14. Kesepakatan

1.4K 181 44
                                    

Hari ini masih terasa berbeda seperti sebelum-sebelumnya, bangku tempat seorang wanita berambut pendek itu masih terlihat kosong. Biasanya mereka akan berisik, beradu mulut atau sekedar bercerita mengisi waktu luang. Namun akhir-akhir ini hanya kehampaan dan kehilangan yang mendominasi hati wanita cantik itu. sosok sahabat yang menghilang darinya meninggalkan luka yang begitu mendalam.

Jiyeon meletakan kepalanya di meja air mata yang mengalir menatap meja di sampingnya yang kosong dengan bunga krisan putih di atas meja itu sebagai tanda belasungkawa dari teman-teman sekelas dan juga mereka yang mengenal suzy.

Jiyeon meletakan kepalanya di meja air mata yang mengalir menatap meja di sampingnya yang kosong dengan bunga krisan putih di atas meja itu sebagai tanda belasungkawa dari teman-teman sekelas dan juga mereka yang mengenal suzy

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tangan jiyeon mengarah dan mengusap-usap meja sahabatnya. Ia merindukan suara sahabatnya itu, ia merindukan candaannnya ia merindukan tawa lebar sahabatnya yang tampak begitu cantik akhir-akhir ini

"kau..wanita kejam.. mengapa kau begitu kejam pada kami?? kau berjanji akan menggunakan toga bersamaku...kau berjanji akan hadir dalam foto kelulusan kita....lalu mengapa kau mengingkarinya??"guman jiyeon dengan air mata yang terus mengalir.

"kau bilang kau ingin cepat-cepat lulus dan memiliki 10 anak bersama suamimu kemudian hidup bahagia.... lalu mengapa kau berakhir menyedihkan seperti ini...wanita kejam"

Kemudian chanyeol datang dan duduk di kursi yang berada di depan kursi suzy. kemudian menghembus nafas beratnya melihat bunga-bunga di meja suzy.

"wanita menyedihkan ini harusnya ia menikah denganku.... kau menolakku dengan kejam dan mengapa sekarang pergi begitu saja?? kau memang wanita kejam...."

Jiyeon mengangkat kepalanya dan menatap chanyeol. Profesor muda di depannya itu tersenyum pada jiyeon mencoba menghapus air mata jiyeon. saat ini mereka hanya bisa saling menguatkan

"bae suzy...baik-baik saja...mungkin saat ini ia sudah bahagia...."

hibur chanyeol lebih tepatnya ia menghibur dirinya sendiri

"ia sedang menertawakan kita dari suatu tempat karena menangisinya...''lanjut chanyeol mencoba bercanda.

***

Chanyeol dan jiyeon berjalan dengan diam, namun langkah mereka terhenti melihat pria yang berdiri di sana tanpa menggunakan sandal dengan celana joker serta kaos oblong yang biasa ia gunakan. Pria tampan itu berdiri dan menatap pintu keluar seolah menunggu seseorang.

"seminggu sudah berlalu dia akan baik-baik saja bukan??"guman jiyeon dengan mata berkaca-kaca.

"bagaimana mungkin ia baik-baik saja saat ini ia berdiri di sana menunggu kepulangan istrinya"jelas chanyeol dengan menatap sehun sendu. "pria itu masih menunggu istrinya... dia masih menunggu istrinya kembali"lanjut chanyeol.

Jiyeon menghela nafasnya dan berjalan melangkah mendekati sehun. Sudah beberapa hari jiyeon dan chanyeol hanya mengamati sehun dari jauh. Tanpa mendekatinya atau hanya sekedar memberikan pernjelasan bahwa suzy tak akan kembali lagi. Namun pria yang dulu ia fikir bodoh itu melakukan hal yang sama berhari-hari. Menunggu kepulangan istrinya yang bahkan tak akan kembali lagi padanya. Sehun meliihat jiyeon yang mendekat lalu tersenyum bodoh. Mungkin karena senyum bodohnya itulah yang membuat sahabatnya bae suzy jatuh cinta padanya.

MY PERFECT HUSBAND (END)Where stories live. Discover now