27. Arti sebuah Maaf

1.5K 162 18
                                    

Jong in menghembuskan nafas berat melihat ibunya yang sedang terbaring dengan selang infus di tangan. Tangan jong in terangkat memegang tangan ibunya dengan hati yang terluka, wanita yang sering terlihat kuat kini berbaring dengan lemah.

"ibu mengalami stress dan tekanan...bahkan melewatkan waktu makan sehingga keadaannya ambruk"jelas soojung yang duduk di samping suaminya.

"hmm..terimakasih soojung"guman jong in tanpa mengalihkan tatapan dari ibunya.

"kau juga harus bersitrahat"suara tn.kim terdengar, jong in menggeleng kepalanya "kau sudah seharian di sini..setidaknya pulang dan mandilah..jangan khawatirkan ibumu...ada ayah di sini"

"tidak apa...."

"pulanglah...aku akan menemani ayah dan ibu di sini...kau beristrahatlah sebentar"kali ini soojung yang membuka suaranya. Ia bahkan tak tega melihat suaminya yang teramat ia cintai ini kacau, ya sebegitu besar soojung mencintai jong in. Bahkan hatinya masih cukup untuk menerima kenyataan bahwa jong in masih mencintai wanita lain. Hatinya masih memiliki tempat untuk hal tersebut.

Setidaknya jong in tetap berada di sisinya,

Setidaknya jong in masih berada di sisinya,

hanya itu yang bisa membuat soojung bertahan saat ini. Jika ia melepaskan jong in, ia takut suaminya semakin terluka dengan mengejar cinta yang memang bukan untuknya.

"aku akan pulang sebentar untuk mandi"jong in memilih mengalah, waktu sudah menunjukan pukul 11 malam, ia menyentuh wajah ibunya dengan lembut, mencoba memaksakan senyumnya.

"jangan khawatirkan apapun...kau memiliki putramu di sini... sih bodoh itu tak akan bisa menyentuhmu"lirih jong in dalam. Melihat ibunya yang terbaring seperti ini saja seperti tertikam ribuan jarum apalagi melihat ibunya di seret ke kantor polisis. Jong in tak yakin ia akan baik-baik saja.

Pria tampan berkulit coklat itu pun berdiri, penampilannya sedikit kacau dan juga tampak lelah namun ketampanannya tak juga berkurang. Ia mengambil jas dan kunci mobilnya lalu melihat ke arah soojung yang melihat kearahnya. Matanya penuh pengharapan, jong in tahu akan hal itu hanya saja...

Tangan jong in naik ke kepala soojung, hanya ia letakan dengan diam.

"tolong jaga ibuku"soojung tersenyum lebar. Ini pertama kalinya jong in berkata dengan nada lembut seperti itu, bahkan tatapannya bukan lagi seperti berada di kutub utara. Apa perlahan-lahan es dalam tubuh pria ini mulai meleleh? Benarkah?.

"hmm...aku akan menjaga ibu.. jangan khawatir"rona merah di wajah soojung tak bisa ia sembunyikan lagi.

Jong in akhirnya berlalu dari VVIP tersebut.

***

Tak sampai 1 jam jong in sudah sampai di rumahnya, selain karena jalanan yang tak begitu macet. Pria tampan itu mengemudi dengan kecepatan yang sungguh gila. Pikirannya terbagi akan ibunya dan kemarahannya pada sehun.

Ia masuk ke dalam rumah yang gelap, sepertinya semua lampu sudah di padamkan, ia pun menyalakan lampu, jangan sampai ia terjatuh dengan tidak elit hanya karena menabrak sofa atau hal lainnya. Ia berjalan hendak menuju kamarnya, namun ekor matanya menangkap sosok yang sedang menikmati wine di sana.

Jong in ingin mengabaikan keberadaannya namun kemarahan dalam dirinya lebih besar. Ia menarik kursi di depan sehun dengan kasar hingga menimbulkan bunyi berdecit, ia pun duduk mengambil gelas. Dan tanpa izin seempunya ia menuangkan wine ke gelas lalu memimunnya dalam sekali tegukan. Setelah itu ia menuangkannya lagi untuk gelas yang kedua dan kembali meneguknya.

 Setelah itu ia menuangkannya lagi untuk gelas yang kedua dan kembali meneguknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY PERFECT HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang