tertawa

"kau cepat tanggap sepertinya...bahkan kau mendengar sesuatu yang kukatakan dengan pelan"naeun hanya tertawa sebagai balasannya. "tidak...di dalam mobil tak ada satu pun yang rusak... apa aku sebrengsek itu membuat wanita yang ku suka dalam bahaya?? Aku lebih senang melihatnya tertawa bersama pria lain meski itu menyebalkan namun aku masih bisa melihatnya....aku akan mendekati dia dengan caraku sendiri"

"pak..bukankah anda begitu romantis??"puji naeun membuat jong in tertawa.

"benarkah?? Apa gunanya romantis jika tak bisa memiliki bae suzy"balas jong in.

"tapi pak, bukankah sepupu anda begitu romantis??''

"apa?? romantis..dia hanya pria bodoh yang beruntung bisa menikahi wanita secantik bae suzy"naeun mengangguk-angguk dengan kepala meledek "kau menghinaku??"omel jong in.

"kim jong in..."jong in mengerutkan keningnya saat mendengar nauen memanggil namanya. Wanita itu, dia sendiri yang mengatakan bahwa akan menggunakan bahasa formal kapanpun dan sekarang lihatlah ia yang melanggar aturannya "aku akan mengatakan ini sebagai temanmu...."

"jangan katakan...."potong jong in, ia tahu apa yang di katakan sahabat semasa kuliahnya itu.

"perusahaan dan wanita ..semuanya milik pria bodoh itu, tak bisakah kau tak mengambil semua darinya. Sedikitlah bersyukur karena pria itu bodoh hingga kau berada di tempatmu yang sekarang.. biarkan dia memiliki kebahagiaannya juga...."nasehat naeun

"tidak, jika wanita itu bae suzy"

"kenapa??"tanya naeun

"entahlah....."balas jong in.

"apa kau mengenal wanita itu suatu tempat??"tanya naeun. jong in hanya diam lalu melihat keluar jendela.

"aku yang lebih dulu bertemu dengannya di banding pria bodoh itu"

jong in ingat dengan jelas ketika pertama kali ia masuk ke kelas suzy sebagai dosen baru, wanita aneh itu hanya tertidur di belakang dengan nyaman, jika ia bisa meminta, jong in duduk di samping suzy dan menjadi teman sebangkunya. berbicara dengan nyaman dan tertawa bersama bukan hubungan seperti sekarang. 

"tapi...."

"waktumu sudah habis sekertaris son..sekarang kembali ke peraturan yang kau buat, sekarang kita masih dalam waktu kerja...."

"kita hanya pergi untuk makan siang dengan salah satu rekan bisnismu...."

"hmm..itu bagian dari pekerjaan, jangan bangunkan aku...aku akan tidur"jong in memejamkan matanya, naeun melihat jong in dari kaca dan menghembuskan nafas beratnya. Ia mengenal pria itu dengan baik. Jong in jika sudah menyukai sesuatu maka ia akan berusaha untuk memilikinya apapun yang terjadi.

************

Ketika selesai makan dan duduk berbincang-bincang, ah tidak yang sebenarnya terjadi adalah sehun hanya duduk mendengarkan omongan mereka tanpa mengerti satu pun. Rasa bosan yang kini mnedera dirinya hanya bisa ia lampiaskan dengan mengembungkan pipinya, memainkan jari-jarinya atau sekedar melihat-lihat keadaan rumah mewah milik kolega orang tuanya tersebut.

"hufftt...."sehun menghembuskan nafas panjangnya

"aku merindukanmu...seharusnya aku ikut saja denganmu...ini membosankan"oceh sehun dengan suara pelan. Lalu tak lama rasa bosan yang sudah yang menderanya sirna ketika bendah persegi panjang tersebut bergetar dan memperlihatkan nama seseorang.

MY PERFECT HUSBAND (END)Where stories live. Discover now